Monday, May 20, 2013

#NLS Princess Nose And True Love {Part 26}

Posted by Unknown at 9:54:00 PM

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 26}

Author: @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDiretion {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Niall pov_


Sherine”. Ucapku lemas, aku terjatuh. Aku benar-benar tak bisa menerima kenyataan ini. Mana keyakinanku yang begitu kuat bahwa ia masih baik-baik saja? Kenapa aku tak bisa seyakin sebelumnya bahwa ia pasti baik-baik saja?

Mereka membantuku bangkit. Aku bisa mendengar tangisan Harry yang sembunyi-sembunyi, aku melihat Zayn yang matanya memerah mulai membantuku melangkah karna dengkul ini yang lemas seketika, Eleanour yang menangis di pundak Louis. Mereka menangisi siapa? Sherine? Ia baik-baik saja. Ya, Sherine sedang menungguku disuatu tempat.

tidak, aku harus mencarinya. Ia pasti ada disekitar sini. Ia pasti sedang memperhatikanku saat ini dan tertawa terbahak-bahak karena guyolannya berhasil”. Ucapku melapaskan rangkulan mereka yang membantuku berjalan.

Aku berbalik, aku mulai mencarinya, entah aku begitu yakin bahwa Sherine ada disini, ia masih bernafas, bahkan nafasnya terasa ditelingaku. Aku yakin, ia tak meninggalkanku begitu saja. Ia pasti tak akan mengulangi kesalahannya lagi untuk kedua kalinya. Ia pasti akan kembali lagi padaku.

Sherine! Kau dimana?”. Ucapku disela pencarianku.

Niall!”. Seseorang menarikku dari belakang. Zayn menahanku, ia mengoyak-oyakan tubuhku.

Niall! Ini tidak lucu! Kau harus menerimanya! Semua yang hidup pasti akan mati”. Bentak Zayn.

tidak, aku yakin ia masih didunia ini Zayn, aku yakin”. Ucapku melepas paksa cengkramannya.

Niall! Dengarkan aku, dengarkan!”. Zayn kembali menarikku dan mencengkram kuat pundakku.

mungkin Sherine pergi, tapi hatinya masih disini, bersamamu”. Ucap Zayn seraya meletakkan telunjukknya didadaku.

dan di kehidupan lain, aku yakin kalian akan menyatu kembali”. Sambung Zayn membuat air mataku jatuh kembali dan suara tangisanku ini pecah.

tapi, Zayn. Ia pergi tanpa pamit denganku, ia meninggalkanku. Lebih dari satu tahun aku menunggunya, berharap Taylor menuntunya kerumah ku dan berkata 'Niall, aku sudah sembuh. Dan aku mau menikah denganmu', tapi.. tapi kenapa ia melakukannya lagi? Kenapa Zayn? Kenapa ia meninggalkanku lagi? Kenapa aku tak boleh mencintainya lagi, Zayn kenapa?!”. Ucapku hampir melengkingkan suara ini.

Fikiranku benar-benar kacau saat ini, Sherine pergi meninggalkanku lagi, dan ini untuk selamanya? Oh Tuhaan, kenapa aku tak boleh mencintainya lagi? Kenapa kau tak memberiku kesempatan untuk mencintainya lagi? Kenapa kau mengambilnya begitu cepat? Tanpa sedikitpun meninggalkan pesan untukku? Kenapa kau tak memberiku kesempatan melihatnya untuk yang terakhir kalinya? Kenapa?!!

Aku menyesal, aku menyesal menyuruh Taylor membawanya ke China. Tidak, aku lebih menyesal karena aku lebih memilih karirku ketimbang gadis yang begitu berarti dalam hidupku. Aku menyesal tak menemaninya disaat-saat terakhirnya. Sheriiiine! Kenapa kau lakukan ini lagi padaku? Kenapa kau tinggalkan aku sendiri lagi? Bahkan untuk menciummu sampai saat ini aku tak bisa!

Aku tau kau mencintaiku, tapi kenapa kau meninggalkanku Sher? Inikah hukuman untukku yang tak pernah memperdulikan keadaanmu selama ini? Lalu kenapa kau tak membiarkanku membayar semua yang telah ku hujatkan padamu? Membayar semua hinaan yang telah kulontarkan padamu? Membayar semua rasa ketidak perdulianku padamu?

Aku masih menangis, aku sadar wajahku sudah penuh dengan air mata dan memerah. Tak perduli dengan mereka yang terheran-heran memperhatikanku menangis seperti orang gila.

tenanglah, Niall. Aku mengerti, ini hanya masalah waktu. Aku yakin lambat laun, kau pasti menerima kenyataan ini. Dan kau, akan menemukan yang lain yang dapat mengisi kekosongan hatimu lagi”. Ucap Zayn yang merangkulku, membawaku pergi dari kerumunan yang memperhatikan kami. Tak sedikit blitz dari tangan-tangan paparazi yang mengambil gambarku, mungkin ini akan menjadi berita heboh, karena aku menangis sejadi-jadinya di muka umum.

'Tidak, Zayn. Kau salah. Sherine, selamanya ia akan menjadi Princess Noseku, karena ia tetap menjadi cinta sejatiku. Ya, selamanya'.


~NLS~


Kabar yang datang tepat dua minggu yang lalu, kabar terburuk dalam hidupku, aku sudah menerimanya, tentu saja atas dukungan teman-temanku. Jika tidak, mungkin aku sudah menghuni rumah sakit jiwa. Sherine Arifa, gadis yang sangat ku cintai, yang ku akui, aku mencintainya melebihi seluruh makanan didunia ini. Kini aku tak bisa melihat senyumnya, hanya bisa melihat senyum khas itu yang terekam dalam kepalaku, juga memori dalam bentuk foto yang ku simpan dalam albumku yang sekarang setiap hari ku bawa kemanapun aku pergi. Diary booknya, diary pertama dan terakhirnya. Apa lagi? Apa lagi yang tersisa darinya untukku?

Cinta sejati. Ya, itu akan selalu tertinggal dalam hatiku, takkan ku biarkan seorangpun mencurinya dari hatiku.

Aku sampai dirumahku setelah beberapa hari ini aku menginap dirumah Harry. Kupandangi rumah disebelah rumahku. Membayangkannya yang duduk tersenyum di depan pintu rumahnya, menungguku pulang setiap ku beri kabar bahwa aku mendapatkan free dan berjanji akan mengantarnya kuliah esok paginya. Sekarang, rumah itu kosong, gadis yang menghuni rumah tersebut sudah tak ada.. ia sudah meninggalkanku selamanya.

jadi, kapan kau akan ke Indonesia untuk ke makamnya, Niall? Ku harap kau mengizinkanku untuk ikut bersamamu”. Tanya Harry yang telah selesai memarkirkan mobilku didepan rumah Sherine.

tidak usah, Harr. Cukup aku dan Zayn saja yang kesana, nanti akan ada kehebohan jika kau ikut”. Tolakku yang tengah sibuk melepaskan sabuk pengaman.

kenapa hanya Zayn? Kau tak adil, Niall”. Protes Harry. Aku tau dia begitu menyayangi Sherine juga, ia ingin sekali ke makamnya, memberikan penghormatan terakhir diatas makamnya. Namun aku dan Zayn akan merahasiakan kepergian kami kesana, jika anak itu ikut, aku takut ia berbuat macam-macam yang membuat semuanya terbongkar.

kan sudah ku bilang, aku mau menjemput keluargaku disana”. Bela Zayn sebelum keluar dari mobilku.

ayolaah, aku janji tak akan memperlihatkan wujud asliku sesampainya disana, lagi pula ini jadi kali pertamanya aku menginjak..”. Harry keluar dari mobilku masih terus memaksaku. Namun kalimatnya terpotong saat Zayn berlari kembali kearah kami, dengan raut wajah menegang.

Niall, ada maling dirumahmu!”. Ucapnya seraya menyudutkan matanya ke arah pintu rumahku yang terhalang sosok seorang gadis berambut curly panjang terurai dan berwarna merah menyolok, bersama sebuah koper disampingnya. Serta pakaian yang bisa dibilang sangat mini, dengan celana jins pendek dan toptank hijau.




sshhsht”. Desis Harry yang meminta kami agar tak berisik, kemudian si curly itu mulai melangkahkan kakinya perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara langkahnya sama sekali. Sedangkan aku dan Zayn mengikutinya dari belakang.

kena kau pencuri nakal!”. Ucap Harry saat ia menarik kedua tangan gadis itu kebelakang.

aaah lepaskan!”. Teriak gadis itu meronta dan menarik kuat tangannya dari cengkraman Harry lalu berbalik yang membuat rambutnya terbang menutupi wajahnya.

Saat ia mengibaskan rambut merah gelapnya itu kembali agar tak menghalangi wajahnya, terbelalak mataku. Demi apapun, aku tak bisa percaya apa yang kulihat saat ini.

OH MY GOD, Sherine!”. Teriak Harry yang langsung memeluknya erat. Sedangkan aku masih mematung tak percaya. Demikian juga Zayn kurasa, karena ia tetap diam membisu.

Aku memang sudah yakin bahwa Sherine masih hidup, sekarang ia berdiri didepanku, dan ingin menemuiku. Aku melangkahkan kaki ini agar lebih dekat lagi dengannya, ingin sekali memeluknya seperti yang Harry lakukan saat ini, lalu berkata. 'Sherine, kemana saja kau? Aku merindukanmu. Kenapa mereka bilang kau sudah mati?'.

'PLAAK!'. Seketika tamparan itu mendarat dipipi Harry setelah gadis itu melepas paksa pelukan yang diberikan Harry padanya. Membuat kami bungkam seribu bahasa. Termasuk aku yang kini menghentikan langkahku melihatnya tak percaya. Ku lihat wajahnya penuh amarah, ada apa dengan Sherine? Kenapa ia bisa sekasar ini?

Sherine?”. Sapaku yang mencoba mendekatinya. Sedangkan ia mulai memakai jacket kulitnya yang sedari tadi diletakkan diatas kopernya lalu memakai kacamata hitamnya.





Sherine? Aku bukan Sherine! Jangan coba-coba untuk melilit tanganku dan memelukku lagi, keriting jelek!”. Ucap gadis itu yang ia tujukan untuk Harry. Aku masih tak bisa mempercayainya, ku perhatikan setiap lekuk tubuhnya, ia begitu mirip dengan Sherine, bahkan amat sangat mirip dengannya, hanya saja rambut Sherine tak semerah ini, dan makeupnya pun tak semenor ini. Tidak, ini pasti Sherine, mungkin ia sedang bergurau! Tapi, Sherine tak pernah sekasar tadi, sampai menampar Harry seperti itu.

Gadis itu kembali mengutak-atik pintuku, apa yang ia lakukan dengan pintuku?

kau bukan Sherine? Lalu siapa kau?”. Tanya Zayn yang buka suara.

Gadis itu berbalik kembali menghadap kami, ia menarik nafas panjang, lalu membuka tasnya dan mengmbil sebuah pasport didalamnya. Ia membuka pasport itu dan menunjukkannya kepada kami.

Shireen?”. Ucap Harry membaca nama yang ada di pasport itu. Itu membuatku kembali terpuruk, kembali menyadari bahwa aku benar-benar sudah kehilangan Sherine untuk selama-lamanya. Dan gadis dihadapanku ini bukanlah Sherine, ia hanya mirip dengan Sherine, bahkan namanya pun hampir sama.

aku bukan Sherine! Lihat? Sekarang berhenti memanggilku Sherine dan pergi dari sini, atau kau akan berurusan dengan tinju mautku ini”. Ancamnya memasukkan pasportnya kembali lalu mencengkram kepalan tangannya seakan siap untuk meninju kami satu persatu, membuat kami lebih memilih untuk mundur kebelakang beberapa langkah.

Ia kembali memasukkan sebuah kunci kedalam lubang kunci pada pintu rumahku, sepertinya ada sesuatu yang salah dengannya.

maaf, kau..”.

apa lagi?!”. Gadis itu memotong ucapan Zayn dengan kasar. Gadis itu hanya mirip fisiknya saja dengan Sherine, tapi sikapnya begitu bertolak belakang dengan Sherine.

ini, rumah teman kami, apa yang mau kau lakukan dengan rumah ini?”. Lanjut Zayn hati-hati seraya menunnjukku.

Kemudian gadis itu mengerutkan keningnya lalu melihatku. Saat itu juga, ia mengeluarkan Handphonenya dari dalam saku celana pendeknya, dan menekan tuts pada qwerty BlackBerrynya.

halo?”. Ia menelfon seseorang dan masih memperhatikan kami satu persatu dengan pandangan sinis.

berapa nomor rumahku? 50 kan?..... ohh.. 51. yaudah..... ya aku sudah sampai. Maaf, kau ku tinggalkan tadi, habis kau lama sekali, I'm so bored!”. Ucapnya yang langsung melangkah pergi dari hadapan kami tanpa meminta maaf. Terlebih kepada Harry yang sudah terkena tamparannya.

She's sexy”. Desis Harry yang masih melihatnya. Aku dan Zayn saling pandang terheran-heran akan ucapannya.

Hazz, kau ditampar olehnya dan kau memuji dia?”. Tanya Zayn tak percaya.

Aku memasukkan tanganku kedalam sakuku untuk mengeluarkan kunci rumah, namun ternyata tak ada, aku lupa kunci itu ku tinggalkan di dashboard mobilku. “Harr, kunci mobilku?”. Tanyaku menegadahkan tanganku padanya.

Kau tak jatuh cinta padanya kan, Niall?”. Tanya Harry agak melantur kurasa, menahan kunci rumahku ditangannya. Dan aku memutar bola mataku dan mendengus panjang sebelum menjawabnya.

tidak mungkin, Harr. Ia memang mirip dengan Sherine. Tapi dia bukan Sherine!”. Ucapku yang merebut kunci itu dari tangannya.

yess!”. Teriakknya.

kau mulai gila, Harr”. Ucap Zayn yang masih terdengar olehku sampai di mobil.

Saat aku berbalik untuk pulang, aku baru menyadari. Gadis itu bilang bahwa rumahnya bernomor 51? ia memasuki rumah Sherine? Kulihat gadis yang mengaku bernama Shireen itu sudah menutup rapat pintu rumah Sherine. Apakah keluarga Sherine sudah menjual rumah itu kepada orang lain? Kenapa?


_Niall pov End_


~NLS~


_Author pov_


jadi, gadis itu tinggal dirumah Sherine?”. Tanya Liam yang meletakkan kembali kaleng sodanya diatas meja ruang tamu Niall.

ya, dan kau tau, Li? Dia begitu mirip dengan Sherine!”. Jawab Zayn yang antusias menceritakan gadis itu bersama Harry sedari tadi. Sedangkan Niall hanya diam saja tak mengenggap itu adalah istimewa karena ada seseorang yang begitu miripnya dengan Sherine.

Niall tak merasakan apapun saat ia tau bahwa gadis itu bukanlah Sherine, ia sudah tak bisa jatuh cinta lagi, apalagi dengan gadis yang kasar seperti tetangga barunya itu. Dihatinya hanya ada Sherine sampai kapanpun.

Niall, apa kau mau menjual rumah ini? Aku mau membelinya, Niall. Please, kumohon”. Pinta Harry berlebihan. Tak lama ia mendapatkan sebuah toyoran dari Louis.

kau pasti berfikir bahwa kau jatuh cinta, yakan! Tak bisakah kau jatuh cinta dengan hati seperti Niall? Lihat, kau bilang gadis itu sangat mirip dengan Sherine, tapi kulihat Niall hanya biasa-biasa saja. Itu karena ia begitu mencinta Sherine dan tak jatuh cinta sepertimu yang hanya melihat wajahnya saja”. Ceramah Louis. Sedangkan yang dipuji hanya terus memotong kukunya, sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

kau salah, Lou. Aku jatuh cinta padanya karen ia gadis pertama yang berani menamparku, padahal ia pasti sudah tau bahwa aku Harry Styles dari 1D. Tapi kenapa ia malah menamparku bukannya balas memelukku dan meciumku? Benarkan Zayn?”. Jelas Harry yang kini menanyakan pendapat Zayn.

terserahlah”. Jawab Zayn yang sudah tak tertarik lagi.

kau mau mengantarku kerumahnya? Aku ingin lihat,semirip apa gadis itu dengan Sherinemu, Niall”. Pinta Liam yang penasaran. Tak lama Harry bangkit lalu menarik tangan Liam.

biar aku saja yang mengantarmu. Louis, kau ingin lihat juga tidak?”. Ucap Harry yang sudah siap menarik pintu depan rumah Niall. Akhirnya Louis dan Zayn ikut bangkit untuk kerumah tetangga baru Niall itu.

Niall, kau tak mau ikut?”. Tanya Harry yang siap untuk kembali menutup pintu rumah Niall. Dan pria blonde itu hanya menggeleng lalu bangkit untuk masuk kekamarnya.


~NLS~


Niall berbaring diatas ranjangnya, mengatur nafasnya sedemikian tenang, memandang langit-langit atap kamarnya. Ia tersenyum sendiri, seolah ia tersenyum dengan gadis pujaan hatinya yang telah tiada.

'kau lihat, Sher? Seseorang yang mirip denganmu. Aku bahkan tak merasakan apapun dengannya, seperti yang dirasakan Harry saat ini. Aku tak bisa jatuh cinta dengan gadis itu yang begitu mirip wajahnya denganmu. Apa artinya aku begitu mencintaimu, Sher?'. Batin Niall.

Niall mengingat kembali wajah gadis berambut merah tadi, ia memang begitu mirip dengan Sherine, mencari tau mengapa gadis itu terlihat biasa-biasa saja dimatanya setelah ia tau bahwa ternyata gadis itu hanya mirip dengan Sherine. Mungkin karena sikapnya yang terlalu kasar dan tak tau diri itu yang membuat Niall sama sekali tak tertarik dengan gadis itu. Ia bisa menepati janjinya, ia selalu mencintai Sherine sampai kapanpun. Dihatinya hanya ada Sherine, selamanya.

Kini Niall pergi keruang tengahnya, ia teringat teman-temannya sekarang. Mereka tak kembali lagi, apa gadis itu mempersilahkan mereka masuk dan tak geram lagi saat ia melihat Harry yang datang?

Tiba-tiba pintu rumah Niall terbuka lebar hingga membentur dindingnya, membuat Niall yang tengah menikmati minumannya hampir tersedak.

Niall!!!”. Panggil Louis yang terburu-buru menghampiri Niall.

apa? Kau mau bilang gadis itu begitu mirip dengan Sherine? Iya aku tau”. Ucap Niall yang kembali menikmati secangkir Jasmine teanya.

Louis terlihat susah payah mengatur nafasnya, Niall tau itu sangat berlebihan untuk mengekspresikan rasa keterkejutan pria pecinta wortel itu.

ya, amat sangat mirip. Mereka bagaikan cermin jika keduanya berdiri berdampingan”. Ucap Louis yang seolah menerawang.

mana yang lainnya?”. Tanya Niall yang terus menikmati minumannya itu.

masih dirumah Sherine, eh.. Shireen, mereka masih berbincang-bincang”. Jawab Louis.

Niall, kau bisa ajarkan aku membuatkan sup? Irish Stew?”. Tanya Harry yang datang tiba-tiba dan memohon dengan permohonan yang aneh menurut Niall.

untuk apa?”. Tanya Niall malas-malasan.

aku ingin kau membuatnya sekarang, kau bisa? Ayolaah cepat ajarkan aku!”. Harry menarik tangan Niall untuk bangkit dan menyeretnya ke dapur.

aku tidak mau, Harr! Aku malas, lagi pula bahan-bahannya tak tersedia lengkap dirumahku”. Tolak Niall mencoba melepaskan pegangan Harry.

aku mohon padamu Niall, aku ingin memberikan sup itu pada Shireen. Mungkin saja ia suka lalu ia menyukaiku, seperti Sherine yang menyukaimu”. Goda Harry.

tapi ia bukan mencintaiku karena Irish Stew, Harr. Lagi pula ia tak menghabiskannya saat itu”. Bantah Niall yang kini mematung.

iya aku tau, kali ini pasti Irish Stew mu akan habis, Niall”. Ucap Harry menepuk punggung Niall.

apa?”.

sudaaah, ayolah buatkan saja. Biar aku dan Lou yang akan ke mini market untuk membeli bahan-bahan yang kurang. Aku mohon Niall”. Pinta Harry yang kesekian kalinya.

terserahlah”. Ucap Niall pasrah, seraya membuka kulkas dan mengambil beberapa kentang untuk mengirisnya.

yeaah!!”. Seru Harry yang ber-highfive dengan Louis.


~NLS~


Si keriting dan boobear itu begitu memperhatikan Niall yang memasak sup buatannya sampai selesai. Niall memasak sup itu seolah ia memasaknya untuk Sherine, tak jarang ia menahan air matanya mengingat kali pertamanya ia membuatkan sup ini untuk Sherine, namun hanya dua tiga sendok saja gadis itu mencicipinya. 'Andai sup ini kau yang menghabiskannya, Sher'. Batin Niall.

sudah? Begitu saja? Cukup mudah”. Komentar Harry setelah Niall sampai pada finishing, yakni menghias sup tersebut.

aku tak yakin kau bisa membuatnya”. Ledek Niall pada Harry.

heh, kau lupa dia jago masak?”. Bela Louis.

tapi tanganku dengan tangannya berbeda. Aku tangan Irish asli, sedangkan kau England, Harr. Sup ini akan berubah namanya jika kau yang membuatnya. Haha”. Ucap Niall, kembali meledek.

sudahlah, sekarang kau bawa supnya ke rumah gadis itu”. Sahut Louis.
kenapa harus aku? Kalian saja”. Niall melepaskan cempalnya.

ayolah, Niall. Kalian kan bertetangga, maka kalian harus rukun”. Lanjut Louis.

ya, benar. Lagi pula gadis itu sudah minta maaf padaku soal kejadian tadi pagi, dan ia juga ingin meminta maaf padamu kurasa”. Ucap Harry memasangkan kembali cempal itu ke tangan Niall.

Dengan hembusan nafas kepasrahan, akhirnya Niall mau untuk kerumah tetangga barunya itu. Ucapan teman-temannya itu ada benarnya juga, karna mereka bertetangga, sebaiknya tak bersi tegang seperti ini.

Niall mengangkat mangkuk sup itu keluar. Ia teringat kejadian itu, saat pertama kalinya ia mengantarkan sup Irish Stewnya ke tempat yang sama, hanya saja hari ini tak ada salju yang turun. Sebenarnya Niall khawatir ia akan membayang-bayangkan gadis itu adalah Sherine, ia khawatir akan terjadi flashback yang tak didiinginkannya. Ia takut ia malah melihat Shireen adalah Sherine. Dan benar saja.

Niall sampai di rumah tersebut yang pintunya terbuka lebar, seolah ia berada di Flashbacknya sendiri. Ia sampai diruang tamu Sherine, dan membulatlah matanya, ia melihat sosok seorang gadis yang katanya adalah Shireen, namun Niall melihat gadis itu adalah Sherine. Gadis itu sudah tak bisa dibedakan lagi dengan Sherine yang kala pertama ia antarkan sup ini kerumahnya.

Gadis itu berdiri tepat diujung lorong yang sama menuju kamar Sherine. Ia tak lagi berambut panjang merah mencolok, melainkan hitam sepundaknya dan pakaiannya pun tak semini tadi pagi. Ia memakai jacket yang sama dengan yang Sherine pakai kala itu, jacket berwarna hijau kesukaannya. Hanya saja hidungnya tak merah seperti kala mengantar sup pertamanya kerumah Sherine.

Namun Niall buru-buru berpaling dari pandangannya ke gadis itu, ia takut hal yang ditakutkannya terjadi, ia takut menganggap Shireen adalah Sherine.

Ia berbalik memandangi teman-temannya itu satu persatu dengan tatapan tak percaya, “hh.. kalian merubah penampilan gadis itu agar terlihat seperti Sherine?”. Ucap Niall pada Harry, Louis dan Liam Zayn yang duduk disofa, menyunggingkan senyum sinisnya.

Harr, bukankah kau menyukainya? Kenapa kau ikut merubahnya dengan memakaikan wig hitam itu kekepalanya lalu memakaikan jacket yang sama dengan Sherine? Seolah kau ingin membuatku menganggapnya Sherine, lalu aku jatuh cinta padanya. Kenapa?”. Papar Niall pada Harry dengan nada kecewa.

dengar kalian semua. Tak ada seorangpun yang bisa menggantikan Sherine dihatiku, sekalipun gadis itu yang begitu mirip dengan Sherine. Tak akan! Dan satu lagi, rambut Sherine tak sependek itu”. Tegas Niall yang menunjuk gadis berjacket hijau itu, sebelum berbalik dan hampir saja meninggalkan mereka semua bersama sup ditangannya.

Zayn yang duduk disamping Liam buru-buru bangkit dan menarik tangan Niall, “Niall, tunggu sebentar”. Halang Zayn menahannya untuk keluar. Zayn membawa Niall kemabali ketempat si pirang itu berdiri tadi.

kau sudah perhatikan dia baik-baik? Dan kau bilang ia begitu mirip dengan Sherine?”. Ucap Zayn sesekali mengarahkan pandangannya ke gadis yang sedari tadi hanya menyandar disisi dinding seraya melipat kedua tangannya dan tersenyum melihat mereka yang berbicara saat ini.

Dengar Niall, gadis itu.. memang Sherine”.


_Author pov End_


~NLS~



|To Be Continued|



Uuupss! Sorry, It's not the Last Part xD
Okay, don't forget to send ur feedback! Or visit my twitter account @Fathimah_Haddad and @FathimHaddad501 for send your comment. Thank's :) Sampe ketemu di part 27 ;) TWO LAST PART!

0 comments:

Post a Comment

 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea