Monday, May 20, 2013

#NLS Princess Nose And True Love {Part 28} ENDING

Posted by Unknown at 11:16:00 PM 0 comments

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 28} ENDING

Author: @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDirection {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Sherine pov_


'drrt.. drrtt..'.

Halo?”. Ku angkat handphone baruku itu yang bergetar dan menunjukkan bahwa Niall yang menelponku.

'kau belum berangkat bekerja?'. Tanya pria tampan diseberang sana. Yang satu minggu ini meninggalkanku pulang ke kampung halamannya, Irlandia. Ku harap ia menelfonku untuk memberitahukan kepulangannya. Aku sudah terlalu merindukannya. Aku bisa mengerti rasa rindunya padaku saat ini, seperti ia yang ku tinggalkan ke china satu tahun lebih.

aku sedang sarapan, dan hari ini aku masuk siang”. Jawabku.

'bagus'. Singkatnya. Membuatku berhenti mengunyah makanannku, memilih agar ia yang bicara dan memberitahu maksudnya.

'sekarang kau keluar'. Lanjutnya, dan aku berlari kekamar untuk mengambil hoodieku karena aku masih mengenakan toptank hitam ini. Lalu kembali berlari untuk membuka pintu. Aku tau maksudnya dan.. benar.

Aku tersenyum sumringai melihat pria itu kini. Niall berdiri diseberang rumahku dengan polo shirt putih serta topi merahnya, tersenyum melambaikan tangan. Ia menutup telfonnya dan memasukkan iPhone itu kedalam saku celana bahannya, bersamaan dengan seorang wanita paruh baya yang muncul begitu saja disampingnya. Terseyum dan juga melambaikan tangannya padaku.




Aku cukup terkejut atas kedatangannya bersama dengan Mom Maura. Aku langsung menuruni tangga rumahku dan berniat untuk menghampiri mereka. Namun Niall melarangku dan memintaku untuk tetap menunggunya disana.

Mom berjalan lebih dulu dari Niall, namun saat ia hampir sampai, sebuah mobil yang melaju cukup kencang mengarah padanya. Aku dan Niall berteriak keras mencoba menyelamatkan Mom dari mobil itu yang akan menabraknya.

MOOM!!”. Teriakku dan Niall.

'bugg!'.

Seseorang lebih cepat dari kami berhasil menarik Mom, menolongnya yang hampir saja tertabrak mobil itu. Shireen, ia yang menyelamatkan Mom dari bingisnya mobil itu. Aku buru-buru berlari ke arah mereka yang terjatuh di tepi aspal. Begitu juga dengan Niall.

Karena Mom kulihat ia baik-baik saja dan ia sudah dibantu Niall untuk bangun dari jatuhnya, aku langsung menghampiri kakakku yang dengkulnya mengeluarkan banyak darah kini,




Ren, lo berdarah! Ayo gue bantu”. Ucapku saat aku mencoba mengangkat tubuhnya. Melihatku sedikit sulit mengangkat tubuh Shireen yang sulit berdiri, buru-buru Niall membantuku dengan menggendong tubuh Shireen.

Sher, cepat kau buka pintunya”. Perintah Niall. Dan aku langsung mengangkat beberapa kantong belanja yang Shireen lempar tadi dan berlari untuk membuka pintunya. Entah kenapa, aku begitu sakit saat Niall lewat dihadapanku, menggendong Shireen dan membiarkan Shireen mengalungkan lengannya itu ke lehernya.

Sher, kau masih menyimpan botol disinfeksimu?”. Tanya Niall padaku yang masih berdiri dipintu.

ya”. Kemudian aku meninggalkan kantong-kantong plastik di tanganku ke atas meja, lalu mengambil kotak obatku yang tersimpan dikamar dan membawanya ke ruang tamuku, untuk ku berikan pada Niall.

Kulihat kekasihku itu begitu cekatan membersihkan luka pada dengkul Shireen, saat ia membersihkan sisa darah yang keluar, menuangkan alkohol tersebut untuk membunuh bakterinya dan meniup dengkul itu saat Shireen merintih kesakitan, siapa yang tak sakit melihat kekasihnya melakukan hal itu pada gadis lain?

Aku tak kuat lagi melihat mereka, aku berdiri dan lebih memilih masuk kedapurku. Namun suara mereka dan rintihan Shireen yang terasa begitu sakit di telingaku masih terdengar.

aww! Sss.. bisakah kau pelan-pelan menekannya?”. Pinta Shireen.

sorry”. Singkat Niall yang entah masih membersihkan luka itu atau sudah selsai. Aku mencengkram hebat tepi washtaffle, saat suara mereka yang muncul saling bersahutan.

Apa aku cemburu? Oh, ayolah Sher. Dia kakakmu, Niall melakukan itu untuk menolong kakakmu! Tapi.. tapi kenapa aku begitu merasakan sakit saat tubuh Shireen diangkat Niall tadi? Lebih sakit dari pada aku merasakan penyakit kanker itu yang bersarang ditubuhku dahulu.

kalian begitu mirip, siapa namamu?”. Suara dari wanita paruh baya itu sekarang yang muncul.

aku, Shireen”. Jawab kakakku.

Shireen and Sherine? Nama kalian bagus. Terima kasih kau sudah menyelamatkanku, aku tak tau apa jadinya anakku jika aku tertabrak mobil itu”.

ya.. aku kebetulan saja baru pulang berbelanja daan..”. Aku sudah tak fokus mendengarkannya lagi saat sepasang tangan memeluk pada leherku dari belakang. Meletakkan kepalanya diatas pundakku.

Hhh!”. Aku terkejut dan berbalik kehadapan sang empunya sepasang tangan itu yang muncul tiba-tiba yang kulepaskan tangannya tiba-tiba pula.

ada apa? Kau tak merindukanku?”. Tanya orang itu yang ternyata Niall, tengah terkejut akan sikapku.

Aku sadar, kini ia memperhatikanku seperti orang ketakutan, aku menelan ludahku sendiri, berusaha keras untuk melupakan rasa cemburuku itu. Aku tau itu terlihat jelas, dengan aku menyendiri di ruang makan seperti ini, bukankah itu artinya aku tak mau melihat Niall dengan Sherine yang saling menatap, menyentuh, dan sedekat itu.

hey, Sher? Kenapa kau terlihat gugup dan ketakutan?”. Tanya Niall yang mencengkram pundakku, mencari wajahku yang menunduk menatap kakiku.

aku.. aku.. akuu..”.

kau... jangan bilang kau cemburu dengan kakakmu sendiri”. Ucapan Niall tersebut memaksaku menatapnya cepat. Aku melihat ia menatapku dengan sedikit menyunggingkan sudut bibirnya.

Aku hanya bisa diam, aku malu mengakuinya. Ya, harusnya aku tak perlu secemburu itu, Niall sudah jelas mencintaiku, dengan perjuangannya selama ini untuk mendapatkanku kembali, itu sudah cukup harusnya untukku meyakinkan bahwa Niall tak akan pernah berpaling dariku.

Niall menghembuskan nafasnya dan menggenggam kedua tanganku sebelum melanjutkan bicaranya, “Sher, kau terlihat lucu jika kau cemburu seperti ini. You know? I love it”. Ucap Niall yang justru membuatku kesal padanya.

okay, listen. True love is love wich only for two person, and no place for the third person, Sher”. Ucapnya seraya menerawang kedua bola mata coklat tuaku. Aku dibuatnya terhanyut akan kata-katanya itu, perlahan aku merengkuh tubuhnya, memeluk tubuh yang tingginya melebihiku.

so, aku hanya memiliki satu cinta, dan itu untukmu. Aku sudah susah payah untuk mendapatkanmu kembali, jika aku melepaskanmu lagi, maka aku adalah pria terbodoh didunia ini. And you know? True love suddenly brokken, not only but like the old man who has lost the stick, dan aku tak mau itu terjadi lagi”. Aku tersenyum dalam dekapannya, aku bisa tenang kini. Niall membelai rambutku berkali-kali sejak tadi, memelukku erat seraya mengayunkan tubuhnya laksana berdansa dikeindahannya pagi cerah ini. Memaksaku untuk menikamati pelukannya ini tanpa harus melepaskannya.

Niall!”. Suara Mom memaksa Niall melepaskan pelukan ini, dan ia manarik tanganku untuk kembali keruang tamu sebelum menghapus air mataku dan berbisik, “aku sudah memilihmu, dan tak akan memilih yang lain. Ecxept the food”. Aku tertawa dibelakangnya.

Kami sampai diruang tamu, ku lihat dengkul Shireen sudah terbalut perban yang dipasang Niall tadi. Aku duduk disampingnya, sedangkan Niall dihadapanku bersama Mom Maura. Aku berusaha untuk melupakan apa yang baru saja terjadi padaku tentang kecemburuanku yang berlebihan itu tadi, dan kembali fokus pada kedatangan Mom Maura kerumahku yang tiba-tiba ini.

Aku sudah sering bertemu dengan Mom sebelumnya, namun itu cukup lama, saat pertama kali Niall memilihku untuk menjadi kekasihnya, sebelum aku mengetahui penyakit itu.

Niall sudah menceritakan semua tentang kalian padaku, aku cukup terkejut mendengar ceritamu. Jika Niall tak cerita, mungkin sampai saat ini aku tak pernah tau tentang penyakitmu itu. Aku hanya takjub padmu, begitu besarnya kau mencintai putraku. Terima kasih, Sherine”. Seru Mom Maura.

tidak, Mom. Aku yang berterima kasih padamu, kau sudah melahirkan putra yang tulus mencintaiku, menyemangatiku melewati penyakit itu, dan memberiku tak hanya kebahgiaan tapi juga ketenangan”. Ucapku tersenyum seraya menatap Niall yang hanya melebarkan senyumnya itu.

Mom ingin mengatakan sesuatu padamu”. Sahut Niall yang kemudian berdiri dan menyuruhku duduk disamping Mom.

kenapa tak kau saja yang mengatakannya, Niall”. Jawab Mom. Aku hanya bingung melihat keduanya yang memlempar tatapan yang tak ku mengerti, membuatku mengerutkan kening ini.

sudah, kau duduklah”. Niall menarikku untuk duduk disamping Mom Maura. Kini aku duduk menyamping mengahadap Mom, sedangkan Niall berdiri disamping sofa, dibelakangku.

Mom Maura menggenggam kedua tanganku, mengelus-elusnya dengan lembut, sesekali menyentuh kepala sampai pipiku. Aku tak mengerti apa yang ingin ia bicarakan padaku, ia terus tersenyum dan mengelus tanganku.

apa kau mencintai putaraku setulus hatimu?”. Mulainya, aku kembali mengerutkan kening ini, kemudian ku palingkan wajahku kebelakang menghadap Niall. Namun Niall hanya diam dan mengangkat pundaknya, menyuruhku untuk menjawab saja pertanyaan Momnya.

tentu saja, Mom. Memangnya kenapa? Kau.. tak menyukaiku berhubungan dengan putramu?”. Ucapku sedikit taku. Takut ia menjawab Ya.

tidakk, aku hanya ingin melihat putraku bahagia dengan pilihan terbaiknya”. Jawab Mom dan diam-diam aku bernafas lega. Tapi aku masih tak mengerti akan perkataannya baru saja.

maksudmu?”. Tanyaku. Kemudian ia semakin lurus menatapku, seperti ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting atau begitu rahasia.

nak, maukah kau menjadi menantuku?”. Ucapnya, berhasil membulatkan mata juga mulutku. Aku berbalik mengahadap Niall yang bertujuan menanyakan kebenaran yang Momnya tanyakan padaku tadi.

Namun ternyata Niall tak lagi berdiri kini, ia tengah berdeku seperti seorang pangeran yang menunggu sang putri meraih tangannya. Tapi tak hanya tangan yang Niall berikan untukku. Sebuah kotak kecil berwarna hijau yang telah terbuka ia berikan dihadapanku, membutaku tak bisa menutup rapat mulut ini. Sepasang cincin berukiran True Love yang begitu cantik didalamnya.





 

mungkin pertanyaan itu yang tepat untukku tanyakan padamu. Will you?”. Ucapnya, membuatku teringat bahwa ia pernah mencoba melamarku namun aku tak pernah menjawabnya, hingga ia menyuruh Mom Maura untuk mengatakannya.

Aku mencoba menenangkan diriku, sesekali aku juga menatap kakakku yang tersenyum mengangguk. Kemudian aku kembali menatap Niall bersama sebuah kotak ditangannya, dan aku mengangguk perlahan seraya tersenyum juga menahan air mata kebahagiaanku yang ingin keluar.

tidaak, Sher. Yang kuinginkan bukan anggukanmu, tapi jawabanmu”. Bantah Niall yang hampir membuat rasa bahagiaku lemah saat ia mengeluarkan kata tidak.

Aku mengatur nafasku sebelum mengatakannya, “I will, Niall. Aku mau menjadi istrimu dan aku tak bohong”. Ucapku, disusul tawanya yang tanpa suara itu.

Niall menyerahkan kotak itu pada Mom, kemudian Mom Maura mengambil sebuah cincin yang ukurannya lebih kecil dan menerahkannya pada Niall. Niall memasangkan cincin itu ke jari manisku, bersamaan dengan jatuhnya air mataku yang tak bisa ku bendung lagi. Kemudian Mom memberikan pasnagan cincin yang kukaenakan ini dan menyerahkannya padaku, ku pasangkan cincin itu ke jari manis Niall.

sudah ku katakan kau jangan menangis lagi, Sher”. Ucap Niall setelah aku selesai memakaikan cincin itu ke jarinya. Tapi aku malah menangis semakin menjadi-jadi. Niall memelukku dan mengusap lembut punggungku.

setelah ini kau harus bedakan, mana tangisan kesedihan dan mana tangisan kebahagiaan, Niall”. Omelku, dan ia hanya cengengesan saja setelah melepaskan pelukannya.

Now, your my future wife, Princess Nose”. Ucap Niall sebelum mengecup lembut punggung tanganku.

and your my futere husband, Blonde Panda”. Ucapku, namun dibalas dengan raut wajah cembetut Niall.

kenapa? Kenapa kau tak memanggilku Prince Nose, Sher!”. Oceh Niall setelah aku sudah lebih dulu menghindar darinya, aku berlari darinya yang entah ingin melakuakan apa padaku.

Jika aku kembali ke beberapa tahun yang lalu, dimana saat-saat paling menyedihkan dalam hidupku, aku tak pernah membayangkan bahwa hal ini akan terjadi. Aku sembuh dari kanker mengerikan itu, rambutku kembali tumbuh, pendengaran dan penglihatanku kembali jelas, fisikku tak lagi melemah, dan aku berencana akan berjemur bersama Shireen mungkin setelah ini. Dan aku juga bisa kembali ke negeri ini lagi, mencintai Niall, dan menikah dengannya, menikah dengan cinta sejatiku.


_Sherine pov End_


~NLS~


_Author pov_


Sebuah kamar didalam sebuah rumah di tengah kota London, kamar itu penuh sesak, tak seperti biasanya yang selalu rapih dan bersih. Bukan karena butiran salju yang masuk kedalam kamar itu, tapi terdapat tiga gadis yang malam sebelumnya membuat pesta kecil-kecilan mereka.

'criiiiiing.......'. Deru suara bising tersebut sudah berdering sedari tadi, namun tak ada satu pun dari mereka yang terbangun akan suara itu. Seorang gadis yang tidur diatas kasur miliknya, masih menempel penutup itu dimatanya kini berbalik mengganti posisi tidurnya. Memeluk seorang gadis lainnya yang memiliki rupa yang sama persis dengannya. Gadis berambut merah itupun terbangun, terkejut akan pelukan tiba-tiba itu yang datang dari sang adik.

Gadis berambut merah itu duduk, namun masih diatas ranjang milik adiknya itu. Ia melihat dibawahnya terdapat satu kasur lipat lagi yang ditiduri seorang gadis berambut brunette itu. Shireen menggaruk kepalanya yang memang gatal, masih sedikit terpejam,ia dikejutkan lagi oleh deringan suara yang berasal dari bawahnya.

Handphone milik gadis berambut brunette itu berkelip, gadis itu meraihnya dan begitu saja mengangkat panggilan yang masuk tanpa meminta izin pemiliknya, “Haloooh?”. Ucap Shireen yang masih memejamkan matanya.

CHRISTIE!! KAU MAU MENIKAH DENGANKU TIDAAAAAK??!!”. Membelalak mata Shireen seraya memandangi handphone ditangannya itu yang didalam layar tersebut tertera nama Taylor Lautner.

Gadis itu kembali meletakkan handphone itu di telinganya, dan ternyata pria itu masih bercuap-cuap sendiri, mengomel sendiri, “... Jawaab! Aku dan Niall sudah sampai di Altar tiga puluh meint yang lalu dan kau tak kunjung datang, kau sudah tak mencintaiku?!”. Oceh Taylor diseberang sana.

Kini Shireen mengerti dan ia baru sadar, ia tak menjawab panggilan itu dan langsung menarik tangan Sherine dan Christie seraya berteriak, “girls! Ayo banguuun! Kalian terlambat!”. Teriak Shireen yang kini berhasil membuka mata Sherine dan Christie yang nyawanya masih belum terkumpul semua.

Sherine masih menyipitkan matanya menatap heran kakakknya itu yang berteriak seperti orang gila, “Rin! Hari pernikahan lo!”. Teriak Shireen yang berhasil membuat Sherine melompat dari kasurnya.

Sementara Sherine yang berlari kekamar mandinya, Christie malah meneruskan tidurnya, itu membuat Shireen kembali mencoba membangunkannya.

Christ? Apa kau mencintai Taylor?”. Ucap Shireen yang berbisik ditelinga gadis itu.

ofcouursee”. Jawabnya malas-malasan.

Shireen menarik nafasnya, mengumpulakan strategi yang mungkin berhasil untuk membangunkan dokter adiknya ini, “tapi, kurasa ia mencintaiku, Christ. Semalam ia menciumku”. Bisik Shireen.

Dan berhasil, Christie bangkit dari tidurnya dan memberikan tatapan amarahnya pada Shireen, Shireen malah tertawa sendiri melihat sikapnya, “bagaimana aku bisa mencium kekasihmu sedangkan semalaman aku bersama kalian disini”. Lanjut Shireen yang masih tertawa. Christie pun mengerutkan dahinya.

cepat banguuun sekarang hari pernikahanmu! Dan kau terlambat tiga puluh menit Christ”. Teriak Shireen kembal, membuat Christie membulatkan matanya dan berteriak seperti melihat hantu.

Sherine yang sedang mandi pun dikejutkan oleh pintu yang terbuka tiba-tiba, Christie masuk begitu saja dan ikut membersihkan dirinya.

Christ! Kau gila? Aku belum selesai!”. Teriak Sherine terkejut, yang kini tengah membersihkan tubuhnya didalam bathub.

kita sudah kehabisan waktu, Sher. Sudahlah diam saja, salahmu sendiri kenapa tak mengunci pintunya!”. Ucap Christie yang sudah membasahi tubuhnya.

Hanya lima menit mereka membutuhkan waktu untuk membersihkan tubuh mereka, ini lebih cepat dari biasanya mereka mandi, yang membutuhkan waktu setengah jam lebih. Sherine dan Christie langsung mengambil gaun mereka yang sudah mereka pajang di hadapan ranjang Sherine sejak semalam, lalu memakainya.

Sedangkan Shireen, ia belum membersihkan tubuhnya, ia lebih memilih mereka yang hari ini menikah untuk siap lebih dulu. Shireen juga hampir kerepotan, karena ia yang me-makeup kedua pengantin wanita ini. Shireen memang sangat ahli dalam urusan makeup, karena ia tak bisa hidup tanpa makeupnya.

Shireen tolong, bulumataku lepas lagi!”. Teriak Sherine meronta-ronta, seolah terdapat serangga dikelopak matanya.

tidaktidak, kau selesaikan airlaner ini. Ini akan terlihat jelek jika kau berhenti setengah-setengah!”. Tahan Christie, menutruh Shireen untuk tidak berhenti.

Ren! Who's your sister?!!”. Teriak Sherine sebal.

Sheer, Christie benar, ini tak bisa ditinggal, sabarlah, ini sebentar lagi”. Ucap Shireen yang masih serius memakaikan airlaner di kelopak mata dr.Burke itu

tapi kau sedari tadi mengurusinya teruus! Christ, dewasalah! Kau lebih tua dariku, harusnya kau mengalah”.

aku sudah sering mengalah padamu, tapi untuk kali ini tidak!”.

diam, Christ. Jika kau terus bergerak ini akan jelek”. Omel Shireen.

'Tiiiiin.. Tiiiin'. Suara klakson tersebut berasal dari luar rumah Sherine.

Sher, cepat kau buka”. Ucap Christie.

kenapa harus aku?!”.

ya karna aku sedang sibuk, dan kakakmu juga”. Ucap Christie santai, membuat Sherine mendengus kesal.

Karena gaunnya yang panjang, ia hampir kerepotan untuk sampai di pintu rumahnya. Dan saat Sherine membuka pintunya, terdapat sebuah mobil yang ia tau itu milik Harry. Tepat, Harry keluar dari mobilnya dan ia bersama Louis untuk menjemput Sherine dan Christie.

kenapa kalian lama sekali?”. Teriak Louis dari dalam mobil Harry, sedangkan Harry keluar dari mobilnya dan menghampiri Sherine.

masuklah, kami masih bersiap-siap, kami kesiangan Lou!”. Sherine langsung kembali kekamarnya, dan Christie sudah selesai, sedangkan Shireen kini tengah mengatur bulumata Sherine.

sudah, cepat pergilah”. Ucap Shireen setelah menyelesaikan tugasnya.

Sherine dan Christie terburu-buru seraya menenteng high hells mereka menuju mobil Harry. Saat didalam mobil, mereka masih repot dengan high heels mereka yang belum terpakai, sementara Louis yang dibagian kemudi hanya menggeleng melihat kedua pengantin wanita itu dibelakangnya.

kau?”. Tanya Harry kepada Shireen, pria itu heran dengan penampilan Shireen yang masih belum rapih.

aku akan menyusul. Kalian duluan saja”. Jawab Shireen yang menyandar di bibir pintu rumahnya.

HARRY CEPAT!!!”. Teriak kedua pengantin wanita itu kompak.

umm.. kalian duluan saja. Aku akan kesana bersanma kakakmu, Sher”. Ucap Harry yang diakhiri dengan senyumnya kepada Shireen.

Dan mobil Harry pun melaju dalam kemudi Louis. Sedangkan Harry berniat untuk kembali masuk kerumah Sherine dan menunggu Shireen yang akan bersiap-siap. Namun Shireen malah mengunci pintunya dan membiarkan Harry meringis kesakitan karena keningnya yang membentur pintu rumah itu.

kau mau menungguku? Tunggu diluar, keriting jelek!”. Teriak Shireen sebelum meninggalkan pintunya dan pergi untuk merendamkan tubuhnya di bathub.

iya! Aku tunggu disini!” teriak Harry yang sudah mengambil posisi duduknya di tangga kedua rumah dibelakngnya itu.

kasar sekali gadis itu, akukan mau mengantarnya, kenapa aku disuruh tunggu diluar? Aku ini tamunya!”. Gerutu Harry, namun tak lama senyumnya kembali.

tapi aku tak akan menyerah”.


~NLS~


Janji sumpah dua pasang pengantin itu pun telah terucap, kini mereka saling menatap untuk memberikan sebuah ciuman. Taylor dan Christie sudah melakukannya sebelum ada yang menyuruh mereka untuk melakukannya, sementara Sherine dan Niall.

Niall sudah mencoba mendekatkan wajahnya, namun Sherine terus menghindar, sesekali ia tutup bibir tipisnya itu dengan tangannya, seolah ia tak mau melakukan hal itu. Ia memang tak mau, karena ia belum sama sekali melakukan hal itu. Ditambah ia tak ingin melakuaknnya didepan banyak orang seperti ini.

Sher, ini tidak main-main”. Bisik Niall memberikan tatapan menyudutnya.

aku tau Niall, tapi aku tak bisa”. Ucap Sherine lirih.

kau lihat mereka, mereka sudah melakukannya dan belum berakhir juga sampai saat ini”. Niall menggeleng-geleng melihat Taylor dengan istrinya itu, Sherine juga melirik kedua dokternya itu yang berdiri tepat dibelakang Niall. Sherine begitu jijik melihat mereka, sesekali ia menggeleng dan mengeluarkan suara seperti ingin muntah.

Sherine cepat! Ini mudah! Okay, kau tutup matamu”. Perintah Niall, dan Sherine menurut. Namun gadis itu masih membuka matanya sedikit, dan saat Niall kembali mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya itu sebuah telapak tangan mengarah pada wajahnya. Sherine mendorong wajah Niall kebelakang.

Niall tertawa, bukan karena lucu, tapi karena terlalu geram dengan Sherine yang seperti anak kecil ini. Dan tak banyak mereka yang menyaksikan pernikahan Taylor Christie dan Niall Sherine ini tertawa melihat tingkah sepasang pengantin ini yang tak juga melakuakan hal yang sama dengan Taylor dan Christie saat ini.

Karena tawa ramai itu, Taylor dan Christie menghentikan aktifitas mereka. Taylor menghampiri Niall yang masih terus mencoba untuk menyentuh bibir istrinya itu, dan Sherine yang masih terus menghindar, bahkan hampir meninggalkan Altar untuk berlari dari Niall.

kenaapa kalian ini?”. Tanya Taylor heran. Namun Niall hanya diam meremas jambulnya, sedangkan Sherine menggeleng seraya menutup mulutnya itu dengan kedua tangannya.

Sherine!”. Panggil Taylor, ia seperti memiliki rencana sendiri untuk menolong Niall mengatasi Sherine yang tak pernah merasakan sebuah ciuman itu.

Sherine mendongak, dan tiba-tiba wajah Taylor berubah ketakutan saat melihat Sherine, “Sher, di pipimu ada serangga!”.

AH! MANA? CEPAT KAU AMBIL CEPAAAT!”. Sherine mematung dan cara itu berhasil membuat Taylor untuk menuyuruh Niall mencium Sherine yang kini terpejam karena ketakutan akan serangga yang menempel dipipinya, yang nyatanya hanyalah tipuan Taylor belaka.

Niall buru-buru menyentuh bibir Sherine, takut ia akan menghindar lagi. Dan sentuhan yang datang tiba-tiba itu berhasil membuat mata Sherine terbuka dan membulat. Jantungnya berdegup lebih cepat dari yang biasa ia rasakan. Ia tak bisa melepaskannya, karena Niall merangkul pinggangnya, tak membiarkan gadis itu terlepas lagi.

Niall melepaskan sentuhannya tersebut. Dengan senyuman menawannya, ia menangkap raut wajah Sherine yang memerah dan masih sedikit terkejut itu, tentu saja karena ini first kiss mereka.

mudah kan?”. Ucap Niall menggoda istrinya itu. Sherine mendengus dan tertawa, mentertawakan kebodohan dan kepolosannya sendiri. Ia memeluk Niall yang kini sudah menjadi suaminya, sebuah pelukan yang mengartikan bahwa mereka telah berhasil, berhasil menemukan cinta sejati mereka masing-masing, cinta sejati yang benar-benar sejati.

Siapa yang menyangka, berawal dari sedikit cobaan yang menimpa Sherine, ia bisa menemukan cinta sejatinya. Padahal ia sudah kehilangan arah hidupnya, putus asa, hanya karena takut yang dicintainya menangis karenanya. Sungguh sebuah alasan yang bodoh tapi berarti untuknya, ingin melihat yang dicintainya bahagia karenanya, bukan menangis.

Karena penyakit itu, ketegaran mereka diuji, kesabaran, dan juga cinta. Hingga mereka menemukan sesuatu, menemukaan arti kehidupan yang sebenarnya, menemukan arti dari kebahagiaan yang sebenarnya, arti air mata yang sebenarnya, arti cinta yang sebenarnya.

Cinta sejati, itu sudah menjadi takdir, tak ada yang bisa memisahkan mereka, kecuali takdir Tuhan dan kematian...


_Author pov End_


~NLS~

_THE END_


Cuap-cuap Author Fathimah_Haddad PENTING!! eh ngga juga deeh_-

Finally!! berapa bulan yah ngerjain ini #NLS --a duh author bingung nih mau cuap-cuap apa, author LS ini mah sadar diri kalo storynya emang gak bagus :') tapi kalo ada yang mau nambahin kritikan tentang story ini boleh kok, BOLEH BANGET malah seneng banget, itu jadi pembangun buat authornya sendiri untuk membuat story lain yang lebih baik lagi :)

Maaf, gak maksud untuk membohongi dengan bilang sampe part 26 :( tadinya emang mau sampe part 26 cuma kepanjangan, jadi dibagi lagi deh.-. Dan Maaf juga kalo ngepostnya suka telat, lama, itu karena free timenya author sedikit :' dan koneksi dirumah author lamaban, maklum rumahnya author kan tertutup. kandang kali_- maaf juga kalo ada yang gak suka sama ending ceritanya, jujur Author fathimah ini paling susah kalo buat Tittle/judul story dan! Ending cerita_- makanya masih butuh masukan yang banyak terutama tentang tittle dan endingnya :)

OH IYA, kalo ada yang sedang bertanya-tanya, next story yang bakal dibuat athor fathimah ini apa?
Jawabannyaaaa.... yup! Kalo ada yang udah baca Story ini >> http://t.co/pDkMW9tKFS dan cuplikan sequelnya ini >> (http://t.co/pEbJHmO5wb, http://t.co/f1mQGO1lGY, http://t.co/J53qduJ9DM, http://t.co/uoMBZPHhY7, http://t.co/hzWNT3LkjB) pasti tau story apa selanjutnya yang author kerjain ;) dan sedikit bocoran, kalo di ZLS itu nanti mungkin ada beberapa cuplikan adegan di ZLS yang lama dan ada pengulangan sedikit adegannya. Daaan, bakal ada beberapa new Cast yang bakalan muncul! ;) Penasara? Cooming sooooooonn!!! bulan puasa mungkin dipostnya, atau lebaran :/ itu target author~ ah taudeh liat aja nanti, author gak bisa janjiin kapan, takutnya kayak LS sebelum-sebelumnya, penundaan post atau bahakan berenti, gak diteruskan lagi .-.

ADA LAGI NIH! Reader aku yang suka nulis cobak angkat Liam atau Louis atau Niall atau Harry! etapi jangan Zayn, zayn cukup author aja yang angkat ;p *duh kan berat_- okay, atau ada yang emang seorang author? Gini~~ mau join sama aku tak bikin story ininih >> http://www.facebook.com/note.php?note_id=494931563893326&refid=21&ref=stream Author fathimah cuma mau nyoba aja bikin story yang Authornya dua :) kan seru tuh kayaknya, bisa tuker pikiran atau tukeran ide gitu ;) etapi ini yang mau aja yaaah, dan ada kemauan mau bikin story ini sampai ending! Nah yang mau? Start to send me DM on my Twitter acc >> @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 ;D

SATU LAGINIH SATU LAGI!!! ciyus deeh.-.

Author pengen mengenal lebih dekat laginih sama readernya~ sekalian, kalo ada reader yang masih bingung sama NLS ini, AYOK lewat hashtag ini>>

Jadi... kalian boleh nanya apaaaaaaaa aja tentang pembuatan PNATL Author ini, apapun! Asal jangan urusan pribadinya author-,-

Gausah mention, Misalnya : kak, asal muasal dapet ide cerita ini gimana sih?
Nanti kakak reply mention kamu, Misal :@  dari kakak sendiri, karena kakak suka bersin-bersin tiap pagi_-

Naahh dan itu dimulai dariiiii~~~ jengjengjeeeng!!! Sekarang ;)

Udaaah itu aja cuap-cuapnya author, sekali lagi maaf kalo Storynya memang tak bagus dan tak memuaskan kalian :) udah mau baca sampe ending aja aku udah seneeeeenggg bangett /peluk reader satu-satu/

See you next story.......... ^-^~

#NLS Princess Nose And True Love {Part 27}

Posted by Unknown at 11:12:00 PM 0 comments

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 27}

Author: @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDirection {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Author pov_


Gadis itu berdiri tepat diujung lorong yang sama menuju kamar Sherine. Ia tak lagi berambut panjang merah mencolok, melainkan hitam sepundaknya dan pakaiannya pun tak semini tadi pagi. Ia memakai jacket yang sama dengan yang Sherine pakai kala itu, jacket berwarna hijau kesukaannya. Hanya saja hidungnya tak merah seperti kala mengantar sup pertamanya kerumah Sherine.

Namun Niall buru-buru berpaling dari pandangannya ke gadis itu, ia takut hal yang ditakutkannya terjadi, ia takut menganggap Shireen adalah Sherine.

Ia berbalik memandangi teman-temannya itu satu persatu dengan tatapan tak percaya, “hh.. kalian merubah penampilan gadis itu agar terlihat seperti Sherine?”. Ucap Niall pada Harry, Louis dan Liam Zayn yang duduk disofa, menyunggingkan senyum sinisnya.

Harr, bukankah kau menyukainya? Kenapa kau ikut merubahnya dengan memakaikan wig hitam itu kekepalanya lalu memakaikan jacket yang sama dengan Sherine? Seolah kau ingin membuatku menganggapnya Sherine, lalu aku jatuh cinta padanya. Kenapa?”. Papar Niall pada Harry dengan nada kecewa.

dengar kalian semua. Tak ada seorangpun yang bisa menggantikan Sherine dihatiku, sekalipun gadis itu yang begitu mirip dengan Sherine. Tak akan! Dan satu lagi, rambut Sherine tak sependek itu”. Tegas Niall yang menunjuk gadis berjacket hijau itu, sebelum berbalik dan hampir saja meninggalkan mereka semua bersama sup ditangannya.

Zayn yang duduk disamping Liam buru-buru bangkit dan menarik tangan Niall, “Niall, tunggu sebentar”. Halang Zayn menahannya untuk keluar. Zayn membawa Niall kemabali ketempat si pirang itu berdiri tadi.

kau sudah perhatikan dia baik-baik? Dan kau bilang ia begitu mirip dengan Sherine?”. Ucap Zayn sesekali mengarahkan pandangannya ke gadis yang sedari tadi hanya menyandar disisi dinding seraya melipat kedua tangannya dan tersenyum melihat mereka yang berbicara saat ini.

Dengar Niall, gadis itu.. memang Sherine. Aku juga tak percaya awalnya. Tapi, dia memang Sherine, Princess Nosemu, dia masih hidup”. Ungkap Zayn satu persatu mengatur katanya. Kini Niall kembali memperhatikan gadis itu yang tersenyum padanya. Senyuman itu memang identik sekali dengan Sherine. 'tapi ini tidak mungkin, Sherineku sudah tak ada, gadis itu bukan Sherine tapi Shireen!'. Batin Niall.

hhhaah!.. sudahlah Zayn, jangan coba-coba mempermainkanku. Aku tau dia itu gadis yang tadi pagi menampar Harry”. Ucap Niall yang yakin sekali bahwa gadis itu memang bukan Sherine dan Zayn hanya bergurau, mencoba membuat lelucon untuknya agar Niall tertawa.

maksudmu dia?”. Tanya Harry yang kini mengambil posisi duduk dihadapan Liam. 'tunggu. Siapa yang duduk disamping Harry?'. Batin Niall melihat seseorang duduk melipat kakinya yang seperti kaki milik seorang gadis dan menutup wajahnya dengan membuka lebar tabloid ditangannya, membuat wajah gadis itu tertutup seluruhnya.

Kini gadis itu menutup tabloidnya bersamaan dengan pecahnya balon dari permen karet yang dibuat di mulutnya. Dan terbelalaklah kini pria blonde yang sekarang tak berbehel itu melihatnya. Gadis itu, gadis yang duduk disamping Harry adalah gadis yang tadi pagi menampar Harry dan mencoba masuk ke rumahnya. Gadis itu berambut curly merah mencolok. Lalu, siapa gadis yang masih berdiri tersenyum disana?

Kini Niall memperhatikan kedua gadis itu satu persatu bergantian, 'apa? Kenapa? Mereka? Gadis itu? Apa gadis itu Sherine? Apa ia reinkarnasi? Atau, apa ia masih hidup? Lalu siapa gadis yang wajahnya begitu mirip dengan Sherine itu?'. Batin Niall yang begitu teliti memperhatikan gadis berjacket hijau disana dan gadis disamping Harry yang masih mengenakan pakaian yang sama saat Niall melihatnya pagi tadi.

kau? Kau...”. Niall mulai melangkah perlahan mendekati gadis yang berdiri disudut dinding itu. Sampai dihadapannya, gadis itu mencoba menghirup aroma sup didalam mangkuk yang berada ditangan Niall.

hmm.. inikah Irish Stew yang kau bilang? Aku tak percaya kau bisa membuatnya”. Ucap gadis itu yang suaranya begitu mirip dengan Sherine. Hanya saja suaranya tak seperti terserang flu seperti saat Niall mengantarkan Irish Stewnya untuk yang pertama kali. Dan rambutnya, rambutnya tak sepanjang dulu, ia memiliki rambut yang panjangnya hanya sampai pundaknya sekarang.

She.. Sherine?”. Ucap Niall terbata, ia ingat betul kata-kata itu, kata-kata diamana Niall mengantarkan Irish Stewnya beberapa tahun yang lalu. Ia melatakkan sup itu di atas meja makan tepat disampingnya, lalu meletakkan kedua tapak tangannya dikedua pipi gadis itu.

kau, kau sungguh Sherine? Princess Noseku?”. Tanya Niall lagi. Dan ia tersenyum lebar bersamaan dengan keluarnya tetes air mata saat gadis di hadapannya ini mengangguk.

hey, aku sudah menepati janjiku untuk tidak menangis lagi. Tapi kenapa malah kau yang menangis, blonde panda?”. Ucap Sherine mengusap air mata yang baru saja jatuh ke pipi Niall. Niall tak kuat lagi membiarkan air matanya mengalir deras, menangis bahagia. Ia begitu rindunya dengan Sherine, ia memeluk erat tubuh yang sekarang sudah tak sekurus terakhir ia lihat.

lalu, siapa gadis itu?”. Tanya Niall menyudutkan pandangannya kepada Shireen seraya melepaskan pelukannya.

dia yang kecelakaan dua tahun silam. Kakakku, my twins”. Jawab Sherine yang membuat Niall menganga tak percaya. Niall benar-benar tak tau jika Sherine memiliki saudara kembar.

tapi kenapa kau tak pernah menceritakannya padaku bahwa kau memiliki saudara kembar? Dan.. kenapa Taylor bilang, kau.. meninggal?”. Tanya Niall kembali masih begitu penasaran.

sudahlaah, nanti saja bicaranya. Kau hapus air matamu, dan temani aku menghabiskan Irish Stew buatanmu. Aku ingin menyantapnya panas-panas”. Potong Sherine menarik tangan Niall dan menemaninya duduk di meja makan.

tunggu, tapi kau..”. Ucap Niall hati-hati. Ia takut supnya berbahaya untuk Sherine jika disantap panas-panas.

Sherine memberikan senyumnya lagi, dan mengambil alih mangkuk sup itu dari tangan Niall yang menahannya, “aku sudah sembuh”. Jawab Sherine lembut, seakan tau Niall menanyakan hal itu didalam hatinya.

Namun Niall masih tak yakin akan jawaban itu, ia menatap Sherine ragu, “aku sudah berjanji tak akan berbohong lagi padamu!”. Protes Sherine akan pandangan Niall tersebut, seraya sedikit menjambak rambut pendeknya seakan memberitahu Niall bahwa rambutnya asli, bukanlah wig. Mendengar jawaban itu Niall sedikit tertawa pada gadis itu dan Sherine ikut tertawa bahkan sampai terbahak-bahak.

boleh aku mencicipinya?”. Seru Harry yang sudah berdiri dibelakang Niall.

tidak! Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, bahwa tak boleh ada seorang pun yang menghalanginya untuk menghabisakan Irish Stew buatannku ini”. Ucap Niall seraya menyunggingkan senyumnya kepada Sherine yang tengah asyik menyantap Irish Stew dihadapannya.


~NLS~


Jari-jemari cantik itu memutar pemutar keran hingga keluarlah aliran air dari dalamnya. Dua pasang tangan saling membantu membersihkan beberapa mangkuk yang terkena noda, menuangkan busa sabun diatasnya, mencucinya lalu mengeringkannya.

Selesai mencuci mangkuk yang hanya dua itu, Niall dan Sherine kembali duduk di meja makan. Kini hanya mereka berdua saja dirumah gadis itu. Para member One Direction kecuali Niall sudah kembali kerumah Niall dan memutuskan untuk beristirahat, sedangkan Harry mengajak gadis yang begitu miripnya dengan Sherine itu pergi entah kemana.

Pria itu masih mematung menyunggingkan kedua sudut bibirnya kearah gadis yang kini duduk dihadapannya, begitu pula sebaliknya. Kerinduan yang mereka rasakan begitu menyeruak, rasa ketidak percayaan apa yang terjadi hari ini dirasakan Niall saat ini. Ia masih bertanya-tanya sedari tadi, apa ia hanya mimpi atau mimpi yang menjadi kenyataan?

tak bosankah kau memandangiku terus seperti ini?”. Tanya Sherine yang tak tahan akan tatapan maut pria yang dicintainya ini.

aku sudah menunggu satu tahun lebih, bahkan hampir dua tahun menunggu untuk bisa memandangmu seperti ini, apa aku harus berhenti?”. Jawab Niall. Sedangkan gadis itu hanya tertawa kecil.

aku masih tak percaya aku bisa sembuh, Niall”. Ucap Sherine tersenyum lega pada Niall.

aku percaya, karena kau sudah berjanji padaku akan kembali dan menyantap Irish Stewku”. Sahut Niall yang masih tak hentinya menatap Sherine.

jadi, kenapa si dokter hidung itu bilang kau sudah meninggal?”. Tanya Niall mulai membuka rasa penasarannya tersebut.

kau yakin Taylor mengatakan hal itu?”. Ucap Sherine yang balik bertanya.

Lalu Niall kembali mengingat-ingat kejadian dibandara itu, yang membuat heboh directioner karena Niall yang menangis sejadi-jadinya. Ya, memang si Lautner itu tak mengatakan hal itu, melainkan Zayn.

tapi kenapa ia dan kekasihnya bicara seolah kau sudah...”. Tanya Niall lagi.

itulah yang membuatku buru-buru kesini. Taylor menelfon ibuku dan menceritakan padaku bahwa ia baru saja mengerjaimu. Awalnya ia hanya minta maaf padamu karena membawaku ke Indonesia, tak langsung menemuimu, tak ada maksud untuk mengatakan seperti yang kau bilang. Namun katanya Zayn yang menyimpulkan sendiri bahwa aku sudah meninggal, dan akhirnya Taylor dan Christie meneruskannya untuk membohongimu bahwa aku sudah meninggal”. Jelas Sherine menyesal.

jadi?.. akan ku hajar si hitam itu jika aku bertemu dengannya lagi”. Ucap Niall geram yang ditujukan untuk Taylor.

sudah. Aku sudah menghajarnya tadi pagi. Aku bertemu dengannya di mini market dan aku sudah memukulnya, memang tidak sampai lebam, tapi cukup untuk membalas perbuatannya”. Ucap Sherine yang diakhiri dengan menunjukkan kepalan tangannya.

tapi.. mungkin setelah ini, aku akan berterima kasih atas perbuatannya itu”. Lanjut Sherine yang membuat Niall terkekeh mendengarnya.

untuk apa?”. Tanya Niall heran.

karena perbuatannya, aku tau kau begitu mencintaiku. Walaupun ada Shireen yang wajahnya tak bisa dibilang beda denganku, namun kau tetap menjaga cintamu untukku”. Ucap Sherine melembut, lalu meraih tangan Niall.

tapi, jika aku benar-benar meninggalkanmu selamanya, aku tak mau Niall, aku tak mau hal itu terjadi. Aku ingin kau membuka hatimu kembali dan mencari cinta sejatimu yang lain. Karena aku tak mau kau sendiri”.

sshhsht. Jangan bicara seperti itu. Kau sudah disini bersamaku, dan kau tak boleh meninggalkanku lagi. Kau tau? Aku hampir kehilangan arah hidupku saat aku menyadari bahwa kau tak ada didunia ini. Apa kau tak tau bagaimana rasanya ditinggal pergi seseorang yang... yang begitu kau cintai? Tidaak, kau tidak boleh meninggalkanku lagi”. Ucap Niall bangkit dari kursi, ia melangkah menuju ruang tamu dan duduk disalah satu sofa.

dan beberapa bulan belakangan ini, kenapa Taylor tak bisa dihubungi sama sekali? Christie juga, ia menghilang tiba-tiba. Ia sengaja melakukannya?”. Tuduh Niall. Sherine menghampiri si Irland itu dan duduk dihadapannya.

noo.. Waktu itu handphone Tay hilang di China, dan mungkin Christie juga sulit untuk menghubinginya, jadi ia menuyusul kami ke China”. Ungkap Sherine memperjelas.

lalu bagaimana dengan Shireen? kenapa kau tak pernah cerita padaku kau memiliki kakak kembar?”. Tanya Niall sedikit kesal. Kini Sherine bungkam, ia seperti mencari sesuatu dibawah kakinya. Wajahnya pun berubah datar tak nampak lagi garis senyuman di wajahnya.

tidak hanya kau yang tak pernah kuceritakan, Niall. Tak ada yang tau aku memiliki kakak kembar, teman-teman kuliahku. Bahkan Taylor dan Christie belum mengetahuinya sampai saat ini. Hanya keluarga, tetanggaku, dan kau juga The boys yang tau”. Jelas Sherine yang masih memandangi jari-jari kakinya.

Niall pindah duduk disamping Sherine karena ia khawatir akan raut wajah gadis itu yang tak menyenangkan, “kenapa? Apa ada yang salah dengan kalian?”.

tidaaak, hanya saja sejak kami SMA kami sering bertengkar, sampai suatu hari kakakku pernah memintaku membuat perjanjian. Berhubung kami tinggal terpisah jauh, kami merahasiakan hal itu. Aku tinggal bersama orang tuaku, sedangkan ia bersama pamanku. Kami selalu bersi tegang walaupun sudah dipisahkan, hingga akhirnya orang tuaku mengirimku kesini dan membelikanku rumah ini, dan kakakku yang kembali pada orang tuaku”. Jelas Sherine panjang lebar. Niall yang mendengarkannya cukup terkejut.

lalu, sekarang perjanjian itu sudah tak berlaku lagi, kan. Dan kalian sudah berdamai kulihat”. Utar Niall.

kau ingat saat terakhir aku pergi bersama Taylor ke China? Sebelum berangkat aku mendapatkan telfon dari orang tuaku bahwa kakakku.. amnesia”. Kata 'amnesia' itu Sherine keluarkan seraya menatap lesu mata Niall.

ia masih hilang ingatan setahun ini?”. Tanya Niall tak percaya.

ya, ia kecelakaan motor bersama kekasihnya, dan kekasihnya meninggal. Sampai sekarang kami tak menceritakan hal itu padanya”. Cerita Sherine lagi, kini Niall semakin tak mengerti, membuat ia bertanya lagi, bertanya lagi, dan terus bertanya lagi.

kenapa? Bukankah kekasihnya itu juga berarti bagi hidupnya?”.

kekasihnyalah yang merubah hidup kakakku menjadi brutal, Niall”. Jawab Sherine geram.

brutal? Maksudmu?”.

ia berhenti sekolah dan pernah menghuni bui karena memukul temannya sendiri sampai lumpuh. Jadi, jangan heran ia menampar Harry dan susah sekali kusuruh ia meminta maaf. Kebiasaan buruknya itu masih tersisa”. Tutur Sherine kembali menatap lurus lantai ruang tamunya.

tapi, apa ia pernah kasar denganmu? Seperti.. memukulmu?”. Tanya Niall khawatir. Sherine menyandarkan kepalanya kepundak Niall dan tersenyum.

tidak, itu tak pernah terjadi, ia tak pernah berani memukulku dan begitu juga aku, kami hanya sering beradu mulut saja, Niall.”. Ucap Sherine menenangkan Niall.

maafkan aku, Sher. Aku tak bermaksud untuk..”. Sherine bangkit dari sandarannya.

nope, Niall. Maka dari itu aku memutuskan untuk membawanya kesini, dengan begitu mungkin ia bisa berubah. Daann.. kulihat Harry menyukainya, kuharap pria itu bisa membawa pengaruh baik untuknya”.

ya, tentu. Harry sudah mengatakannya pada kami bahwa ia tertarik dengan kakakmu itu, dan kau tau? Ia menyuruhku untuk menjual rumah itu padanya”. Ucap Niall yang disambung dengan tawa Sherine.

haha..Umm ohya, Niall. Soal uangmu yang ku pinjam, aku akan..”.

no! Itu sudah menjadi milikmu. Karena aku mencintaimu, dan suatu saat nanti aku akan menikahimu”. Potong Niall yang membuat jantung Sherine berderu tak karuan, karena Niall menatapnya dengan sorot mata menawannya.

Sherine. Apa kau mencintaiku?”. Lanjut Niall menggenggam kuat jemari tangan Sherine.

yea, ofcourse”. Jawab Sherine tersenyum lembut.

your not lie?”. Tanya Niall bercanda dengan tatapan menyudut pada Sherine namun dengan senyum ejekannya.

ooohayolah, Niall!”. Teriak Sherine memukul habis pundak Niall, sedangkan Niall terus mencoba menghindari pukulan Sherine dengan berlari kesana kemari. Dan senyum serta tawa mereka pun kembali lagi.

sudah, Sher. Aku lelah”. Ucap Niall yang tertawa seraya mengatur nafasnya, kembali duduk disofa dan disusul Sherine yang duduk disampingnya kembali.

ahh.. panda! Baru lari sebentar saja sudah lelah”. Ucap Sherine, memukul Niall dengan bantal disofanya.

besok aku kembali bekerja menjadi reporter, Niall”. Sambung Sherine yang memeluk kedua dengkulnya.

benarkah? Tapi, kau baru sampai”.

ya, tapi aku sudah rindu dengan pekerjaan itu. Aku ingin, di hari pertamaku besok kau yang mengantarku, kau mau?”. Tanya Sherine yang memiringkan kepalanya menghadap Niall.

Niall terlihat sedikit berfikir untuk menjawabnya, lalu ia memberikan tatapan menyesalnya itu pada Sherine, yang juga Sherine sadari bahwa berarti Niall tak bisa.

besok aku harus pergi, Sher. Sorry”. Ucap Niall menyesal. Sherine menunduk melihat kuku-kuku kakinya, ia hanya bisa pasrah jika kekasihnya itu tak bisa untuk mengantarnya bekerja dihari pertama, ia juga memaklumi bahwa Niall bukanlah orang pengangguran, ia selalu sibuk dengan karirnya.

dann.. aku akan pergi cukup lama”. Lanjut Niall yang membuat Sherine kembali menatapnya.

kau mau kemana? Menyangkut dengan The boys? Berapa lama?”. Tanya Sherine, ia baru saja melepas rasa rindunya ini pada Niall, namun Niall harus pergi meniggalkannya entah untuk berapa hari.

tidaak, aku sedang ada Free untuk beberapa minggu ini. Aku akan ke Mullingar besok, hanya satu atau dua minggu mungkin, lalu aku akan kembali lagi”. Jelas Niall sambil memainkan rambut pendek Sherine.

okay, aku mengerti. Tapi kau harus janji untuk menelfonku setiap hari”. Pinta Sherine, dan disambung tawa tanpa suara Niall.

kau tau? Kau meninggalkanku hampir dua tahun. Dan kau tak pernah menelfonku, kau bisa bayangkan sekarang bagaimana aku merindukanmu? Dan bagaimana selama kau disana? Apa kau tak merindukanku? Bagaimana kau mengatasi rasa rindumu padaku disana?”. Tanya Niall panjang lebar, tak membiarkan Sherine menjawab pertanyaannya satu per satu.

Kemudian tanpa menjawab, Sherine bangkit dari sofa dan meninggalkan Niall diruang tamunya. Tak lama ia kembali dengan sebuah mantel ditangannya lalu duduk di tempat semula. Sherine menyerahkan mantel itu pada Niall, dan Niall menerimanya dengan raut wajah kebingungan.

ada berapa banyak mantel yang kau punya? Sampai mantelmu sendiri ini tak kau ingat, malah kau tinggalkan dirumahku waktu itu”. Ucap Sherine yang disusul senyum simpul Niall.

dengan itu aku melepas rinduku padamu. Dengan memeluk mantel itu, aku seperti memelukmu Niall”. Lanjut Sherine seraya mengelus lembut mantel di pangkuan Niall itu.

Niall tersenyum pada gadis yang dicintainya itu, ia memeluk Sherine dari sampingnya dengan pelukan eratnya.

sekarang tak hanya mantelnya, kau juga bisa memeluk pemiliknya sepuasmu”. Ucap Niall yang mengayunkan pelukannya itu kekanan dan kekiri.

Sherine melepaskan pelukan Niall, “kau tau? Karena mantelmu ini, aku sempat beradu mulut dengan Taylor di loby rumah sakit Guangzhou. Kau bisa bayangkan Niall, mereka yang melihat kami, memasang raut wajah kebingungan karena mereka tak mengerti apa yang aku dan Taylor ucapkan! Haha.. dann...”. Cerita Sherine panjang lebar, membuat Niall berhasil tertawa terpingkal-pingkal.

Sherine dan Niall. Mereka tak pernah terbayang bahwa tawa, canda, kebahagian dan cinta mereka akan kembali lagi. Tapi Cinta sejati, hanya datang satu kali, jika mereka yakin, tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka. Kecuali Tuhan dan takdirnya.


_Author pov End_


~NLS~


_Sherine pov_


Sekian tahun aku membuang-buang air mataku begitu banyak, kini saatnya aku menyimpan air mata ini didalam. Karena sudah waktunya aku menikmati kebahagiaanku, bersama dia yang tetap menjadi tetanggaku, dia yang mencintaiku, dia yang membuatkan semangkuk Irish Stewnya lagi untukku, hingga aku bisa menikmatinya tanpa harus menahan sakit. Begitu indah.

Dan akhirnya, kanker Nasofaring Carsinoma itu, hilang tak tersisa didalam rongga hidung ini, aku sudah dinyatakan sembuh total. Ini diluar dugaanku, kufikir aku akan mati dan tak akan pernah bisa melihatnya lagi. Ini karenanya, dia yang menjadi motifasiku untuk sembuh selain orangtuaku, Niall Horan. Harusnya aku menyadari ini jauh-jauh hari, bahwa kekuatan cintalah yang sebenarnya obat mujarab dari segala penyakit didunia ini, ialah pangkalnya. Cinta, yang membuatku bisa melawan itu semua.

'drrt.. drrtt..'.

Halo?”. Ku angkat handphone baruku itu yang bergetar dan menunjukkan bahwa Niall yang menelponku.

'kau belum berangkat bekerja?'. Tanya pria tampan diseberang sana. Yang satu minggu ini meninggalkanku pulang ke kampung halamannya, Irlandia. Ku harap ia menelfonku untuk memberitahukan kepulangannya. Aku sudah terlalu merindukannya. Aku bisa mengerti rasa rindunya padaku saat ini, seperti ia yang ku tinggalkan ke china satu tahun lebih.

aku sedang sarapan, dan hari ini aku masuk siang”. Jawabku.

'bagus'. Singkatnya. Membuatku berhenti mengunyah makanannku, memilih agar ia yang bicara dan memberitahu maksudnya.

'sekarang kau keluar'. Lanjutnya, dan aku berlari kekamar untuk mengambil hoodieku karena aku masih mengenakan toptank hitam ini. Lalu kembali berlari untuk membuka pintu. Aku tau maksudnya dan.. benar.

Aku tersenyum sumringai melihat pria itu kini. Niall berdiri diseberang rumahku dengan polo shirt putih serta topi merahnya, tersenyum melambaikan tangan. Ia menutup telfonnya dan memasukkan iPhone itu kedalam saku celana bahannya, bersamaan dengan seorang wanita paruh baya yang muncul begitu saja disampingnya. Terseyum dan juga melambaikan tangannya padaku.





Aku cukup terkejut atas kedatangannya bersama dengan Mom Maura. Aku langsung menuruni tangga rumahku dan berniat untuk menghampiri mereka. Namun Niall melarangku dan memintaku untuk tetap menunggunya disana.

Mom berjalan lebih dulu dari Niall, namun saat ia hampir sampai, sebuah mobil yang melaju cukup kencang mengarah padanya. Aku dan Niall berteriak keras mencoba menyelamatkan Mom dari mobil itu yang akan menabraknya.

MOOM!!”. Teriakku dan Niall.

'bugg!'.


_Sherine pov End_


~NLS~



|To Be Continued|



NB: Ekhm! maaf sebelumnya, author mau minta maaf kalo ceritanya ga nyambung, ga jelas, atau aneh, banyak typo dan garing banget. kayaknya sih gitu_- maafmaafmaaf >.<



DON'T BE SILENT READER!! kalo reader aku sih ga ada yang diem aja, mereka udah pasti ngasih feedbacknya apapun itu karena mereka menghargai karya orang ;) SO, jangan cuma baca aja yawh :) If you want respect, then respect others!




Don't forget to send ur feedback! Or visit my twitter account @Fathimah_Haddad and @FathimHaddad501 for send your comment. Thank's :) Sampe ketemu di part 28 ;) LAST PART!!!!!!!
 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea