Tuesday, April 25, 2017

#ZLS Leave You? Impossible! Part 2

Posted by Unknown at 10:32:00 PM 0 comments
Title: #ZLS Leave You? Impossible! {Part 2}

Author: @TaqqisMom @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @zaynmalik as Zayn Malik
          - @(Yourusername) as (Your Name) / Zayn's Wife
          - Mohammed Taqqi Malik as Your Son (karangan Author)
          - @VictoriaJustice as Sophie Zughbie 
          - @OmgAdamSaleh as Amree
          - Malik's Family
          - And other boys of  @OneDirection {Louis, Liam, Niall, and Harry}

             


|Welcome to my Imagination|

Hope you like, guys ;)


~ZLS~


_Author pov_


“so, with whom?”. Sahut Louis membuka pertanyaan yang sedari tadi ditunggu-tunggu para member 1D juga Evvane.

“Zayn Malik”. Sambar sang menejer tak berlama-lama lagi.

Sontak bolamata Zayn membulat seolah akan keluar dari mata indahnya yang berubah membara, begitu terkejut akan keputusan sang menejer yang ia tau sangat keras kepala, akan sulit sekali jika ia menolaknya. Zayn tentu saja tak ingin itu terjadi, yang benar saja, ia harus melakukan adegan sepasang kekasih yang berlari-lari ditengah padang rumput hijau yang tinggi dan mereka saling membenturkan bibir mereka saat terjatuh diatas padang rumput tersebut, dan itu dengan Evvane? Siapapun orangnya, walau bukan Evvane sekali pun, Zayn tetap tak mau.

What? Kenapa harus aku? Bukankah manager kami sepakat bahwa Harry yang melakukannya? Atau, kita bisa memakai model pria juga. Kenapa aku dan.. dan kenapa..?”. Zayn mengalihkan pandangannya kearah Evvane yang masih berdecak pinggang terkejut karena ternyata Zayn yang dipilih sang menejer untuk menjadi lawan mainnya.

“Zayn ku ingatkan sekali lagi, akulah manager kalian sekarang, dan aku memutuskan kau yang akan menjadi peran utamanya. Sepertinya ide dari beberapa orang yang melihat foto kalian dahulu saat bersama, juga cara Evvane menciummu itu sangat menarik, Zayn. Maka dari itu aku memilih kalian”. Zayn terkekeh mendengar penjelasan konyol alasan kenapa managernya ini memilih dirinya, atau memilih Evvane sebagai lawannya.

Zayn terkekeh, “orang siapa? Fans kami? Aku bahkan tak pernah mendengar mereka bilang begitu, aku tau fans kami tak menginginkan hal itu, bahkan..”. Tenggorokan Zayn sedikit tercekat saat sebuah kalimat yang akan dilontarkannya, ia takut melukai perasaan Evvane yang sudah mengakui kesalahannya kala itu, saat gadis itu memaksa menciumnya dan membuat gosip heboh dengan mengaku sudah berkencan dengan Zayn, hingga terimbas pada dirimu yang begitu teriris mendengar dan melihat hal itu. Tapi, Zayn juga sudah berjanji padamu akan melupakan masalah itu dan memaafkan perbuatan nekat Evvane.

Zayn menarik nafas panjang dan menghembusakannya, “i’m sorry i can’t”. Lanjut Zayn yang merendahkan suaranya, memilih untuk langsung saja menolaknya. Ia mulai gerah dengan pembicaraan yang hampir membuatnya berapi-api ini. Ia bangkit dan berjalan keluar dari ruangan itu.

get back, Zayn! Kau menolak apa karena kau takut kembali mencintai Evvane lagi?”. Sontak Zayn terkejut dan berhenti untuk melangkah, begitu pun dengan Evvane yang tak mengira bahwa pembicaraan ini akan sampai kesini.

Zayn mendengus tertawa, ia sudah begitu muak, berusaha keras untuk tidak membuka aib gadis itu tapi manager baru yang sangat amat menyebalkan itu membuatnya meledak-ledak. Zayn memutar tubuhnya, menatap mata sang manager dengan tatapan menyidik, “aku menolak bukan karena alasan konyol seperti yang kau bilang. Siapapun gadis itu, aku tetap akan menolaknya”. Kemudian Zayn melirik kearah gadis yang berdiri tepat di belakang Miller. Sorry, Evvane”.

Zayn juga meminta maaf pada model sekaligus penyanyi cantik itu karena ia tau ini akan merepotkan gadis itu. Alangkah baiknya jika Zayn menolak permintaan Miller yang sudah menyusahkannya itu dari awal.

“Zayn! Aku belum selesai bicara!”. Miller terus mencegah Zayn untuk tidak keluar.

“kau sudah selesai dan aku menolaknya”. Zayn kembali menegaskan keputusannya sebelum ia membuka pintu dan pergi keluar meninggalkan mereka semua.

“jika kau menolaknya kau harus membayar semua kerugian yang telah aku keluarkan untuk perencanaan pembuatan Video Clip ini”. Ancam sang menejer, ancaman yang begitu serius.

“alasan apa kau memaksaku? Bukankah sudah jelas kukatakan, AKU MENOLAKNYA!”. Zayn membanting pintu pada kalimat terakhirnya. Para member 1D mulai bangkit berdiri, sementara Miller terlihat geram melihat penolakan Zayn.

“Zayn, calm down!”. Sahut Liam menghampirinya.

“jika kau tetap memaksaku, aku akan bicarakan hal ini dengan Simon. Selesai.” Lanjut Zayn.

“kau fikir Simon akan menurutimu?”. Halang Miller lagi sebelum Zayn ingin berbalik.

“of course”.

“Not, Zayn”. Jawab Miller seperdetik, ia menyunggingkan sudut bibir kanannya, berbalik mengambil handphonenya yang tergeletak diatas meja.

“kau fikir aku bodoh mengadakan rapat ini tanpa sepengetahuannya?”. Ucap Miller seraya menyapu layar ponselnya. Zayn menautkan alisnya, menunggu Pria bertubuh lebih pendek darinya itu melanjutkan kalimatnya.

Miller memberikan ponselnya pada Zayn, sementara member yang lain juga Evvane bertanya-tanya apa yang dilihat Zayn pada layar ponsel tersebut hingga membuat raut wajahnya justru tersenyum menyepelekan, bertolak belakang dengan ekspresi Liam yang sejak tadi sudah berdiri disamping Zayn nampak sedikit terkejut setelah ikut melihat layar ponsel Miller.

“kau fikir aku berhenti menolak hanya karena ini? konyol sekali”. Ucap Zayn mendengus seraya melempar ponsel itu ke hadapan Miller.

“Miller, sesampainya kita di London, kita akan menemui Simon sendiri. Kita bisa menggunakan model lain, atau Harry jika ia mau. Jadi, tidak perlu kau repot memaksa Zayn seperti ini. Ini hal mudah, tak usah kau besar-besarkan”. Ujar Liam merangkul dan menepuk-nepuk pundak Miller.

“siapa yang membesar-besarkannya? Aku hanya meminta dia untuk melakukan adegan itu dalam satu take, tidak sulit dan hanya satu kali adegan kissing. Kenapa ia bertingkah seolah aku memintanya beradegan ranjang dengan...”. Zayn berlari ke arah Miller seraya berteriak, “SHUT UP YOUR ****** MOUTH!”.

Liam menarik tubuh Miller yang kerah kemejanya tersangkut ditangan Zayn agar menjauh, sementara Zayn tertahan oleh Tubuh Louis dan Niall yang seperdetik berlari mencoba menghalanginya, “stay cold, Man. Calm down..”. ucap Lou pada Zayn.

“bisakah kalian hentikan saja omong kosong ini?”. Sahut Harry memecahkan keriuhan.

“sudah dari awal kukatakan, aku saja yang menjadi model itu, aku tidak keberatan. Aku juga akan bicarakan ini lagi pada Simon nanti”. Lanjut Harry.

“okay, menurutku itu lebih baik, Miller”. Tambah Evvane.

Mendengar keputusan itu Zayn merasa sedikit tenang, ia sudah yakin Miller telah mendapatkan solusinya. Ia melepaskan cengkraman Louis dan Niall lalu berlalu menuju pintu keluar, tanpa perduli apa tanggapan si Manager baru itu.

Akan tetapi Miller tak mau menyerah, ia mencari cara lain agar si pria beralis tebal itu mau menyetujuinya keputusannya, “aku tak bisa memperpanjang kontrakmu jika kau tetap menolaknya, Zayn”. Zayn berhenti melangkah setelah ia membuka pintu keluar.

“jika itu terjadi, bagaimana dengan rencana besarmu? Kurasa aku tak bisa lagi membantumu, Sorry”. Lanjut Miller diakhiri dengus tawa kecilnya.

Zayn masih membiarkan pintu itu terbuka sementara dirinya sudah berada diluar. Zayn terdiam sejenak, sesuatu membatin dalam hatinya, ancaman itu seolah menjadi lubang besar ditengah jembatan berlapis emas yang baru saja ia bangun, seakan lubang tersebut akan semakin membesar dan meruntuhkan jembatan emas tersebut saat ia kembali dan mengatakan pada menejer gila itu bahwa ia tetap akan menolaknya.

“apa maksudnya?”. Gumam Harry pada Louis dan Niall.

Lama Zayn berdiri diambang pintu, sementara yang lain masih berada didalam menunggu bayangan hitam itu bergerak, kembali atau pergi.

“ayolah Zayn.. jangan kau hiraukan ancaman itu, kau pasti lebih mencintai istrimu ketimbang apapun itu!”. Desis Niall yang sampai ke telinga Louis dan Harry yang berdiri dibelakangnya.

Sementara Zayn, ia menyesal karena sudah merencanakan suatu hal yang penting dalam hidupnya bersama managernya, bak terpeleset dijalanan yang sama dengan jalanan yang setiap hari ia lalui, baru kali ini ia begitu mudah percaya pada seseorang yang baru ia kenal. Sebuah rencana yang sudah terlanjur ia jalankan. Apa ia harus membatalkannya hanya karena hal sepele itu?

Zayn memejamkan matanya, perasaannya benar-benar kacau saat ini. Ia sudah menunggu hari itu datang, tapi sebuah batu besar menghantamnya, menghalangi harapan dan angannya.


~ZLS~


Tangan yang masih dipenuhi dengan tatto itu berhasil membuka kenop pintu berlapis cat hitam dihadapannya. Ia menutupnya kembali setelah ia sudah berada didalamnya, Zayn memperhatikan disekelilingnya, ruangan itu lebih sepi saat ia meninggalkannya tadi untuk menemui menejer gila itu, hanya ada dua tiga orang disana yang sedang merapihkan barang-barang. Tapi, dimana kamu dan Taqqi?

Zayn menggeledah seluruh ruangan seraya memanggil namamu. Zayn tak menemukanmu juga Taqqi, degup jantung Zayn mulai bergemuruh, perasaannya mulai tidak enak, ia bertanya pada beberapa kru yang masih sibuk merapihkan sisa-sisa barang yang ada, dan tak ada satupun dari mereka melihatmu. Tiba-tiba pintu terbuka, berhasil mencuri pandangan Zayn, namun itu tak membuat nafasnya melega, itu hanya Lou Teasdle yang menggendong Lux putrinya bersama pegawai pribadinya.

“ada apa, Zayn?”. Tanya wanita berambut ikal putih brunette itu yang menangkap wajah kekhawatiran Zayn.

“kau lihat istri dan anakku? Mereka kutinggalkan disini”. Zayn balik bertanya dengan suara yang tercekat, ia seperti takut terjadi sesuatu padamu.

“aku tadi melihatnya keluar membawa anakmu yang menangis memanggilmu”. Jelas pegawai Lou.

“kemana?”. Sambar Zayn.

“entahlah, ia pergi tepat saat kau keluar dari ruangan ini”. Zayn memejamkan mata dan menggigit bibirnya, ada sesuatu yang ia takutkan dalam hatinya. Pembicaraan panas diruang rapat tadi tiba-tiba terngiang di dalam fikirannya.

“tenanglah Zayn, ia pasti masih berada disini, kau tak usah sepanik itu, memangnya mau pergi kemana dia sampai kau terlihat ketakutan begitu?”. Ujar Lou menatap wajah Zayn dengan keanehan.

“tidak, aku hanya takut sesuatu mengganggu fikirannya dan dia..”. Zayn bicara sendiri, gambaran buruk hampir dua tahun silam itu terus berkelabat didalam kepala Zayn. Sesuatu yang seharusnya tak akan terulang lagi.

“sudah kau coba telfon?”. Usul Lou, menangkap bahwa Zayn tengah mengkhawatirkan sesuatu yang tak biasa.

Zayn mencari Handphonenya yang hampir lupa diamana ia letakkan. Kemudian menekan tombol satu untuk beberapa detik dan muncul deretan nomor serta nama Everything diatasnya. Zayn berhasil menelfonmu tapi bersamaan dengan itu suara dering telfon terdengar begitu dekat dan Zayn menghampiri asal suara itu. Sial, Zayn mengangkat jacket kulit birunya dan Handphonemu terbaring disana kelap kelip menunggu panggilan Zayn itu diangkat.

“kau sudah periksa beberapa toilet disini dan ruangan lainnya?”. Usul Lou mencoba cara lain yang mungkin bisa membuat rasa kecewa diwajah Zayn menghilang.

“belum”. Seperdetik Zayn keluar, begitu pula beberapa kru dan bodyguard 1D yang diperintahkan Lou Teasdle untuk membantu Zayn mencarimu.

Sudah hampir lima belas menit Zayn mencarimu kemana-mana, ia kembali keruang istirahat tadi dan kamu tetap tidak ada disana. Lou menghampiri Zayn dan berkata, “Zayn, Security gedung ini melihat (yn) membawa Taqqi keluar arena konser ini dengan tergesa-gesa, dan mereka semua tak tau kemana (yn) pergi”. Jelas Lou. Ini memperkuat dugaan Zayn, sekarang ia tahu dimana kamu dan mengapa kamu pergi. Tak menunggu lama lagi Zayn berlari pergi dari ruangan itu.

“Zayn! Tunggu kau mau kemana?”. Tahan Lou, pintu kembali terbuka namun bukan Zayn yang masuk, melainkan Steeve yang dibuntuti Harry, Louis, Liam dan Niall.

“Steeve kau ikut dengan Zayn, sekarang susul dia cepat!”. Perintah Lou dan Steeve langsung berlari menyusul Zayn, Zayn akan keluar dari arena maka ia tak boleh keluar sendiri jika tidak ingin dikerumuni fans-fansnya yang tak sedikit disini.

“ada apa dengan Zayn?”. Tanya Liam. Yang sama bingungnya dengan Niall, Louis, dan Harry melihat Zayn berlari keluar tergesa-gesa tadi, tanpa menghiraukan mereka yang lewat dihadapannya.

“kurasa terjadi sesuatu dengan Zayn dan istrinya”. Ucap Lou yang khawatir.

“(yn)? Zayn mencari (yn)? Memangnya kemana (yn)?”. Sambar Niall, kekhawatiran Lou menular padanya.

“ia pergi entah kemana dan Handphonenya tertinggal. Harusnya jika ia ingin keluar ia harus meminta seseorang untuk menemaninya, bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya? Itu akan merepotkan Zayn. Kalian lihat kan?”. Oceh Lou.

“apa kau lupa? Ini Indonesia, ini negaranya, ia tak mungkin tersesat, Lou. Ia bisa pergi kemana saja yang ia mau dan kembali lagi. Ia pasti kembali lagi, hanya Zayn saja yang berlebihan”. Ucap Harry yang berhasil menenangkan Lou dan juga Niall dalam diamnya.

“ya, kulihat Zayn mengkhawatirkannya terlalu berlebihan”. Sahut Louis tertawa seraya menepuk pundak Niall yang sesaat melamun.

“itu karena ia sangat mencintai (yn), bodoh”. Ucap Liam meralat ucapan Harry dan Louis.

“tapi kemana Zayn akan mencarinya? Dan kemana (yn)?”. Ucap Niall yang lebih kepada bertanya pada dirinya sendiri. Sementara yang lain hanya menggeleng dan mulai berkemas untuk pindah ke hotel mereka.


~ZLS~


Lelah matanya, cukup banyak kali ini air mata perih itu keluar. Dinginnya malam hari dan sejuknya kendaraan ini memaksanya untuk menikmati itu dengan memejamkan matanya. Mungkin saat ia membuka mata, tawanya akan kembali lagi.

Kamu menarik nafas panjang dan menghembuskannya, sudah sama lelahnya dengan bayi laki-laki dipangkuanmu yang kini sudah terpejam sempurna, melihat matanya yang merapat karena lelah menangis membuatmu tenang. Satu cup yogurt memang sangat cukup untuk membuatnya berhenti menangis.

“ya, Pak. Berhenti disini”. Ucapmu pada seorang supir taksi yang mengantarmu kembali ke arena konser Tennis Indoor Senayan.

“iya, neng”. Sang supir menepikan taksinya. Kamu membayar argonya kemudian supir taksi itu keluar untuk membuka pintu untukmu yang kualahan menggendong Taqqi dan membawa sekantug belanjaanmu.

“terima kasih, pak”.

“iya, Neng. Sama-sama”.

Kamu berjalan masuk kedalam, keheningan hampir menyelimuti tempat ini. Tempat ini jauh lebih sepi dari sebelumnya, kemana keramain tadi? Hanya ada segelintir orang yang masih berlalu lalang. Kebanyakan dari mereka orang Indonesia asli, kamu hampir tidak menemukan orang-orang dengan wajah asing atau seseorang yang kamu kenali lewat disini. Waktu memang sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan semoga mereka atau Zayn tak meninggalkanmu sendirian. Tak ingin tersesat dijalan, kamu pun bertanya pada seseorang yang berjalan didepanmu.

“maaf, Mas. Kru dan panitia konser tadi kemana yah? Kok sepi?”. Tanyamu pada seorang pria dengan penutup masker diwajahnya.

“oh, mereka semua sudah pindah kehotel kayaknya, Mba. Tapi tadi saya denger ada satu artis yang masih ada diruang istirahat One Direction lantai dua”. Ucap pria itu yang ternyata seorang cleaning service.

Kamu tersenyum mendengar penjelasan pria itu. Zayn, ia menunggumu diruang rias, dan bodohnya kamu pergi tanpa meminta izin padanya dan meninggalkan handphonemu disana, ia pasti khawatir.

“makasi ya, Mas”.

“iya mari, Mba”.

Kamu bergegas menaiki lift menuju ruang istirahat One Direction dalam langkahmu yang tergesa-gesa namun tetap hati-hati agar tak membangunkan sikecil. Sampai dilantai dua, dua orang bodyguard didepan ruangan tersebut sedang mengobrol asyik tanpa menyadari kehadiranmu.

Kamupun langsung masuk kedalam ruangan yang pintunya terbuka lebar. Sama sepinya, hanya ada Lou yang sedang asyik dengan handphone dan juga putri kecilnya Lux. Ada seorang pria juga disana yang tidur disofa, menutupi wajahnya dengan handuk putih. Sekilas, kamu fikir itu suamimu Zayn, kemudain kamu melihat sneakers yang masih menempel dikaki pria itu.

“Niall?”. Lou menoleh kekirinya mendengar asal suaramu, dan pria yang terbaring disofa itu bangkit dengan mata yang merah mengantuk.

“astaga, (yn) kau kemana saja? Dimana Zayn?”. Pertanyaan Lou dan sejuta pertanyaan lain tiba-tiba menyerangmu. Kamu menangkap raut kekesalan di wajah Lou Teasdle yang memang sangat menyayangi semua member One Direction ini.

“aku.. aku tidak mengerti”. Ucapmu terbata-bata. Sesekali membenarkan posisi tubuh Taqqi dipelukanmu yang bergerak hampir terbangun mendengar suara Lou.

“apa? Jadi kau tidak bertemu dengan Zayn? Jadi dimana dia seka..”.

“Lou, kau bisa pulang kehotel sekarang, kau kelihatannya sangat lelah dan Lux juga”. Niall memotong, ia memanggil Bodyguard didepan ruangan itu dan menyuruh salah satu dari mereka mengantar Lou kehotel.

“jika terjadi sesuatu padanya bagaimana?”. Ucap Lou pada Niall.

tidak akan, biar aku yang urus. Sekarang kau pulanglah”. Niall mengantar Lou keluar dan kembali masuk menghampirimu yang masih berdiri kaku tak mengerti.

“dimana Zayn?”. Tanyamu saat Niall sudah dihadapanmu. Namun Niall menyuruhmu untuk duduk dan mengambil alih Taqqi yang tertidur pulas. Kamu menggendongnya dengan satu tangan dan Niall bisa merasakan bahwa tanganmu terasa kebas sangat hebat.

“aku tidak mengerti, Zayn mencarimu begitu khawatir. Kau kemana?”. Tanya Niall agak berbisik, agar suaranya tak membangunkan Taqqi yang dalam pelukannya.

Kamu jadi lebih khawatir dengan keberadaan Zayn sekarang yang kamu tak tahu ada dimana, “apa? Kenapa ia khawatir padaku? aku hanya pergi ke supermarket”. Kamu begitu menyesal telah membuat Zayn khawatir dan mencarimu sampai seperti ini.

Ada sedikit kelegaan saat Niall mengetahui bahwa kamu hanya pergi untuk berbelanja, dan ia kembali tenang, “astaga, (yn). Jadi kau hanya ke supermarket?”.

“aku membeli Yogurt untuk putraku, mini market dekat sini sudah tutup. Memangnya ada apa sampai ia cemas mencariku?”.

“tidak. Umm.. ini jacket Zayn dan Handphonemu, coba kau telfon dia”. Niall menyerahkannya padamu. Kamu langsung menghubungi Zayn namun tak ada jawaban.

“tidak aktif, apa dia pergi sendiri?”. Tanyamu.

“tidak dia bersama.. astaga, aku tidak menyimpan nomor Steeve”. Niall mengernyitkan matanya, menyadari betapa bodohnya dia.

“tapi, apa kau tahu kira-kira kemana Zayn mencarimu?”. Tanya Niall. Melihat Niall disini dan Lou Teasdle juga beberapa bodyguard baru saja, membuatmu hampir lupa bahwa sekarang kamu berada di Indonesia. Dirumahmu.

“ya, kurasa aku tahu”.


~ZLS~



To Be Continued...

Monday, April 24, 2017

#ZLS Leave You? Impossible! Part 1

Posted by Unknown at 8:16:00 PM 0 comments
Title: #ZLS Leave You? Impossible! {Part 1}

Author: @TaqqisMom @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @zaynmalik as Zayn Malik
          - @(Yourusername) as (Your Name) / Zayn's Wife
          - Mohammed Taqqi Malik as Your Son (karangan Author)
          - @VictoriaJustice as Sophie Zughbie 
          - @OmgAdamSaleh as Amree
          - Malik's Family
          - And other boys of  @OneDirection {Louis, Liam, Niall, and Harry}

             


|Welcome to my Imagination|

Hope you like, guys ;)


~ZLS~


_Author pov_


But baby if you say, you want me to stay
All Change my mind
Cause i dont wanna know i'm walkin away
If you'll be mind
Want go, Want go
So baby if you say, you want me to stay
Stay for the night
All Change my mind

Gemuruh teriakan histeris seperdetik memecahkan stadium Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Tepat saat lagu All Change My Mind milik salah satu jebolan X-Factor UK ini berakhir.

“We Want More!! We Want More!! We Want More!!”. Serempak mereka yang mendominasi stadium tersebut yakni para gadis remaja Indonesia itu berteriak, kecanduan akan lagu-lagu yang dibawakan mereka, boyband asal Inggris, One Direction.

Hey girl i'm waitin' on ya, i'm waitin' on ya
Come on let me sneak you out
And have a celebration, a celebration
The music up the windows down

Yeah, will be doing what we do
Just pretending that we could
And we know we to

Yeah, will keep doin what we do
Just pretending that we could
so tonight

Lets' go crazy, crazy, crazy 'till we see the sun
I know we only

Live While We're Young
And live while we're young

Lagi, ribuan gadis remaja itu berteriak saat One Direction mengakhri lagu terakhir di konser perdana mereka di Indonesia. Niall, Louis, Harry, Liam, dan Zayn, mereka merapat dan berangkulan satu sama lain dihadapan ribuan penggemar mereka, mengucapkan rasa terimakasih mereka dan mengungkapkan rasa cinta mereka kepada Directioner, sebutan penggemar bagi One Direction.

“okay, Terima Kasih Indonesia”. Ucap Harry menggunakan bahasa Indonesia yang baru saja ia pelajari sebelum konser dimulai. Disusul Niall yang mengucapkan hal yang sama namun sedikit berantakan, mengundang gelak tawa teman-temannya termasuk fans mereka.

“aku cinta Directioner Indonesia!”. Sambung Zayn melambaikan tangannya, siap meninggalkan panggung lebih dulu dari teman-temannya. Teriakan fans semakin menjadi-jadi saat Zayn mengatakannya dengan bahasa Indonesia tanpa salah dalam pengucapan seperti yang dilakukan Niall baru saja.

“hoohoo... wait, wait, Zayn”. Tahan Louis yang menarik tangan Zayn, masih menggenggam microfonnya, membawa kembali pria berparas paling beda dari yang lainnya itu kembali kedepan panggung, bahkan beberapa langkah lebih maju dari sebelumnya.

“okay, I'm sure you must know, today is Zayn's Birthday, right?”. Ucap Louis yang mengikat tangan Zayn di ketiaknya, seolah Zayn akan kabur memasuki backstage karena takut Louis akan melampiaskan kejahilannya seperti ulang tahun Zayn sebelum-sebelumnya. Padahal terbersit dipikiran Zayn untuk kabur saja tidak, karena ia mau berbagi kebahagiannya di malam ulang tahunnya ini bersama penggemarnya di Indonesia.

Zayn hanya cengengesan memamerkan gigi putihnya, saat Directioner menimpali ucapan Louis bahwa mereka sudah pasti tau, tepat dua puluh tahun yang lalu seorang bayi laki-laki lahir dalam keluarga asal Inggris-Pakistan, yang diberi nama Zain Javvad Malik.

“and now let’s sing a Happy Birthday song to him, okay? 1..2..3..!!”. Lanjut Louis memberi kode untuk mulai bernyanyi, Directioner pun mematuhinya, mereka bernyanyi dengan mengganti kata You dengan Malik dalam lagu tersebut.

Sementara Zayn, ia nampak bahagia, senyumnnya tak pernah padam, ia juga memeluk dan mengucapkan terima kasih kepada Louis dan Liam yang berdiri disampingnya, masih bernyanyi untuknya.

“where is Harry and Niall?”. Tanya Zayn yang hanya komat kamit pada kedua sahabatnya itu. Namun keduanya hanya melanjutkan nyanyian mereka, tak mengubris pertanyaan Zayn, seolah tak mengerti apa yang ditanyakan Zayn baru saja, dan menarik Zayn semakin kedepan.

“once again!”. Pinta Louis untuk yang ketiga kalinya. Mungkin setelah ini ia akan dinobatkan menjadi 'pembuat janji palsu'.

Happy Birthday Malik
Happy Birthday Malik
Happy Birthday Happy Birthday
Happy Birthday Malik

Kali ini nyanyian itu benar-benar berakhir, Louis dan Liam menerima kembali pelukan Zayn, kemudian Zayn melambaikan tangannya ke ribuan Directioners Indonesia dihadapannya. Sementara Louis berbalik memberi kode pada seseorang yang jauh dibelakangnya tanpa sepengetahuan Zayn.

“thank you, girl's. Thank you!”. Ucap Zayn sebelum ia berbalik dan melihat kejutan kecil tersebut untuknya. Kejutan yang sama sekali tak diduganya.

“happy birthday daddy~ happy birth...”. Harry kembali kepanggung setelah menghilang beberapa menit yang lalu, datang menciutkan suaranya agar terdengar seperti suara anak kecil, sambil menggendong erat seorang bayi laki-laki.

“Oohooh my god...”. Ucap Zayn memegang kepala dan mengacak-acak rambutnya, sama sekali tak menyangka bahwa putra pertamanya hadir di hari jadinya yang genap dua puluh tahun ini.

“EH LIATLIAAT... ITU TAQQI MALIK! OMFG! HE'S SO CUUUTE! YAMPUN UNYU BANGEETTT!”. Teriak beberapa Directioner Indonesia, dan sekarang mereka meneriakkan nama Taqqi berkali-kali, agar Zayn menunjukkan babynya pada mereka lebih dekat.

Kemudian Zayn menghampiri Harry dan mengambil alih Taqqi dari gendongan Harry.
Belum sempat ia berbalik lagi untuk kembali kedepan panggung Membawa si baby Malik tersebut, Niall muncul menggandeng wanita cantik yang sangat Zayn cintai.

Kamu, datang bersama Niall sambil membawa mini cake yang terdapat beberapa lilin diatasnya.

Zayn juga terkejut dengan kehadiranmu, karena sebelum Zayn berangkat ke Indonesia untuk konser pertamanya, Zayn mengajakmu seperti biasa, tapi kamu tak mau dengan alasan tak enak badan.

“why didn't you say you were also here?”. Tanya Zayn yang sudah didekatmu.

“blow your candle first”. Perintahmu, membulatkan matamu padanya.

“Don't forget to make a wish, Zayn”. Potong Niall menggunakan micenya. Zayn menutup matanya lalu meniup semua api itu.

“you lie to me? You said, you're sick!”. Tandas Zayn tepat setelah ia meniup semua lilin-lilinnya.

“i'm sorry. The Boys said, they wanted to surprise you, and Niall are telling me to lie to you”. Belamu lalu mencium punggung tangan Zayn. Zayn melirik Niall dan Niall berdalih untuk berpura-pura tak mendengar saja, memasang wajah tak bersalah, toh ini untuk Zayn juga.

"Niall, I'll kill you!”. Niall berhasil meliukkan tubuhnya sebelum jerat tangan Zayn berhasil menarik kerah kausnya. Pria berambut pirang itu menyusul Liam dan Louis yang tengah sibuk berdiskusi mendekskripsikan mimik wajah Taqqi yang dalam gendongan Harry kepada para fans.

“no! Not here”. Tahanmu saat Zayn mencoba..., “why”.

“I don't like watching them jea..”.

“okay”. Potong Zayn lalu mengecup keningmu singkat. Membuat Directioner beralih memperhatikan kalian yang jauh di belakang panggung, riuh teriakan fans pun kembali meledak-ledak seperti saat mereka berlima ini muncul untuk pertama kalinya dimata mereka.

Zayn mengajakmu kembali kedepan panggung, ia mengambil alih bayinya dari pelukan Harry. Mohammed Taqqi Malik, putra pertamamu dan Zayn, bayi laki-laki yang memiliki mata lentik dan alis tebal seperti Daddynya, dan wajah yang bulat, rambut black curly, serta mulut yang mungil seperti Momnya.

Zayn menggunakan mice nya kembali dan...

I gotta feeling
That tonight's
Gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good good night
I gotta feeling.....

Zayn terus menyanyikan I Gotta Feeling milik Black Eyed Peas dibantu The Boys, menghadapmu sambil menggenggam tangan kirimu dan sedikit berdansa bersama Taqqinya.

That tonight's gonna be a good good night
I gotta feeling.....

“Terimakasih Indonesiaaa!”. Ucap The Boys bersamaan.

“Terimakasih Indonesia”. Lanjut Zayn pelan padamu, meraih pinggangmu agar mendekat sambil tersenyum dan mencium kepalamu juga pipi chubby Taqqi.


~ZLS~


“Thank you, Niall”. Kamu menyesap Capuchino hangat yang diberikan Niall, sementara pria itu menjatuhkan tubuhnya disampingmu, ia hanya mengangguk karena mulutnya telah penuh dengan keripik kentang. Melihat hal itu membuat Taqqimu tertawa karna pipi Niall menggembung dan memang tengah menggoda putramu.

Konser telah berakhir beberapa menit yang lalu, para personil 1D sedang menikmati istirahat mereka, beberapa dari mereka tengah menikmati makan malam yang sudah disediakan, dan adapula yang sedang berganti pakaian atau bahkan langsung menghampiri sofa dan tidur tanpa berganti pakaian ataupun makan malam, seperti Harry Styles.

Zayn baru kembali dari ruang ganti bersama Liam yang tertawa karena candaan yang dibuat Zayn, mereka langsung menghampiri setumpuk makanan ringan dan minuman kaleng yang tersedia, sepertinya perut mereka membutuhkan pertolongan segera. Liam mengambil posisi dihadapanmu, duduk disofa merah marun meneguk sebotol air mineral ditangannya sampai habis dan membuka sekotak makanan berisi chicken barbeque, beberapa sayuran dan sepuluh tusuk sate. Sementara Zayn menghampirimu, memberikan sebotol air mineral ditangannya.

“i've been drinking a cappuccino granting of Niall”. Jawabmu. Zayn sekilas melihat dua cangkir Capuchino dihadapan Niall, yang satu hangat dan yang satunya lagi dingin. Pria berambut pirang itu masih sibuk membuat Taqqi merasakan geli diperutnya hanya karena beberapa keripik kentang yang menyumpal mulut Niall.

“have you eaten?”. Tanya Zayn, memilih untuk duduk dilantai dan membuka kotak berisi makanan yang sama dengan milik Liam.

“no, for you just”. Melihat Zayn hanya membawa sekotak saja dan memang hanya tersisa satu kotak untuk Harry, kamu memilih untuk menahan perutmu yang memang sedikit lapar. Seolah tau perutmu kosong, Zayn bangkit dan mengangkat Taqqi dari pangkuanmu lalu menyerahkannya kepada Niall tanpa meminta izinnya terlebih dahulu, kemudian menarik lenganmu.

“what are you doing?”. Zayn tak menjawab, ia menyuruhmu untuk duduk dilantai dan memberikan sekotak makanannya padamu.

Kamu tak mengerti sampai Zayn duduk dekat dihadapanmu, bahkan terlalu dekat denganmu, dengkul kalian menempel seakan tak mau lepas, lalu Zayn membuka lebar mulutnya seperti Taqqi yang meminta untuk disuapi. Kamu memicingkan matamu padanya, "what do you want?”.

“it's my birthday. Come on, obey my wishes”. Kamu hanya bisa mendengus menggeleng kecil dan mulai memasukkan beberapa potong chicken barbeque kedalam mulut Zayn. Begitu pula Zayn yang mengambil potongan daging tersebut dan menyuruhmu untuk membuka mulutmu. “I already told you, this is for..,”.

“this includes my wishes, open your mouth!”. Melihat kalian yang saling menyuapi membuat Liam tertawa dan Louis yang baru saja menghabiskan makanannya mengambil kotak makan Liam dan mengambil potongan daging kecil dan melakukan hal yang sama dengan Zayn. Mereka berduapun mulai membuat lelucon dengan Louis berperan sebagai kamu, namun lebih tepatnya sebagai wanita jadi-jadian dan Liam sebagai Zayn.

“guys, Miller calls us, he was in a room on the second floor”. Ucap Niall yang satu-satunya tidak ikut tertawa melihat kekonyolan Liam dan Louis karena baru saja menerima telepon dari Miller tadi, menejer baru 1D.

Zayn, Liam dan Louis diam sejenak, tawa mereka hilang dan raut wajah mereka menegang, kamu tau itu namun tak tahu apa yang mereka pikirkan, bahkan Zayn. Memang One Direction kini memiliki menejer baru, tepatnya satu minggu yang lalu, menejer lama mereka terbaring dirumah sakit dalam keadaan koma karena kecelakaan. Memang saat itu jadwal mereka sedang padat-padatnya dan membutuhkan seorang menejer yang mengatur seluruh jadwal padat mereka, tapi mereka tak bisa bayangkan bahwa Miller bisa secepat itu menggantikan Joe.

Dan mereka bergegas. Niall menyerahkan Taqqi padamu lalu membangunkan Harry, sementara Liam meninggalkan sekotak makanannya yang belum ia habiskan menyusul Louis yang memimpin didepan.

“spend my food, maybe I'm not for a while”. Ucap Zayn padamu dan menyusl Niall dan Harry yang tergopoh-gopoh karena masih mengantuk didepannya.

Melihat ayahnyanya yang pergi tergesa-gesa membuat Taqqi merasa kehilangan ayahnya itu. Ia menangis menyebut Abby terus menerus dan tersedu-sedu.

“tenang sayaang, ayahmu cuma sebentar”. Kamu menggendongnya, mengusap air matanya yang keluar, menenangkannya. Namun Taqqi tetap merengek dan memanggil Zayn yang nyatanya sudah menjauh darinya.

“yauda yaudaah, ayo kita keluar”. Akhirnya kamu membawanya keluar ruangan yang berisi beberapa kru yang sibuk dengan obrolan dan urusan mereka masing-masing, sibuk merapihkan barang-barang dan makanan sampai tak menghiraukan tangisan kecil Taqqi.


Mereka berhamburan keluar saat pintu kotak berbesi itu terbuka, lalu masuk kedalam ruangan yang tak jauh dari kotak berbesi tersebut, lift. Steeve yang menjadi pengganti Paul sementara karena tak bisa ikut bersama mereka ke Indonesia membukakan pintunya, membiarkan pasukannya masuk lebih dulu. Harry Louis Liam Niall dan Zayn, ia terlihat seperti menghitung jumlah pasukannya, memastikan bahwa tak ada yang tertinggal.

Zayn masuk paling akhir sebelum Steeve, kemudian ia merekam situasi disekitarnya, tak begitu ramai hanya ada manager One Direction dan dua kru yang masuk kedalam rapat pembuatan video clip One Dirction ini. Dan satu orang lagi, Evvane Clark, mantan kekasih Zayn. Menurut media yang beredar.

Niall menggeser duduknya, membiarkan Zayn untuk duduk disampingnya. Kehadiran gadis itu yang begitu aneh karena munculnya diruang rapat yang seharusnya hanya untuk One Direction ini, tak hanya dirasakan Zayn, tapi juga Niall, Louis, Liam dan Harry.

Zayn tak risau akan hal itu, wajar saja, Evvane baru saja masuk ke management yang sama dengan One Direction karna si model super cantik itu merambah ke dunia musik, gadis itu menjadi penyanyi solo sekarang, memang tak diragukan selain kecantikannya yang luar biasa, ia juga memiliki suara yang tak kalah luar biasanya.

Zayn tak canggung sama sekali meskipun model cantik itu pernah mengetuk hatinya dan kini berada dihadapannya sekarang, ya karena memang Zayn sudah tak mempunyai perasaan apa-apa lagi padanya, atau bisa dibilang, tak pernah. Seseorang telah mendobrak hati Zayn lebih cepat, Kamu.

Tapi, mengingat Evvane Clark juga bagian dari menejemen Syco dan ikut dalam Tour One Direction di Los Angles hingga Indonesia ini sebagai pembuka konser mereka, bukan berarti gadis itu ikut ambil bagian didalam rapat ini kan?

“okay, everyone has gathered, we will continue the project of making a video clip that was delayed. Because now I'm your manager, so i will continue this project”. Seorang pria ber kemeja coklat terang, berambut brunnete yang disebut-sebut sebagai menejer baru dari One Direction ini membuka suaranya.

“this about the scene that we talked about earlier. When there will be one among you who becomes the leading role in the video clip it and kiss a girl, you guys remember?”. Lanjut Miller, si menejer baru One Direction itu disambut anggukan dan jawaban ya dari para member One Direction.

“i think he is most remember that scene”. Ejek Niall. Sementara dibelakangnya, Harry yang seperti orang mabuk karena baru beberapa menit tertidur segera menempeleng kepala yang sebagian besar dipenuhi helaian rambut pirang itu.

“no Niall, get serious. When we arrival in London, we will immediately begin a few scenes in the video clip of you guys and I've decided one among you who would do the scene with Evvane..”.

“Evvane?”. Pertanyaan itu kompak keluar dari mulut para member One Direction, lain hal nya dengan Zayn yang hanya menautkan kedua alisnya.

“me? Miller, but... Why didn't you say that in the video clip I've to do that scene?”. Protes Evvane yang kini berdiri dan berdecak pinggang. Kini semua member memperhatikannya. Ia nampak terkejut,  karena sebelumnya ia hanya diminta untuk menjadi model gadis divideo clip dan berperan sebagai seorang kekasih salah satu member One Direction dihadapannya ini.

“ya, true. Last night, aku hanya memberitahumu bahwa kaulah yang menjadi model Video clip One Direction, dan aku memintamu untuk ikut dalam rapat ini dan membicarakan hal itu, tapi sekarang aku sudah mengatakannya, kan?”. Ucap Miller dengan santai, sambil menyeruput secangkir minuman ditangannya. Evvane bungkam terperanga atas penjelasan menejer baru itu.

“so, with whom?”. Sahut Louis membuka pertanyaan yang sedari tadi ditunggu-tunggu para member 1D juga Evvane.

“Zayn Malik”. Sambar sang menejer tak berlama-lama lagi.



To Be Continued...



Akhirnyaaa.. ke posting juga setelah mengendap bertahun-tahun didraft gak tahu mau posting apa enggak, lanjutin apa nggak, sampai ngalamin yang namanya Writers Block karena saking lamanya udah gak nulis-nulis lagi.. hehe jadi curhat^^

okay, ini dia Part pertama dari sequelnya ZLS Love You? Impossible! yaitu "Leave You? Impossible". yaa.. walaupun mungkin udah basi, you know laahh.. Zayn udah out dari 1D, dan 1D sendiri juga lagi fakum, jadi mungkin sedikit yang minat untuk baca sequel ini. But, kembali lagi, karna udah lama mengendap didraft guee, gak dipost gak dibaca sayang kaan, cape2 bikin dulu sampe larut malam nulisnya, eh berakhir cuma didraft, kan lucu_- 

Okay! So.. What you thing about this chapter? kalau layak diposting lanjutannya kasih tau yaa.. mumpung lagi mood nulisnya.. hahah, Thank you!
 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea