Tuesday, April 25, 2017

#ZLS Leave You? Impossible! Part 2

Posted by Unknown at 10:32:00 PM 0 comments
Title: #ZLS Leave You? Impossible! {Part 2}

Author: @TaqqisMom @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @zaynmalik as Zayn Malik
          - @(Yourusername) as (Your Name) / Zayn's Wife
          - Mohammed Taqqi Malik as Your Son (karangan Author)
          - @VictoriaJustice as Sophie Zughbie 
          - @OmgAdamSaleh as Amree
          - Malik's Family
          - And other boys of  @OneDirection {Louis, Liam, Niall, and Harry}

             


|Welcome to my Imagination|

Hope you like, guys ;)


~ZLS~


_Author pov_


“so, with whom?”. Sahut Louis membuka pertanyaan yang sedari tadi ditunggu-tunggu para member 1D juga Evvane.

“Zayn Malik”. Sambar sang menejer tak berlama-lama lagi.

Sontak bolamata Zayn membulat seolah akan keluar dari mata indahnya yang berubah membara, begitu terkejut akan keputusan sang menejer yang ia tau sangat keras kepala, akan sulit sekali jika ia menolaknya. Zayn tentu saja tak ingin itu terjadi, yang benar saja, ia harus melakukan adegan sepasang kekasih yang berlari-lari ditengah padang rumput hijau yang tinggi dan mereka saling membenturkan bibir mereka saat terjatuh diatas padang rumput tersebut, dan itu dengan Evvane? Siapapun orangnya, walau bukan Evvane sekali pun, Zayn tetap tak mau.

What? Kenapa harus aku? Bukankah manager kami sepakat bahwa Harry yang melakukannya? Atau, kita bisa memakai model pria juga. Kenapa aku dan.. dan kenapa..?”. Zayn mengalihkan pandangannya kearah Evvane yang masih berdecak pinggang terkejut karena ternyata Zayn yang dipilih sang menejer untuk menjadi lawan mainnya.

“Zayn ku ingatkan sekali lagi, akulah manager kalian sekarang, dan aku memutuskan kau yang akan menjadi peran utamanya. Sepertinya ide dari beberapa orang yang melihat foto kalian dahulu saat bersama, juga cara Evvane menciummu itu sangat menarik, Zayn. Maka dari itu aku memilih kalian”. Zayn terkekeh mendengar penjelasan konyol alasan kenapa managernya ini memilih dirinya, atau memilih Evvane sebagai lawannya.

Zayn terkekeh, “orang siapa? Fans kami? Aku bahkan tak pernah mendengar mereka bilang begitu, aku tau fans kami tak menginginkan hal itu, bahkan..”. Tenggorokan Zayn sedikit tercekat saat sebuah kalimat yang akan dilontarkannya, ia takut melukai perasaan Evvane yang sudah mengakui kesalahannya kala itu, saat gadis itu memaksa menciumnya dan membuat gosip heboh dengan mengaku sudah berkencan dengan Zayn, hingga terimbas pada dirimu yang begitu teriris mendengar dan melihat hal itu. Tapi, Zayn juga sudah berjanji padamu akan melupakan masalah itu dan memaafkan perbuatan nekat Evvane.

Zayn menarik nafas panjang dan menghembusakannya, “i’m sorry i can’t”. Lanjut Zayn yang merendahkan suaranya, memilih untuk langsung saja menolaknya. Ia mulai gerah dengan pembicaraan yang hampir membuatnya berapi-api ini. Ia bangkit dan berjalan keluar dari ruangan itu.

get back, Zayn! Kau menolak apa karena kau takut kembali mencintai Evvane lagi?”. Sontak Zayn terkejut dan berhenti untuk melangkah, begitu pun dengan Evvane yang tak mengira bahwa pembicaraan ini akan sampai kesini.

Zayn mendengus tertawa, ia sudah begitu muak, berusaha keras untuk tidak membuka aib gadis itu tapi manager baru yang sangat amat menyebalkan itu membuatnya meledak-ledak. Zayn memutar tubuhnya, menatap mata sang manager dengan tatapan menyidik, “aku menolak bukan karena alasan konyol seperti yang kau bilang. Siapapun gadis itu, aku tetap akan menolaknya”. Kemudian Zayn melirik kearah gadis yang berdiri tepat di belakang Miller. Sorry, Evvane”.

Zayn juga meminta maaf pada model sekaligus penyanyi cantik itu karena ia tau ini akan merepotkan gadis itu. Alangkah baiknya jika Zayn menolak permintaan Miller yang sudah menyusahkannya itu dari awal.

“Zayn! Aku belum selesai bicara!”. Miller terus mencegah Zayn untuk tidak keluar.

“kau sudah selesai dan aku menolaknya”. Zayn kembali menegaskan keputusannya sebelum ia membuka pintu dan pergi keluar meninggalkan mereka semua.

“jika kau menolaknya kau harus membayar semua kerugian yang telah aku keluarkan untuk perencanaan pembuatan Video Clip ini”. Ancam sang menejer, ancaman yang begitu serius.

“alasan apa kau memaksaku? Bukankah sudah jelas kukatakan, AKU MENOLAKNYA!”. Zayn membanting pintu pada kalimat terakhirnya. Para member 1D mulai bangkit berdiri, sementara Miller terlihat geram melihat penolakan Zayn.

“Zayn, calm down!”. Sahut Liam menghampirinya.

“jika kau tetap memaksaku, aku akan bicarakan hal ini dengan Simon. Selesai.” Lanjut Zayn.

“kau fikir Simon akan menurutimu?”. Halang Miller lagi sebelum Zayn ingin berbalik.

“of course”.

“Not, Zayn”. Jawab Miller seperdetik, ia menyunggingkan sudut bibir kanannya, berbalik mengambil handphonenya yang tergeletak diatas meja.

“kau fikir aku bodoh mengadakan rapat ini tanpa sepengetahuannya?”. Ucap Miller seraya menyapu layar ponselnya. Zayn menautkan alisnya, menunggu Pria bertubuh lebih pendek darinya itu melanjutkan kalimatnya.

Miller memberikan ponselnya pada Zayn, sementara member yang lain juga Evvane bertanya-tanya apa yang dilihat Zayn pada layar ponsel tersebut hingga membuat raut wajahnya justru tersenyum menyepelekan, bertolak belakang dengan ekspresi Liam yang sejak tadi sudah berdiri disamping Zayn nampak sedikit terkejut setelah ikut melihat layar ponsel Miller.

“kau fikir aku berhenti menolak hanya karena ini? konyol sekali”. Ucap Zayn mendengus seraya melempar ponsel itu ke hadapan Miller.

“Miller, sesampainya kita di London, kita akan menemui Simon sendiri. Kita bisa menggunakan model lain, atau Harry jika ia mau. Jadi, tidak perlu kau repot memaksa Zayn seperti ini. Ini hal mudah, tak usah kau besar-besarkan”. Ujar Liam merangkul dan menepuk-nepuk pundak Miller.

“siapa yang membesar-besarkannya? Aku hanya meminta dia untuk melakukan adegan itu dalam satu take, tidak sulit dan hanya satu kali adegan kissing. Kenapa ia bertingkah seolah aku memintanya beradegan ranjang dengan...”. Zayn berlari ke arah Miller seraya berteriak, “SHUT UP YOUR ****** MOUTH!”.

Liam menarik tubuh Miller yang kerah kemejanya tersangkut ditangan Zayn agar menjauh, sementara Zayn tertahan oleh Tubuh Louis dan Niall yang seperdetik berlari mencoba menghalanginya, “stay cold, Man. Calm down..”. ucap Lou pada Zayn.

“bisakah kalian hentikan saja omong kosong ini?”. Sahut Harry memecahkan keriuhan.

“sudah dari awal kukatakan, aku saja yang menjadi model itu, aku tidak keberatan. Aku juga akan bicarakan ini lagi pada Simon nanti”. Lanjut Harry.

“okay, menurutku itu lebih baik, Miller”. Tambah Evvane.

Mendengar keputusan itu Zayn merasa sedikit tenang, ia sudah yakin Miller telah mendapatkan solusinya. Ia melepaskan cengkraman Louis dan Niall lalu berlalu menuju pintu keluar, tanpa perduli apa tanggapan si Manager baru itu.

Akan tetapi Miller tak mau menyerah, ia mencari cara lain agar si pria beralis tebal itu mau menyetujuinya keputusannya, “aku tak bisa memperpanjang kontrakmu jika kau tetap menolaknya, Zayn”. Zayn berhenti melangkah setelah ia membuka pintu keluar.

“jika itu terjadi, bagaimana dengan rencana besarmu? Kurasa aku tak bisa lagi membantumu, Sorry”. Lanjut Miller diakhiri dengus tawa kecilnya.

Zayn masih membiarkan pintu itu terbuka sementara dirinya sudah berada diluar. Zayn terdiam sejenak, sesuatu membatin dalam hatinya, ancaman itu seolah menjadi lubang besar ditengah jembatan berlapis emas yang baru saja ia bangun, seakan lubang tersebut akan semakin membesar dan meruntuhkan jembatan emas tersebut saat ia kembali dan mengatakan pada menejer gila itu bahwa ia tetap akan menolaknya.

“apa maksudnya?”. Gumam Harry pada Louis dan Niall.

Lama Zayn berdiri diambang pintu, sementara yang lain masih berada didalam menunggu bayangan hitam itu bergerak, kembali atau pergi.

“ayolah Zayn.. jangan kau hiraukan ancaman itu, kau pasti lebih mencintai istrimu ketimbang apapun itu!”. Desis Niall yang sampai ke telinga Louis dan Harry yang berdiri dibelakangnya.

Sementara Zayn, ia menyesal karena sudah merencanakan suatu hal yang penting dalam hidupnya bersama managernya, bak terpeleset dijalanan yang sama dengan jalanan yang setiap hari ia lalui, baru kali ini ia begitu mudah percaya pada seseorang yang baru ia kenal. Sebuah rencana yang sudah terlanjur ia jalankan. Apa ia harus membatalkannya hanya karena hal sepele itu?

Zayn memejamkan matanya, perasaannya benar-benar kacau saat ini. Ia sudah menunggu hari itu datang, tapi sebuah batu besar menghantamnya, menghalangi harapan dan angannya.


~ZLS~


Tangan yang masih dipenuhi dengan tatto itu berhasil membuka kenop pintu berlapis cat hitam dihadapannya. Ia menutupnya kembali setelah ia sudah berada didalamnya, Zayn memperhatikan disekelilingnya, ruangan itu lebih sepi saat ia meninggalkannya tadi untuk menemui menejer gila itu, hanya ada dua tiga orang disana yang sedang merapihkan barang-barang. Tapi, dimana kamu dan Taqqi?

Zayn menggeledah seluruh ruangan seraya memanggil namamu. Zayn tak menemukanmu juga Taqqi, degup jantung Zayn mulai bergemuruh, perasaannya mulai tidak enak, ia bertanya pada beberapa kru yang masih sibuk merapihkan sisa-sisa barang yang ada, dan tak ada satupun dari mereka melihatmu. Tiba-tiba pintu terbuka, berhasil mencuri pandangan Zayn, namun itu tak membuat nafasnya melega, itu hanya Lou Teasdle yang menggendong Lux putrinya bersama pegawai pribadinya.

“ada apa, Zayn?”. Tanya wanita berambut ikal putih brunette itu yang menangkap wajah kekhawatiran Zayn.

“kau lihat istri dan anakku? Mereka kutinggalkan disini”. Zayn balik bertanya dengan suara yang tercekat, ia seperti takut terjadi sesuatu padamu.

“aku tadi melihatnya keluar membawa anakmu yang menangis memanggilmu”. Jelas pegawai Lou.

“kemana?”. Sambar Zayn.

“entahlah, ia pergi tepat saat kau keluar dari ruangan ini”. Zayn memejamkan mata dan menggigit bibirnya, ada sesuatu yang ia takutkan dalam hatinya. Pembicaraan panas diruang rapat tadi tiba-tiba terngiang di dalam fikirannya.

“tenanglah Zayn, ia pasti masih berada disini, kau tak usah sepanik itu, memangnya mau pergi kemana dia sampai kau terlihat ketakutan begitu?”. Ujar Lou menatap wajah Zayn dengan keanehan.

“tidak, aku hanya takut sesuatu mengganggu fikirannya dan dia..”. Zayn bicara sendiri, gambaran buruk hampir dua tahun silam itu terus berkelabat didalam kepala Zayn. Sesuatu yang seharusnya tak akan terulang lagi.

“sudah kau coba telfon?”. Usul Lou, menangkap bahwa Zayn tengah mengkhawatirkan sesuatu yang tak biasa.

Zayn mencari Handphonenya yang hampir lupa diamana ia letakkan. Kemudian menekan tombol satu untuk beberapa detik dan muncul deretan nomor serta nama Everything diatasnya. Zayn berhasil menelfonmu tapi bersamaan dengan itu suara dering telfon terdengar begitu dekat dan Zayn menghampiri asal suara itu. Sial, Zayn mengangkat jacket kulit birunya dan Handphonemu terbaring disana kelap kelip menunggu panggilan Zayn itu diangkat.

“kau sudah periksa beberapa toilet disini dan ruangan lainnya?”. Usul Lou mencoba cara lain yang mungkin bisa membuat rasa kecewa diwajah Zayn menghilang.

“belum”. Seperdetik Zayn keluar, begitu pula beberapa kru dan bodyguard 1D yang diperintahkan Lou Teasdle untuk membantu Zayn mencarimu.

Sudah hampir lima belas menit Zayn mencarimu kemana-mana, ia kembali keruang istirahat tadi dan kamu tetap tidak ada disana. Lou menghampiri Zayn dan berkata, “Zayn, Security gedung ini melihat (yn) membawa Taqqi keluar arena konser ini dengan tergesa-gesa, dan mereka semua tak tau kemana (yn) pergi”. Jelas Lou. Ini memperkuat dugaan Zayn, sekarang ia tahu dimana kamu dan mengapa kamu pergi. Tak menunggu lama lagi Zayn berlari pergi dari ruangan itu.

“Zayn! Tunggu kau mau kemana?”. Tahan Lou, pintu kembali terbuka namun bukan Zayn yang masuk, melainkan Steeve yang dibuntuti Harry, Louis, Liam dan Niall.

“Steeve kau ikut dengan Zayn, sekarang susul dia cepat!”. Perintah Lou dan Steeve langsung berlari menyusul Zayn, Zayn akan keluar dari arena maka ia tak boleh keluar sendiri jika tidak ingin dikerumuni fans-fansnya yang tak sedikit disini.

“ada apa dengan Zayn?”. Tanya Liam. Yang sama bingungnya dengan Niall, Louis, dan Harry melihat Zayn berlari keluar tergesa-gesa tadi, tanpa menghiraukan mereka yang lewat dihadapannya.

“kurasa terjadi sesuatu dengan Zayn dan istrinya”. Ucap Lou yang khawatir.

“(yn)? Zayn mencari (yn)? Memangnya kemana (yn)?”. Sambar Niall, kekhawatiran Lou menular padanya.

“ia pergi entah kemana dan Handphonenya tertinggal. Harusnya jika ia ingin keluar ia harus meminta seseorang untuk menemaninya, bagaimana jika terjadi sesuatu dengannya? Itu akan merepotkan Zayn. Kalian lihat kan?”. Oceh Lou.

“apa kau lupa? Ini Indonesia, ini negaranya, ia tak mungkin tersesat, Lou. Ia bisa pergi kemana saja yang ia mau dan kembali lagi. Ia pasti kembali lagi, hanya Zayn saja yang berlebihan”. Ucap Harry yang berhasil menenangkan Lou dan juga Niall dalam diamnya.

“ya, kulihat Zayn mengkhawatirkannya terlalu berlebihan”. Sahut Louis tertawa seraya menepuk pundak Niall yang sesaat melamun.

“itu karena ia sangat mencintai (yn), bodoh”. Ucap Liam meralat ucapan Harry dan Louis.

“tapi kemana Zayn akan mencarinya? Dan kemana (yn)?”. Ucap Niall yang lebih kepada bertanya pada dirinya sendiri. Sementara yang lain hanya menggeleng dan mulai berkemas untuk pindah ke hotel mereka.


~ZLS~


Lelah matanya, cukup banyak kali ini air mata perih itu keluar. Dinginnya malam hari dan sejuknya kendaraan ini memaksanya untuk menikmati itu dengan memejamkan matanya. Mungkin saat ia membuka mata, tawanya akan kembali lagi.

Kamu menarik nafas panjang dan menghembuskannya, sudah sama lelahnya dengan bayi laki-laki dipangkuanmu yang kini sudah terpejam sempurna, melihat matanya yang merapat karena lelah menangis membuatmu tenang. Satu cup yogurt memang sangat cukup untuk membuatnya berhenti menangis.

“ya, Pak. Berhenti disini”. Ucapmu pada seorang supir taksi yang mengantarmu kembali ke arena konser Tennis Indoor Senayan.

“iya, neng”. Sang supir menepikan taksinya. Kamu membayar argonya kemudian supir taksi itu keluar untuk membuka pintu untukmu yang kualahan menggendong Taqqi dan membawa sekantug belanjaanmu.

“terima kasih, pak”.

“iya, Neng. Sama-sama”.

Kamu berjalan masuk kedalam, keheningan hampir menyelimuti tempat ini. Tempat ini jauh lebih sepi dari sebelumnya, kemana keramain tadi? Hanya ada segelintir orang yang masih berlalu lalang. Kebanyakan dari mereka orang Indonesia asli, kamu hampir tidak menemukan orang-orang dengan wajah asing atau seseorang yang kamu kenali lewat disini. Waktu memang sudah menunjukkan pukul dua belas malam, dan semoga mereka atau Zayn tak meninggalkanmu sendirian. Tak ingin tersesat dijalan, kamu pun bertanya pada seseorang yang berjalan didepanmu.

“maaf, Mas. Kru dan panitia konser tadi kemana yah? Kok sepi?”. Tanyamu pada seorang pria dengan penutup masker diwajahnya.

“oh, mereka semua sudah pindah kehotel kayaknya, Mba. Tapi tadi saya denger ada satu artis yang masih ada diruang istirahat One Direction lantai dua”. Ucap pria itu yang ternyata seorang cleaning service.

Kamu tersenyum mendengar penjelasan pria itu. Zayn, ia menunggumu diruang rias, dan bodohnya kamu pergi tanpa meminta izin padanya dan meninggalkan handphonemu disana, ia pasti khawatir.

“makasi ya, Mas”.

“iya mari, Mba”.

Kamu bergegas menaiki lift menuju ruang istirahat One Direction dalam langkahmu yang tergesa-gesa namun tetap hati-hati agar tak membangunkan sikecil. Sampai dilantai dua, dua orang bodyguard didepan ruangan tersebut sedang mengobrol asyik tanpa menyadari kehadiranmu.

Kamupun langsung masuk kedalam ruangan yang pintunya terbuka lebar. Sama sepinya, hanya ada Lou yang sedang asyik dengan handphone dan juga putri kecilnya Lux. Ada seorang pria juga disana yang tidur disofa, menutupi wajahnya dengan handuk putih. Sekilas, kamu fikir itu suamimu Zayn, kemudain kamu melihat sneakers yang masih menempel dikaki pria itu.

“Niall?”. Lou menoleh kekirinya mendengar asal suaramu, dan pria yang terbaring disofa itu bangkit dengan mata yang merah mengantuk.

“astaga, (yn) kau kemana saja? Dimana Zayn?”. Pertanyaan Lou dan sejuta pertanyaan lain tiba-tiba menyerangmu. Kamu menangkap raut kekesalan di wajah Lou Teasdle yang memang sangat menyayangi semua member One Direction ini.

“aku.. aku tidak mengerti”. Ucapmu terbata-bata. Sesekali membenarkan posisi tubuh Taqqi dipelukanmu yang bergerak hampir terbangun mendengar suara Lou.

“apa? Jadi kau tidak bertemu dengan Zayn? Jadi dimana dia seka..”.

“Lou, kau bisa pulang kehotel sekarang, kau kelihatannya sangat lelah dan Lux juga”. Niall memotong, ia memanggil Bodyguard didepan ruangan itu dan menyuruh salah satu dari mereka mengantar Lou kehotel.

“jika terjadi sesuatu padanya bagaimana?”. Ucap Lou pada Niall.

tidak akan, biar aku yang urus. Sekarang kau pulanglah”. Niall mengantar Lou keluar dan kembali masuk menghampirimu yang masih berdiri kaku tak mengerti.

“dimana Zayn?”. Tanyamu saat Niall sudah dihadapanmu. Namun Niall menyuruhmu untuk duduk dan mengambil alih Taqqi yang tertidur pulas. Kamu menggendongnya dengan satu tangan dan Niall bisa merasakan bahwa tanganmu terasa kebas sangat hebat.

“aku tidak mengerti, Zayn mencarimu begitu khawatir. Kau kemana?”. Tanya Niall agak berbisik, agar suaranya tak membangunkan Taqqi yang dalam pelukannya.

Kamu jadi lebih khawatir dengan keberadaan Zayn sekarang yang kamu tak tahu ada dimana, “apa? Kenapa ia khawatir padaku? aku hanya pergi ke supermarket”. Kamu begitu menyesal telah membuat Zayn khawatir dan mencarimu sampai seperti ini.

Ada sedikit kelegaan saat Niall mengetahui bahwa kamu hanya pergi untuk berbelanja, dan ia kembali tenang, “astaga, (yn). Jadi kau hanya ke supermarket?”.

“aku membeli Yogurt untuk putraku, mini market dekat sini sudah tutup. Memangnya ada apa sampai ia cemas mencariku?”.

“tidak. Umm.. ini jacket Zayn dan Handphonemu, coba kau telfon dia”. Niall menyerahkannya padamu. Kamu langsung menghubungi Zayn namun tak ada jawaban.

“tidak aktif, apa dia pergi sendiri?”. Tanyamu.

“tidak dia bersama.. astaga, aku tidak menyimpan nomor Steeve”. Niall mengernyitkan matanya, menyadari betapa bodohnya dia.

“tapi, apa kau tahu kira-kira kemana Zayn mencarimu?”. Tanya Niall. Melihat Niall disini dan Lou Teasdle juga beberapa bodyguard baru saja, membuatmu hampir lupa bahwa sekarang kamu berada di Indonesia. Dirumahmu.

“ya, kurasa aku tahu”.


~ZLS~



To Be Continued...

Monday, April 24, 2017

#ZLS Leave You? Impossible! Part 1

Posted by Unknown at 8:16:00 PM 0 comments
Title: #ZLS Leave You? Impossible! {Part 1}

Author: @TaqqisMom @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @zaynmalik as Zayn Malik
          - @(Yourusername) as (Your Name) / Zayn's Wife
          - Mohammed Taqqi Malik as Your Son (karangan Author)
          - @VictoriaJustice as Sophie Zughbie 
          - @OmgAdamSaleh as Amree
          - Malik's Family
          - And other boys of  @OneDirection {Louis, Liam, Niall, and Harry}

             


|Welcome to my Imagination|

Hope you like, guys ;)


~ZLS~


_Author pov_


But baby if you say, you want me to stay
All Change my mind
Cause i dont wanna know i'm walkin away
If you'll be mind
Want go, Want go
So baby if you say, you want me to stay
Stay for the night
All Change my mind

Gemuruh teriakan histeris seperdetik memecahkan stadium Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Tepat saat lagu All Change My Mind milik salah satu jebolan X-Factor UK ini berakhir.

“We Want More!! We Want More!! We Want More!!”. Serempak mereka yang mendominasi stadium tersebut yakni para gadis remaja Indonesia itu berteriak, kecanduan akan lagu-lagu yang dibawakan mereka, boyband asal Inggris, One Direction.

Hey girl i'm waitin' on ya, i'm waitin' on ya
Come on let me sneak you out
And have a celebration, a celebration
The music up the windows down

Yeah, will be doing what we do
Just pretending that we could
And we know we to

Yeah, will keep doin what we do
Just pretending that we could
so tonight

Lets' go crazy, crazy, crazy 'till we see the sun
I know we only

Live While We're Young
And live while we're young

Lagi, ribuan gadis remaja itu berteriak saat One Direction mengakhri lagu terakhir di konser perdana mereka di Indonesia. Niall, Louis, Harry, Liam, dan Zayn, mereka merapat dan berangkulan satu sama lain dihadapan ribuan penggemar mereka, mengucapkan rasa terimakasih mereka dan mengungkapkan rasa cinta mereka kepada Directioner, sebutan penggemar bagi One Direction.

“okay, Terima Kasih Indonesia”. Ucap Harry menggunakan bahasa Indonesia yang baru saja ia pelajari sebelum konser dimulai. Disusul Niall yang mengucapkan hal yang sama namun sedikit berantakan, mengundang gelak tawa teman-temannya termasuk fans mereka.

“aku cinta Directioner Indonesia!”. Sambung Zayn melambaikan tangannya, siap meninggalkan panggung lebih dulu dari teman-temannya. Teriakan fans semakin menjadi-jadi saat Zayn mengatakannya dengan bahasa Indonesia tanpa salah dalam pengucapan seperti yang dilakukan Niall baru saja.

“hoohoo... wait, wait, Zayn”. Tahan Louis yang menarik tangan Zayn, masih menggenggam microfonnya, membawa kembali pria berparas paling beda dari yang lainnya itu kembali kedepan panggung, bahkan beberapa langkah lebih maju dari sebelumnya.

“okay, I'm sure you must know, today is Zayn's Birthday, right?”. Ucap Louis yang mengikat tangan Zayn di ketiaknya, seolah Zayn akan kabur memasuki backstage karena takut Louis akan melampiaskan kejahilannya seperti ulang tahun Zayn sebelum-sebelumnya. Padahal terbersit dipikiran Zayn untuk kabur saja tidak, karena ia mau berbagi kebahagiannya di malam ulang tahunnya ini bersama penggemarnya di Indonesia.

Zayn hanya cengengesan memamerkan gigi putihnya, saat Directioner menimpali ucapan Louis bahwa mereka sudah pasti tau, tepat dua puluh tahun yang lalu seorang bayi laki-laki lahir dalam keluarga asal Inggris-Pakistan, yang diberi nama Zain Javvad Malik.

“and now let’s sing a Happy Birthday song to him, okay? 1..2..3..!!”. Lanjut Louis memberi kode untuk mulai bernyanyi, Directioner pun mematuhinya, mereka bernyanyi dengan mengganti kata You dengan Malik dalam lagu tersebut.

Sementara Zayn, ia nampak bahagia, senyumnnya tak pernah padam, ia juga memeluk dan mengucapkan terima kasih kepada Louis dan Liam yang berdiri disampingnya, masih bernyanyi untuknya.

“where is Harry and Niall?”. Tanya Zayn yang hanya komat kamit pada kedua sahabatnya itu. Namun keduanya hanya melanjutkan nyanyian mereka, tak mengubris pertanyaan Zayn, seolah tak mengerti apa yang ditanyakan Zayn baru saja, dan menarik Zayn semakin kedepan.

“once again!”. Pinta Louis untuk yang ketiga kalinya. Mungkin setelah ini ia akan dinobatkan menjadi 'pembuat janji palsu'.

Happy Birthday Malik
Happy Birthday Malik
Happy Birthday Happy Birthday
Happy Birthday Malik

Kali ini nyanyian itu benar-benar berakhir, Louis dan Liam menerima kembali pelukan Zayn, kemudian Zayn melambaikan tangannya ke ribuan Directioners Indonesia dihadapannya. Sementara Louis berbalik memberi kode pada seseorang yang jauh dibelakangnya tanpa sepengetahuan Zayn.

“thank you, girl's. Thank you!”. Ucap Zayn sebelum ia berbalik dan melihat kejutan kecil tersebut untuknya. Kejutan yang sama sekali tak diduganya.

“happy birthday daddy~ happy birth...”. Harry kembali kepanggung setelah menghilang beberapa menit yang lalu, datang menciutkan suaranya agar terdengar seperti suara anak kecil, sambil menggendong erat seorang bayi laki-laki.

“Oohooh my god...”. Ucap Zayn memegang kepala dan mengacak-acak rambutnya, sama sekali tak menyangka bahwa putra pertamanya hadir di hari jadinya yang genap dua puluh tahun ini.

“EH LIATLIAAT... ITU TAQQI MALIK! OMFG! HE'S SO CUUUTE! YAMPUN UNYU BANGEETTT!”. Teriak beberapa Directioner Indonesia, dan sekarang mereka meneriakkan nama Taqqi berkali-kali, agar Zayn menunjukkan babynya pada mereka lebih dekat.

Kemudian Zayn menghampiri Harry dan mengambil alih Taqqi dari gendongan Harry.
Belum sempat ia berbalik lagi untuk kembali kedepan panggung Membawa si baby Malik tersebut, Niall muncul menggandeng wanita cantik yang sangat Zayn cintai.

Kamu, datang bersama Niall sambil membawa mini cake yang terdapat beberapa lilin diatasnya.

Zayn juga terkejut dengan kehadiranmu, karena sebelum Zayn berangkat ke Indonesia untuk konser pertamanya, Zayn mengajakmu seperti biasa, tapi kamu tak mau dengan alasan tak enak badan.

“why didn't you say you were also here?”. Tanya Zayn yang sudah didekatmu.

“blow your candle first”. Perintahmu, membulatkan matamu padanya.

“Don't forget to make a wish, Zayn”. Potong Niall menggunakan micenya. Zayn menutup matanya lalu meniup semua api itu.

“you lie to me? You said, you're sick!”. Tandas Zayn tepat setelah ia meniup semua lilin-lilinnya.

“i'm sorry. The Boys said, they wanted to surprise you, and Niall are telling me to lie to you”. Belamu lalu mencium punggung tangan Zayn. Zayn melirik Niall dan Niall berdalih untuk berpura-pura tak mendengar saja, memasang wajah tak bersalah, toh ini untuk Zayn juga.

"Niall, I'll kill you!”. Niall berhasil meliukkan tubuhnya sebelum jerat tangan Zayn berhasil menarik kerah kausnya. Pria berambut pirang itu menyusul Liam dan Louis yang tengah sibuk berdiskusi mendekskripsikan mimik wajah Taqqi yang dalam gendongan Harry kepada para fans.

“no! Not here”. Tahanmu saat Zayn mencoba..., “why”.

“I don't like watching them jea..”.

“okay”. Potong Zayn lalu mengecup keningmu singkat. Membuat Directioner beralih memperhatikan kalian yang jauh di belakang panggung, riuh teriakan fans pun kembali meledak-ledak seperti saat mereka berlima ini muncul untuk pertama kalinya dimata mereka.

Zayn mengajakmu kembali kedepan panggung, ia mengambil alih bayinya dari pelukan Harry. Mohammed Taqqi Malik, putra pertamamu dan Zayn, bayi laki-laki yang memiliki mata lentik dan alis tebal seperti Daddynya, dan wajah yang bulat, rambut black curly, serta mulut yang mungil seperti Momnya.

Zayn menggunakan mice nya kembali dan...

I gotta feeling
That tonight's
Gonna be a good night
That tonight's gonna be a good night
That tonight's gonna be a good good night
I gotta feeling.....

Zayn terus menyanyikan I Gotta Feeling milik Black Eyed Peas dibantu The Boys, menghadapmu sambil menggenggam tangan kirimu dan sedikit berdansa bersama Taqqinya.

That tonight's gonna be a good good night
I gotta feeling.....

“Terimakasih Indonesiaaa!”. Ucap The Boys bersamaan.

“Terimakasih Indonesia”. Lanjut Zayn pelan padamu, meraih pinggangmu agar mendekat sambil tersenyum dan mencium kepalamu juga pipi chubby Taqqi.


~ZLS~


“Thank you, Niall”. Kamu menyesap Capuchino hangat yang diberikan Niall, sementara pria itu menjatuhkan tubuhnya disampingmu, ia hanya mengangguk karena mulutnya telah penuh dengan keripik kentang. Melihat hal itu membuat Taqqimu tertawa karna pipi Niall menggembung dan memang tengah menggoda putramu.

Konser telah berakhir beberapa menit yang lalu, para personil 1D sedang menikmati istirahat mereka, beberapa dari mereka tengah menikmati makan malam yang sudah disediakan, dan adapula yang sedang berganti pakaian atau bahkan langsung menghampiri sofa dan tidur tanpa berganti pakaian ataupun makan malam, seperti Harry Styles.

Zayn baru kembali dari ruang ganti bersama Liam yang tertawa karena candaan yang dibuat Zayn, mereka langsung menghampiri setumpuk makanan ringan dan minuman kaleng yang tersedia, sepertinya perut mereka membutuhkan pertolongan segera. Liam mengambil posisi dihadapanmu, duduk disofa merah marun meneguk sebotol air mineral ditangannya sampai habis dan membuka sekotak makanan berisi chicken barbeque, beberapa sayuran dan sepuluh tusuk sate. Sementara Zayn menghampirimu, memberikan sebotol air mineral ditangannya.

“i've been drinking a cappuccino granting of Niall”. Jawabmu. Zayn sekilas melihat dua cangkir Capuchino dihadapan Niall, yang satu hangat dan yang satunya lagi dingin. Pria berambut pirang itu masih sibuk membuat Taqqi merasakan geli diperutnya hanya karena beberapa keripik kentang yang menyumpal mulut Niall.

“have you eaten?”. Tanya Zayn, memilih untuk duduk dilantai dan membuka kotak berisi makanan yang sama dengan milik Liam.

“no, for you just”. Melihat Zayn hanya membawa sekotak saja dan memang hanya tersisa satu kotak untuk Harry, kamu memilih untuk menahan perutmu yang memang sedikit lapar. Seolah tau perutmu kosong, Zayn bangkit dan mengangkat Taqqi dari pangkuanmu lalu menyerahkannya kepada Niall tanpa meminta izinnya terlebih dahulu, kemudian menarik lenganmu.

“what are you doing?”. Zayn tak menjawab, ia menyuruhmu untuk duduk dilantai dan memberikan sekotak makanannya padamu.

Kamu tak mengerti sampai Zayn duduk dekat dihadapanmu, bahkan terlalu dekat denganmu, dengkul kalian menempel seakan tak mau lepas, lalu Zayn membuka lebar mulutnya seperti Taqqi yang meminta untuk disuapi. Kamu memicingkan matamu padanya, "what do you want?”.

“it's my birthday. Come on, obey my wishes”. Kamu hanya bisa mendengus menggeleng kecil dan mulai memasukkan beberapa potong chicken barbeque kedalam mulut Zayn. Begitu pula Zayn yang mengambil potongan daging tersebut dan menyuruhmu untuk membuka mulutmu. “I already told you, this is for..,”.

“this includes my wishes, open your mouth!”. Melihat kalian yang saling menyuapi membuat Liam tertawa dan Louis yang baru saja menghabiskan makanannya mengambil kotak makan Liam dan mengambil potongan daging kecil dan melakukan hal yang sama dengan Zayn. Mereka berduapun mulai membuat lelucon dengan Louis berperan sebagai kamu, namun lebih tepatnya sebagai wanita jadi-jadian dan Liam sebagai Zayn.

“guys, Miller calls us, he was in a room on the second floor”. Ucap Niall yang satu-satunya tidak ikut tertawa melihat kekonyolan Liam dan Louis karena baru saja menerima telepon dari Miller tadi, menejer baru 1D.

Zayn, Liam dan Louis diam sejenak, tawa mereka hilang dan raut wajah mereka menegang, kamu tau itu namun tak tahu apa yang mereka pikirkan, bahkan Zayn. Memang One Direction kini memiliki menejer baru, tepatnya satu minggu yang lalu, menejer lama mereka terbaring dirumah sakit dalam keadaan koma karena kecelakaan. Memang saat itu jadwal mereka sedang padat-padatnya dan membutuhkan seorang menejer yang mengatur seluruh jadwal padat mereka, tapi mereka tak bisa bayangkan bahwa Miller bisa secepat itu menggantikan Joe.

Dan mereka bergegas. Niall menyerahkan Taqqi padamu lalu membangunkan Harry, sementara Liam meninggalkan sekotak makanannya yang belum ia habiskan menyusul Louis yang memimpin didepan.

“spend my food, maybe I'm not for a while”. Ucap Zayn padamu dan menyusl Niall dan Harry yang tergopoh-gopoh karena masih mengantuk didepannya.

Melihat ayahnyanya yang pergi tergesa-gesa membuat Taqqi merasa kehilangan ayahnya itu. Ia menangis menyebut Abby terus menerus dan tersedu-sedu.

“tenang sayaang, ayahmu cuma sebentar”. Kamu menggendongnya, mengusap air matanya yang keluar, menenangkannya. Namun Taqqi tetap merengek dan memanggil Zayn yang nyatanya sudah menjauh darinya.

“yauda yaudaah, ayo kita keluar”. Akhirnya kamu membawanya keluar ruangan yang berisi beberapa kru yang sibuk dengan obrolan dan urusan mereka masing-masing, sibuk merapihkan barang-barang dan makanan sampai tak menghiraukan tangisan kecil Taqqi.


Mereka berhamburan keluar saat pintu kotak berbesi itu terbuka, lalu masuk kedalam ruangan yang tak jauh dari kotak berbesi tersebut, lift. Steeve yang menjadi pengganti Paul sementara karena tak bisa ikut bersama mereka ke Indonesia membukakan pintunya, membiarkan pasukannya masuk lebih dulu. Harry Louis Liam Niall dan Zayn, ia terlihat seperti menghitung jumlah pasukannya, memastikan bahwa tak ada yang tertinggal.

Zayn masuk paling akhir sebelum Steeve, kemudian ia merekam situasi disekitarnya, tak begitu ramai hanya ada manager One Direction dan dua kru yang masuk kedalam rapat pembuatan video clip One Dirction ini. Dan satu orang lagi, Evvane Clark, mantan kekasih Zayn. Menurut media yang beredar.

Niall menggeser duduknya, membiarkan Zayn untuk duduk disampingnya. Kehadiran gadis itu yang begitu aneh karena munculnya diruang rapat yang seharusnya hanya untuk One Direction ini, tak hanya dirasakan Zayn, tapi juga Niall, Louis, Liam dan Harry.

Zayn tak risau akan hal itu, wajar saja, Evvane baru saja masuk ke management yang sama dengan One Direction karna si model super cantik itu merambah ke dunia musik, gadis itu menjadi penyanyi solo sekarang, memang tak diragukan selain kecantikannya yang luar biasa, ia juga memiliki suara yang tak kalah luar biasanya.

Zayn tak canggung sama sekali meskipun model cantik itu pernah mengetuk hatinya dan kini berada dihadapannya sekarang, ya karena memang Zayn sudah tak mempunyai perasaan apa-apa lagi padanya, atau bisa dibilang, tak pernah. Seseorang telah mendobrak hati Zayn lebih cepat, Kamu.

Tapi, mengingat Evvane Clark juga bagian dari menejemen Syco dan ikut dalam Tour One Direction di Los Angles hingga Indonesia ini sebagai pembuka konser mereka, bukan berarti gadis itu ikut ambil bagian didalam rapat ini kan?

“okay, everyone has gathered, we will continue the project of making a video clip that was delayed. Because now I'm your manager, so i will continue this project”. Seorang pria ber kemeja coklat terang, berambut brunnete yang disebut-sebut sebagai menejer baru dari One Direction ini membuka suaranya.

“this about the scene that we talked about earlier. When there will be one among you who becomes the leading role in the video clip it and kiss a girl, you guys remember?”. Lanjut Miller, si menejer baru One Direction itu disambut anggukan dan jawaban ya dari para member One Direction.

“i think he is most remember that scene”. Ejek Niall. Sementara dibelakangnya, Harry yang seperti orang mabuk karena baru beberapa menit tertidur segera menempeleng kepala yang sebagian besar dipenuhi helaian rambut pirang itu.

“no Niall, get serious. When we arrival in London, we will immediately begin a few scenes in the video clip of you guys and I've decided one among you who would do the scene with Evvane..”.

“Evvane?”. Pertanyaan itu kompak keluar dari mulut para member One Direction, lain hal nya dengan Zayn yang hanya menautkan kedua alisnya.

“me? Miller, but... Why didn't you say that in the video clip I've to do that scene?”. Protes Evvane yang kini berdiri dan berdecak pinggang. Kini semua member memperhatikannya. Ia nampak terkejut,  karena sebelumnya ia hanya diminta untuk menjadi model gadis divideo clip dan berperan sebagai seorang kekasih salah satu member One Direction dihadapannya ini.

“ya, true. Last night, aku hanya memberitahumu bahwa kaulah yang menjadi model Video clip One Direction, dan aku memintamu untuk ikut dalam rapat ini dan membicarakan hal itu, tapi sekarang aku sudah mengatakannya, kan?”. Ucap Miller dengan santai, sambil menyeruput secangkir minuman ditangannya. Evvane bungkam terperanga atas penjelasan menejer baru itu.

“so, with whom?”. Sahut Louis membuka pertanyaan yang sedari tadi ditunggu-tunggu para member 1D juga Evvane.

“Zayn Malik”. Sambar sang menejer tak berlama-lama lagi.



To Be Continued...



Akhirnyaaa.. ke posting juga setelah mengendap bertahun-tahun didraft gak tahu mau posting apa enggak, lanjutin apa nggak, sampai ngalamin yang namanya Writers Block karena saking lamanya udah gak nulis-nulis lagi.. hehe jadi curhat^^

okay, ini dia Part pertama dari sequelnya ZLS Love You? Impossible! yaitu "Leave You? Impossible". yaa.. walaupun mungkin udah basi, you know laahh.. Zayn udah out dari 1D, dan 1D sendiri juga lagi fakum, jadi mungkin sedikit yang minat untuk baca sequel ini. But, kembali lagi, karna udah lama mengendap didraft guee, gak dipost gak dibaca sayang kaan, cape2 bikin dulu sampe larut malam nulisnya, eh berakhir cuma didraft, kan lucu_- 

Okay! So.. What you thing about this chapter? kalau layak diposting lanjutannya kasih tau yaa.. mumpung lagi mood nulisnya.. hahah, Thank you!

Wednesday, October 12, 2016

Memulai Kembali Apa Yang Sempat Terhenti

Posted by Unknown at 8:09:00 PM 0 comments
Sebelumnya, Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya Fathimah Ali ingin sekali mengucapkan terima kasih banyak untuk semua yang pernah mengujungi dan menyempatkan diri membaca sedikit luapan imajinasi saya, meskipun sedikit agak terlambat untuk menyampaikan hal itu ya.. hihihi.

Karena setelah lebih dari tiga tahun saya hiatus dari dunia Blogger, gak tau kenapa hari ini saya membukanya lagi.. mungkin setelah saya melihat adik didik saya mebaca salah satu imajinasi saya di blog ini, dan dia sangat tertarik mebacanya.. Salsa namanya, karena gadis kecil itu saya kembali membuka blog saya.

Tetapi.... karena sudah lebih dari tiga tahun saya tidak tekun mengeluarkan imajinasi saya ini, ditambah sedikit kesibukan yang membuat saya segan membuka laptop saya kemudian menulis lagi.. Oleh karena itu keputusan saya untuk menulis kembali lagi jujur sedikit berat. Tapi entah kenapa justru keinginan dalam hati saya kuat untuk melanjutkannya lagi, meskipun saya sadar saya mengalami Writers Block saat ini.

Dan setelah saya membaca beberapa post dari beberapa blogger bahwa cara mengatasi Writers Block ini adalah 'terus saja menulis meskipun apa yang kita tulis ini aneh, gak nyamubng, garing, ga jelas, dan tidak layak untuk di baca (lhohh.. -_-) biarkan saja, nanti dengan sendirinya ide untuk menciptakan sebuah imajinasi akan mengalir sendiri'. karena kalimat itulah mungkin yang menjadi pemicu saya untuk membuka blog ini dan mulai menulis lagi.

Jadi mohon maaf jika apa yang saya posting setelah ini tidak sebagus dan sebaik apa yang saya posting tiga tahun lalu.. Dan saya dengan senang hati menerima komentar baik anda para pengunjung juga para pembaca setia blog saya.

Akhir kata saya ucapkan lagi Terima kasih dan mohon Maaf yang sebesar-besarnya jika apa yang saya posting ini tidak jelas dan garing.. hhihih, jadi harap dimaklumi >,<

Wassalamu'alaikum wr. wb.



Salam Hangat               


Author My Imagination's Blogger

Monday, May 20, 2013

#NLS Princess Nose And True Love {Part 28} ENDING

Posted by Unknown at 11:16:00 PM 0 comments

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 28} ENDING

Author: @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDirection {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Sherine pov_


'drrt.. drrtt..'.

Halo?”. Ku angkat handphone baruku itu yang bergetar dan menunjukkan bahwa Niall yang menelponku.

'kau belum berangkat bekerja?'. Tanya pria tampan diseberang sana. Yang satu minggu ini meninggalkanku pulang ke kampung halamannya, Irlandia. Ku harap ia menelfonku untuk memberitahukan kepulangannya. Aku sudah terlalu merindukannya. Aku bisa mengerti rasa rindunya padaku saat ini, seperti ia yang ku tinggalkan ke china satu tahun lebih.

aku sedang sarapan, dan hari ini aku masuk siang”. Jawabku.

'bagus'. Singkatnya. Membuatku berhenti mengunyah makanannku, memilih agar ia yang bicara dan memberitahu maksudnya.

'sekarang kau keluar'. Lanjutnya, dan aku berlari kekamar untuk mengambil hoodieku karena aku masih mengenakan toptank hitam ini. Lalu kembali berlari untuk membuka pintu. Aku tau maksudnya dan.. benar.

Aku tersenyum sumringai melihat pria itu kini. Niall berdiri diseberang rumahku dengan polo shirt putih serta topi merahnya, tersenyum melambaikan tangan. Ia menutup telfonnya dan memasukkan iPhone itu kedalam saku celana bahannya, bersamaan dengan seorang wanita paruh baya yang muncul begitu saja disampingnya. Terseyum dan juga melambaikan tangannya padaku.




Aku cukup terkejut atas kedatangannya bersama dengan Mom Maura. Aku langsung menuruni tangga rumahku dan berniat untuk menghampiri mereka. Namun Niall melarangku dan memintaku untuk tetap menunggunya disana.

Mom berjalan lebih dulu dari Niall, namun saat ia hampir sampai, sebuah mobil yang melaju cukup kencang mengarah padanya. Aku dan Niall berteriak keras mencoba menyelamatkan Mom dari mobil itu yang akan menabraknya.

MOOM!!”. Teriakku dan Niall.

'bugg!'.

Seseorang lebih cepat dari kami berhasil menarik Mom, menolongnya yang hampir saja tertabrak mobil itu. Shireen, ia yang menyelamatkan Mom dari bingisnya mobil itu. Aku buru-buru berlari ke arah mereka yang terjatuh di tepi aspal. Begitu juga dengan Niall.

Karena Mom kulihat ia baik-baik saja dan ia sudah dibantu Niall untuk bangun dari jatuhnya, aku langsung menghampiri kakakku yang dengkulnya mengeluarkan banyak darah kini,




Ren, lo berdarah! Ayo gue bantu”. Ucapku saat aku mencoba mengangkat tubuhnya. Melihatku sedikit sulit mengangkat tubuh Shireen yang sulit berdiri, buru-buru Niall membantuku dengan menggendong tubuh Shireen.

Sher, cepat kau buka pintunya”. Perintah Niall. Dan aku langsung mengangkat beberapa kantong belanja yang Shireen lempar tadi dan berlari untuk membuka pintunya. Entah kenapa, aku begitu sakit saat Niall lewat dihadapanku, menggendong Shireen dan membiarkan Shireen mengalungkan lengannya itu ke lehernya.

Sher, kau masih menyimpan botol disinfeksimu?”. Tanya Niall padaku yang masih berdiri dipintu.

ya”. Kemudian aku meninggalkan kantong-kantong plastik di tanganku ke atas meja, lalu mengambil kotak obatku yang tersimpan dikamar dan membawanya ke ruang tamuku, untuk ku berikan pada Niall.

Kulihat kekasihku itu begitu cekatan membersihkan luka pada dengkul Shireen, saat ia membersihkan sisa darah yang keluar, menuangkan alkohol tersebut untuk membunuh bakterinya dan meniup dengkul itu saat Shireen merintih kesakitan, siapa yang tak sakit melihat kekasihnya melakukan hal itu pada gadis lain?

Aku tak kuat lagi melihat mereka, aku berdiri dan lebih memilih masuk kedapurku. Namun suara mereka dan rintihan Shireen yang terasa begitu sakit di telingaku masih terdengar.

aww! Sss.. bisakah kau pelan-pelan menekannya?”. Pinta Shireen.

sorry”. Singkat Niall yang entah masih membersihkan luka itu atau sudah selsai. Aku mencengkram hebat tepi washtaffle, saat suara mereka yang muncul saling bersahutan.

Apa aku cemburu? Oh, ayolah Sher. Dia kakakmu, Niall melakukan itu untuk menolong kakakmu! Tapi.. tapi kenapa aku begitu merasakan sakit saat tubuh Shireen diangkat Niall tadi? Lebih sakit dari pada aku merasakan penyakit kanker itu yang bersarang ditubuhku dahulu.

kalian begitu mirip, siapa namamu?”. Suara dari wanita paruh baya itu sekarang yang muncul.

aku, Shireen”. Jawab kakakku.

Shireen and Sherine? Nama kalian bagus. Terima kasih kau sudah menyelamatkanku, aku tak tau apa jadinya anakku jika aku tertabrak mobil itu”.

ya.. aku kebetulan saja baru pulang berbelanja daan..”. Aku sudah tak fokus mendengarkannya lagi saat sepasang tangan memeluk pada leherku dari belakang. Meletakkan kepalanya diatas pundakku.

Hhh!”. Aku terkejut dan berbalik kehadapan sang empunya sepasang tangan itu yang muncul tiba-tiba yang kulepaskan tangannya tiba-tiba pula.

ada apa? Kau tak merindukanku?”. Tanya orang itu yang ternyata Niall, tengah terkejut akan sikapku.

Aku sadar, kini ia memperhatikanku seperti orang ketakutan, aku menelan ludahku sendiri, berusaha keras untuk melupakan rasa cemburuku itu. Aku tau itu terlihat jelas, dengan aku menyendiri di ruang makan seperti ini, bukankah itu artinya aku tak mau melihat Niall dengan Sherine yang saling menatap, menyentuh, dan sedekat itu.

hey, Sher? Kenapa kau terlihat gugup dan ketakutan?”. Tanya Niall yang mencengkram pundakku, mencari wajahku yang menunduk menatap kakiku.

aku.. aku.. akuu..”.

kau... jangan bilang kau cemburu dengan kakakmu sendiri”. Ucapan Niall tersebut memaksaku menatapnya cepat. Aku melihat ia menatapku dengan sedikit menyunggingkan sudut bibirnya.

Aku hanya bisa diam, aku malu mengakuinya. Ya, harusnya aku tak perlu secemburu itu, Niall sudah jelas mencintaiku, dengan perjuangannya selama ini untuk mendapatkanku kembali, itu sudah cukup harusnya untukku meyakinkan bahwa Niall tak akan pernah berpaling dariku.

Niall menghembuskan nafasnya dan menggenggam kedua tanganku sebelum melanjutkan bicaranya, “Sher, kau terlihat lucu jika kau cemburu seperti ini. You know? I love it”. Ucap Niall yang justru membuatku kesal padanya.

okay, listen. True love is love wich only for two person, and no place for the third person, Sher”. Ucapnya seraya menerawang kedua bola mata coklat tuaku. Aku dibuatnya terhanyut akan kata-katanya itu, perlahan aku merengkuh tubuhnya, memeluk tubuh yang tingginya melebihiku.

so, aku hanya memiliki satu cinta, dan itu untukmu. Aku sudah susah payah untuk mendapatkanmu kembali, jika aku melepaskanmu lagi, maka aku adalah pria terbodoh didunia ini. And you know? True love suddenly brokken, not only but like the old man who has lost the stick, dan aku tak mau itu terjadi lagi”. Aku tersenyum dalam dekapannya, aku bisa tenang kini. Niall membelai rambutku berkali-kali sejak tadi, memelukku erat seraya mengayunkan tubuhnya laksana berdansa dikeindahannya pagi cerah ini. Memaksaku untuk menikamati pelukannya ini tanpa harus melepaskannya.

Niall!”. Suara Mom memaksa Niall melepaskan pelukan ini, dan ia manarik tanganku untuk kembali keruang tamu sebelum menghapus air mataku dan berbisik, “aku sudah memilihmu, dan tak akan memilih yang lain. Ecxept the food”. Aku tertawa dibelakangnya.

Kami sampai diruang tamu, ku lihat dengkul Shireen sudah terbalut perban yang dipasang Niall tadi. Aku duduk disampingnya, sedangkan Niall dihadapanku bersama Mom Maura. Aku berusaha untuk melupakan apa yang baru saja terjadi padaku tentang kecemburuanku yang berlebihan itu tadi, dan kembali fokus pada kedatangan Mom Maura kerumahku yang tiba-tiba ini.

Aku sudah sering bertemu dengan Mom sebelumnya, namun itu cukup lama, saat pertama kali Niall memilihku untuk menjadi kekasihnya, sebelum aku mengetahui penyakit itu.

Niall sudah menceritakan semua tentang kalian padaku, aku cukup terkejut mendengar ceritamu. Jika Niall tak cerita, mungkin sampai saat ini aku tak pernah tau tentang penyakitmu itu. Aku hanya takjub padmu, begitu besarnya kau mencintai putraku. Terima kasih, Sherine”. Seru Mom Maura.

tidak, Mom. Aku yang berterima kasih padamu, kau sudah melahirkan putra yang tulus mencintaiku, menyemangatiku melewati penyakit itu, dan memberiku tak hanya kebahgiaan tapi juga ketenangan”. Ucapku tersenyum seraya menatap Niall yang hanya melebarkan senyumnya itu.

Mom ingin mengatakan sesuatu padamu”. Sahut Niall yang kemudian berdiri dan menyuruhku duduk disamping Mom.

kenapa tak kau saja yang mengatakannya, Niall”. Jawab Mom. Aku hanya bingung melihat keduanya yang memlempar tatapan yang tak ku mengerti, membuatku mengerutkan kening ini.

sudah, kau duduklah”. Niall menarikku untuk duduk disamping Mom Maura. Kini aku duduk menyamping mengahadap Mom, sedangkan Niall berdiri disamping sofa, dibelakangku.

Mom Maura menggenggam kedua tanganku, mengelus-elusnya dengan lembut, sesekali menyentuh kepala sampai pipiku. Aku tak mengerti apa yang ingin ia bicarakan padaku, ia terus tersenyum dan mengelus tanganku.

apa kau mencintai putaraku setulus hatimu?”. Mulainya, aku kembali mengerutkan kening ini, kemudian ku palingkan wajahku kebelakang menghadap Niall. Namun Niall hanya diam dan mengangkat pundaknya, menyuruhku untuk menjawab saja pertanyaan Momnya.

tentu saja, Mom. Memangnya kenapa? Kau.. tak menyukaiku berhubungan dengan putramu?”. Ucapku sedikit taku. Takut ia menjawab Ya.

tidakk, aku hanya ingin melihat putraku bahagia dengan pilihan terbaiknya”. Jawab Mom dan diam-diam aku bernafas lega. Tapi aku masih tak mengerti akan perkataannya baru saja.

maksudmu?”. Tanyaku. Kemudian ia semakin lurus menatapku, seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting atau begitu rahasia.

nak, maukah kau menjadi menantuku?”. Ucapnya, berhasil membulatkan mata juga mulutku. Aku berbalik mengahadap Niall yang bertujuan menanyakan kebenaran yang Momnya tanyakan padaku tadi.

Namun ternyata Niall tak lagi berdiri kini, ia tengah berdeku seperti seorang pangeran yang menunggu sang putri meraih tangannya. Tapi tak hanya tangan yang Niall berikan untukku. Sebuah kotak kecil berwarna hijau yang telah terbuka ia berikan dihadapanku, membutaku tak bisa menutup rapat mulut ini. Sepasang cincin berukiran True Love yang begitu cantik didalamnya.





 

mungkin pertanyaan itu yang tepat untukku tanyakan padamu. Will you?”. Ucapnya, membuatku teringat bahwa ia pernah mencoba melamarku namun aku tak pernah menjawabnya, hingga ia menyuruh Mom Maura untuk mengatakannya.

Aku mencoba menenangkan diriku, sesekali aku juga menatap kakakku yang tersenyum mengangguk. Kemudian aku kembali menatap Niall bersama sebuah kotak ditangannya, dan aku mengangguk perlahan seraya tersenyum juga menahan air mata kebahagiaanku yang ingin keluar.

tidaak, Sher. Yang kuinginkan bukan anggukanmu, tapi jawabanmu”. Bantah Niall yang hampir membuat rasa bahagiaku lemah saat ia mengeluarkan kata tidak.

Aku mengatur nafasku sebelum mengatakannya, “I will, Niall. Aku mau menjadi istrimu dan aku tak bohong”. Ucapku, disusul tawanya yang tanpa suara itu.

Niall menyerahkan kotak itu pada Mom, kemudian Mom Maura mengambil sebuah cincin yang ukurannya lebih kecil dan menerahkannya pada Niall. Niall memasangkan cincin itu ke jari manisku, bersamaan dengan jatuhnya air mataku yang tak bisa ku bendung lagi. Kemudian Mom memberikan pasnagan cincin yang kukaenakan ini dan menyerahkannya padaku, ku pasangkan cincin itu ke jari manis Niall.

sudah ku katakan kau jangan menangis lagi, Sher”. Ucap Niall setelah aku selesai memakaikan cincin itu ke jarinya. Tapi aku malah menangis semakin menjadi-jadi. Niall memelukku dan mengusap lembut punggungku.

setelah ini kau harus bedakan, mana tangisan kesedihan dan mana tangisan kebahagiaan, Niall”. Omelku, dan ia hanya cengengesan saja setelah melepaskan pelukannya.

Now, your my future wife, Princess Nose”. Ucap Niall sebelum mengecup lembut punggung tanganku.

and your my futere husband, Blonde Panda”. Ucapku, namun dibalas dengan raut wajah cembetut Niall.

kenapa? Kenapa kau tak memanggilku Prince Nose, Sher!”. Oceh Niall setelah aku sudah lebih dulu menghindar darinya, aku berlari darinya yang entah ingin melakuakan apa padaku.

Jika aku kembali ke beberapa tahun yang lalu, dimana saat-saat paling menyedihkan dalam hidupku, aku tak pernah membayangkan bahwa hal ini akan terjadi. Aku sembuh dari kanker mengerikan itu, rambutku kembali tumbuh, pendengaran dan penglihatanku kembali jelas, fisikku tak lagi melemah, dan aku berencana akan berjemur bersama Shireen mungkin setelah ini. Dan aku juga bisa kembali ke negeri ini lagi, mencintai Niall, dan menikah dengannya, menikah dengan cinta sejatiku.


_Sherine pov End_


~NLS~


_Author pov_


Sebuah kamar didalam sebuah rumah di tengah kota London, kamar itu penuh sesak, tak seperti biasanya yang selalu rapih dan bersih. Bukan karena butiran salju yang masuk kedalam kamar itu, tapi terdapat tiga gadis yang malam sebelumnya membuat pesta kecil-kecilan mereka.

'criiiiiing.......'. Deru suara bising tersebut sudah berdering sedari tadi, namun tak ada satu pun dari mereka yang terbangun akan suara itu. Seorang gadis yang tidur diatas kasur miliknya, masih menempel penutup itu dimatanya kini berbalik mengganti posisi tidurnya. Memeluk seorang gadis lainnya yang memiliki rupa yang sama persis dengannya. Gadis berambut merah itupun terbangun, terkejut akan pelukan tiba-tiba itu yang datang dari sang adik.

Gadis berambut merah itu duduk, namun masih diatas ranjang milik adiknya itu. Ia melihat dibawahnya terdapat satu kasur lipat lagi yang ditiduri seorang gadis berambut brunette itu. Shireen menggaruk kepalanya yang memang gatal, masih sedikit terpejam,ia dikejutkan lagi oleh deringan suara yang berasal dari bawahnya.

Handphone milik gadis berambut brunette itu berkelip, gadis itu meraihnya dan begitu saja mengangkat panggilan yang masuk tanpa meminta izin pemiliknya, “Haloooh?”. Ucap Shireen yang masih memejamkan matanya.

CHRISTIE!! KAU MAU MENIKAH DENGANKU TIDAAAAAK??!!”. Membelalak mata Shireen seraya memandangi handphone ditangannya itu yang didalam layar tersebut tertera nama Taylor Lautner.

Gadis itu kembali meletakkan handphone itu di telinganya, dan ternyata pria itu masih bercuap-cuap sendiri, mengomel sendiri, “... Jawaab! Aku dan Niall sudah sampai di Altar tiga puluh meint yang lalu dan kau tak kunjung datang, kau sudah tak mencintaiku?!”. Oceh Taylor diseberang sana.

Kini Shireen mengerti dan ia baru sadar, ia tak menjawab panggilan itu dan langsung menarik tangan Sherine dan Christie seraya berteriak, “girls! Ayo banguuun! Kalian terlambat!”. Teriak Shireen yang kini berhasil membuka mata Sherine dan Christie yang nyawanya masih belum terkumpul semua.

Sherine masih menyipitkan matanya menatap heran kakakknya itu yang berteriak seperti orang gila, “Rin! Hari pernikahan lo!”. Teriak Shireen yang berhasil membuat Sherine melompat dari kasurnya.

Sementara Sherine yang berlari kekamar mandinya, Christie malah meneruskan tidurnya, itu membuat Shireen kembali mencoba membangunkannya.

Christ? Apa kau mencintai Taylor?”. Ucap Shireen yang berbisik ditelinga gadis itu.

ofcouursee”. Jawabnya malas-malasan.

Shireen menarik nafasnya, mengumpulakan strategi yang mungkin berhasil untuk membangunkan dokter adiknya ini, “tapi, kurasa ia mencintaiku, Christ. Semalam ia menciumku”. Bisik Shireen.

Dan berhasil, Christie bangkit dari tidurnya dan memberikan tatapan amarahnya pada Shireen, Shireen malah tertawa sendiri melihat sikapnya, “bagaimana aku bisa mencium kekasihmu sedangkan semalaman aku bersama kalian disini”. Lanjut Shireen yang masih tertawa. Christie pun mengerutkan dahinya.

cepat banguuun sekarang hari pernikahanmu! Dan kau terlambat tiga puluh menit Christ”. Teriak Shireen kembal, membuat Christie membulatkan matanya dan berteriak seperti melihat hantu.

Sherine yang sedang mandi pun dikejutkan oleh pintu yang terbuka tiba-tiba, Christie masuk begitu saja dan ikut membersihkan dirinya.

Christ! Kau gila? Aku belum selesai!”. Teriak Sherine terkejut, yang kini tengah membersihkan tubuhnya didalam bathub.

kita sudah kehabisan waktu, Sher. Sudahlah diam saja, salahmu sendiri kenapa tak mengunci pintunya!”. Ucap Christie yang sudah membasahi tubuhnya.

Hanya lima menit mereka membutuhkan waktu untuk membersihkan tubuh mereka, ini lebih cepat dari biasanya mereka mandi, yang membutuhkan waktu setengah jam lebih. Sherine dan Christie langsung mengambil gaun mereka yang sudah mereka pajang di hadapan ranjang Sherine sejak semalam, lalu memakainya.

Sedangkan Shireen, ia belum membersihkan tubuhnya, ia lebih memilih mereka yang hari ini menikah untuk siap lebih dulu. Shireen juga hampir kerepotan, karena ia yang me-makeup kedua pengantin wanita ini. Shireen memang sangat ahli dalam urusan makeup, karena ia tak bisa hidup tanpa makeupnya.

Shireen tolong, bulumataku lepas lagi!”. Teriak Sherine meronta-ronta, seolah terdapat serangga dikelopak matanya.

tidaktidak, kau selesaikan airlaner ini. Ini akan terlihat jelek jika kau berhenti setengah-setengah!”. Tahan Christie, menutruh Shireen untuk tidak berhenti.

Ren! Who's your sister?!!”. Teriak Sherine sebal.

Sheer, Christie benar, ini tak bisa ditinggal, sabarlah, ini sebentar lagi”. Ucap Shireen yang masih serius memakaikan airlaner di kelopak mata dr.Burke itu

tapi kau sedari tadi mengurusinya teruus! Christ, dewasalah! Kau lebih tua dariku, harusnya kau mengalah”.

aku sudah sering mengalah padamu, tapi untuk kali ini tidak!”.

diam, Christ. Jika kau terus bergerak ini akan jelek”. Omel Shireen.

'Tiiiiin.. Tiiiin'. Suara klakson tersebut berasal dari luar rumah Sherine.

Sher, cepat kau buka”. Ucap Christie.

kenapa harus aku?!”.

ya karna aku sedang sibuk, dan kakakmu juga”. Ucap Christie santai, membuat Sherine mendengus kesal.

Karena gaunnya yang panjang, ia hampir kerepotan untuk sampai di pintu rumahnya. Dan saat Sherine membuka pintunya, terdapat sebuah mobil yang ia tau itu milik Harry. Tepat, Harry keluar dari mobilnya dan ia bersama Louis untuk menjemput Sherine dan Christie.

kenapa kalian lama sekali?”. Teriak Louis dari dalam mobil Harry, sedangkan Harry keluar dari mobilnya dan menghampiri Sherine.

masuklah, kami masih bersiap-siap, kami kesiangan Lou!”. Sherine langsung kembali kekamarnya, dan Christie sudah selesai, sedangkan Shireen kini tengah mengatur bulumata Sherine.

sudah, cepat pergilah”. Ucap Shireen setelah menyelesaikan tugasnya.

Sherine dan Christie terburu-buru seraya menenteng high hells mereka menuju mobil Harry. Saat didalam mobil, mereka masih repot dengan high heels mereka yang belum terpakai, sementara Louis yang dibagian kemudi hanya menggeleng melihat kedua pengantin wanita itu dibelakangnya.

kau?”. Tanya Harry kepada Shireen, pria itu heran dengan penampilan Shireen yang masih belum rapih.

aku akan menyusul. Kalian duluan saja”. Jawab Shireen yang menyandar di bibir pintu rumahnya.

HARRY CEPAT!!!”. Teriak kedua pengantin wanita itu kompak.

umm.. kalian duluan saja. Aku akan kesana bersanma kakakmu, Sher”. Ucap Harry yang diakhiri dengan senyumnya kepada Shireen.

Dan mobil Harry pun melaju dalam kemudi Louis. Sedangkan Harry berniat untuk kembali masuk kerumah Sherine dan menunggu Shireen yang akan bersiap-siap. Namun Shireen malah mengunci pintunya dan membiarkan Harry meringis kesakitan karena keningnya yang membentur pintu rumah itu.

kau mau menungguku? Tunggu diluar, keriting jelek!”. Teriak Shireen sebelum meninggalkan pintunya dan pergi untuk merendamkan tubuhnya di bathub.

iya! Aku tunggu disini!” teriak Harry yang sudah mengambil posisi duduknya di tangga kedua rumah dibelakngnya itu.

kasar sekali gadis itu, akukan mau mengantarnya, kenapa aku disuruh tunggu diluar? Aku ini tamunya!”. Gerutu Harry, namun tak lama senyumnya kembali.

tapi aku tak akan menyerah”.


~NLS~


Janji sumpah dua pasang pengantin itu pun telah terucap, kini mereka saling menatap untuk memberikan sebuah ciuman. Taylor dan Christie sudah melakukannya sebelum ada yang menyuruh mereka untuk melakukannya, sementara Sherine dan Niall.

Niall sudah mencoba mendekatkan wajahnya, namun Sherine terus menghindar, sesekali ia tutup bibir tipisnya itu dengan tangannya, seolah ia tak mau melakukan hal itu. Ia memang tak mau, karena ia belum sama sekali melakukan hal itu. Ditambah ia tak ingin melakuaknnya didepan banyak orang seperti ini.

Sher, ini tidak main-main”. Bisik Niall memberikan tatapan menyudutnya.

aku tau Niall, tapi aku tak bisa”. Ucap Sherine lirih.

kau lihat mereka, mereka sudah melakukannya dan belum berakhir juga sampai saat ini”. Niall menggeleng-geleng melihat Taylor dengan istrinya itu, Sherine juga melirik kedua dokternya itu yang berdiri tepat dibelakang Niall. Sherine begitu jijik melihat mereka, sesekali ia menggeleng dan mengeluarkan suara seperti ingin muntah.

Sherine cepat! Ini mudah! Okay, kau tutup matamu”. Perintah Niall, dan Sherine menurut. Namun gadis itu masih membuka matanya sedikit, dan saat Niall kembali mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya itu sebuah telapak tangan mengarah pada wajahnya. Sherine mendorong wajah Niall kebelakang.

Niall tertawa, bukan karena lucu, tapi karena terlalu geram dengan Sherine yang seperti anak kecil ini. Dan tak banyak mereka yang menyaksikan pernikahan Taylor Christie dan Niall Sherine ini tertawa melihat tingkah sepasang pengantin ini yang tak juga melakuakan hal yang sama dengan Taylor dan Christie saat ini.

Karena tawa ramai itu, Taylor dan Christie menghentikan aktifitas mereka. Taylor menghampiri Niall yang masih terus mencoba untuk menyentuh bibir istrinya itu, dan Sherine yang masih terus menghindar, bahkan hampir meninggalkan Altar untuk berlari dari Niall.

kenaapa kalian ini?”. Tanya Taylor heran. Namun Niall hanya diam meremas jambulnya, sedangkan Sherine menggeleng seraya menutup mulutnya itu dengan kedua tangannya.

Sherine!”. Panggil Taylor, ia seperti memiliki rencana sendiri untuk menolong Niall mengatasi Sherine yang tak pernah merasakan sebuah ciuman itu.

Sherine mendongak, dan tiba-tiba wajah Taylor berubah ketakutan saat melihat Sherine, “Sher, di pipimu ada serangga!”.

AH! MANA? CEPAT KAU AMBIL CEPAAAT!”. Sherine mematung dan cara itu berhasil membuat Taylor untuk menuyuruh Niall mencium Sherine yang kini terpejam karena ketakutan akan serangga yang menempel dipipinya, yang nyatanya hanyalah tipuan Taylor belaka.

Niall buru-buru menyentuh bibir Sherine, takut ia akan menghindar lagi. Dan sentuhan yang datang tiba-tiba itu berhasil membuat mata Sherine terbuka dan membulat. Jantungnya berdegup lebih cepat dari yang biasa ia rasakan. Ia tak bisa melepaskannya, karena Niall merangkul pinggangnya, tak membiarkan gadis itu terlepas lagi.

Niall melepaskan sentuhannya tersebut. Dengan senyuman menawannya, ia menangkap raut wajah Sherine yang memerah dan masih sedikit terkejut itu, tentu saja karena ini first kiss mereka.

mudah kan?”. Ucap Niall menggoda istrinya itu. Sherine mendengus dan tertawa, mentertawakan kebodohan dan kepolosannya sendiri. Ia memeluk Niall yang kini sudah menjadi suaminya, sebuah pelukan yang mengartikan bahwa mereka telah berhasil, berhasil menemukan cinta sejati mereka masing-masing, cinta sejati yang benar-benar sejati.

Siapa yang menyangka, berawal dari sedikit cobaan yang menimpa Sherine, ia bisa menemukan cinta sejatinya. Padahal ia sudah kehilangan arah hidupnya, putus asa, hanya karena takut yang dicintainya menangis karenanya. Sungguh sebuah alasan yang bodoh tapi berarti untuknya, ingin melihat yang dicintainya bahagia karenanya, bukan menangis.

Karena penyakit itu, ketegaran mereka diuji, kesabaran, dan juga cinta. Hingga mereka menemukan sesuatu, menemukaan arti kehidupan yang sebenarnya, menemukan arti dari kebahagiaan yang sebenarnya, arti air mata yang sebenarnya, arti cinta yang sebenarnya.

Cinta sejati, itu sudah menjadi takdir, tak ada yang bisa memisahkan mereka, kecuali takdir Tuhan dan kematian...


_Author pov End_


~NLS~

_THE END_


Cuap-cuap Author Fathimah_Haddad PENTING!! eh ngga juga deeh_-

Finally!! berapa bulan yah ngerjain ini #NLS --a duh author bingung nih mau cuap-cuap apa, author LS ini mah sadar diri kalo storynya emang gak bagus :') tapi kalo ada yang mau nambahin kritikan tentang story ini boleh kok, BOLEH BANGET malah seneng banget, itu jadi pembangun buat authornya sendiri untuk membuat story lain yang lebih baik lagi :)

Maaf, gak maksud untuk membohongi dengan bilang sampe part 26 :( tadinya emang mau sampe part 26 cuma kepanjangan, jadi dibagi lagi deh.-. Dan Maaf juga kalo ngepostnya suka telat, lama, itu karena free timenya author sedikit :' dan koneksi dirumah author lamaban, maklum rumahnya author kan tertutup. kandang kali_- maaf juga kalo ada yang gak suka sama ending ceritanya, jujur Author fathimah ini paling susah kalo buat Tittle/judul story dan! Ending cerita_- makanya masih butuh masukan yang banyak terutama tentang tittle dan endingnya :)

OH IYA, kalo ada yang sedang bertanya-tanya, next story yang bakal dibuat athor fathimah ini apa?
Jawabannyaaaa.... yup! Kalo ada yang udah baca Story ini >> http://t.co/pDkMW9tKFS dan cuplikan sequelnya ini >> (http://t.co/pEbJHmO5wb, http://t.co/f1mQGO1lGY, http://t.co/J53qduJ9DM, http://t.co/uoMBZPHhY7, http://t.co/hzWNT3LkjB) pasti tau story apa selanjutnya yang author kerjain ;) dan sedikit bocoran, kalo di ZLS itu nanti mungkin ada beberapa cuplikan adegan di ZLS yang lama dan ada pengulangan sedikit adegannya. Daaan, bakal ada beberapa new Cast yang bakalan muncul! ;) Penasara? Cooming sooooooonn!!! bulan puasa mungkin dipostnya, atau lebaran :/ itu target author~ ah taudeh liat aja nanti, author gak bisa janjiin kapan, takutnya kayak LS sebelum-sebelumnya, penundaan post atau bahakan berenti, gak diteruskan lagi .-.

ADA LAGI NIH! Reader aku yang suka nulis cobak angkat Liam atau Louis atau Niall atau Harry! etapi jangan Zayn, zayn cukup author aja yang angkat ;p *duh kan berat_- okay, atau ada yang emang seorang author? Gini~~ mau join sama aku tak bikin story ininih >> http://www.facebook.com/note.php?note_id=494931563893326&refid=21&ref=stream Author fathimah cuma mau nyoba aja bikin story yang Authornya dua :) kan seru tuh kayaknya, bisa tuker pikiran atau tukeran ide gitu ;) etapi ini yang mau aja yaaah, dan ada kemauan mau bikin story ini sampai ending! Nah yang mau? Start to send me DM on my Twitter acc >> @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 ;D

SATU LAGINIH SATU LAGI!!! ciyus deeh.-.

Author pengen mengenal lebih dekat laginih sama readernya~ sekalian, kalo ada reader yang masih bingung sama NLS ini, AYOK lewat hashtag ini>>

Jadi... kalian boleh nanya apaaaaaaaa aja tentang pembuatan PNATL Author ini, apapun! Asal jangan urusan pribadinya author-,-

Gausah mention, Misalnya : kak, asal muasal dapet ide cerita ini gimana sih?
Nanti kakak reply mention kamu, Misal :@  dari kakak sendiri, karena kakak suka bersin-bersin tiap pagi_-

Naahh dan itu dimulai dariiiii~~~ jengjengjeeeng!!! Sekarang ;)

Udaaah itu aja cuap-cuapnya author, sekali lagi maaf kalo Storynya memang tak bagus dan tak memuaskan kalian :) udah mau baca sampe ending aja aku udah seneeeeenggg bangett /peluk reader satu-satu/

See you next story.......... ^-^~
 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea