Thursday, May 16, 2013

#NLS Princess Nose And True Love {Part 21}

Posted by Unknown at 12:01:00 AM

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 21}

Author: @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDiretion {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


|Taylor Flash back On|


Kini aku sudah memasuki rumahnya, aku mencium aroma masakan, ku gantungkan mantelku sebelum aku mulai mencari asal aroma itu. Bukan untuk menyantapnya, tapi untuk memastikan bahwa itu bukan makanan yang dipantang untuknya. Dan benar dugaku, ovennya terbuka, ia telah menghangat kan semangkuk sup yang sudah di letakkannya di meja makan, aku tau karen sup itu masih mengepul. Apa ia lupa apa yang ku katakan padanya pagi tadi?

Aku langsung mengambil posisi di hadapan sup itu, duduk di kursi itu dan siap menyantapnya, “Taylor! Jangan kau makan”.

why?”. Tanyaku, yang menghentikan sendok ini untuk masuk ke dalam mulutku.

itu milikku, aku akan menyantapnya jika sudah dingin kok”. Jawabnya sedikit ragu, dan aku juga ragu untuk mempercayainya.

tidaak, maksudku kenapa kau menghangatkan sup ini di microwave ovenmu?”. Tancapku, kini ia mengalihkan pandangannya pada oven tepat dibelakangku yang masih tebuka pintunya.

kemari, duduklah”. Ajakku, menggeser dan menepuk alas kursi di sampingku.

aku minta maaf, Sher. Tapi sungguh, aku tak ingin kau menghabiskan atau mencicipinya. Bukankah sudah kukatakan, kau tak boleh mengkonsumsi makanan yang diawetkan dan panas”. Jelasku lagi untuk yang kedua kalinya.

ya, aku tau. Tapi aku sangat ingin mencicipinya, sedikiit saja”. Pintanya memohon padaku.

tidak, Sher. Ini akan memperburuk kondisimu. Ayo cepatlah kau duduk disini”. Tolakku dan tak membiarkannya memperpanjang masalah ini, aku takut ia akan nekat memakannya, atau bahkan membuatnya kembali. Lagi pula, mengapa ia sebegitu inginnya mencicipi sup ini? Bukankah ia bisa membuatnya lagi?

Sekarang ia duduk disampingku, aku mulai memperhatikan matanya, namun itu malah membuatnya tak nyaman, ia memalingkan wajahnya dari pandanganku. Aku semakin yakin bahwa ia telah membuang air matanya, aku mendengarkan sisa isakannya. Kemudian ku berikan sesuatu yang ku bawa tadi, sesuatu yang memang tujuanku kesini untuk memberikan benda ini padanya.

Aku menggeser benda itu dihadapannya, gadis itu meraihnya dan mengelus lembut benda itu, benda itu memang sangat nyaman digenggam karena bahannya yang terbuat dari bludru. Aku tak tau ia akan menyukainya, dan aku juga tak tau gadis itu sangat menyukai warna hijau.




untukku? Buku apa ini?”. Tanyanya pada benda tersebut, buku kecil dengan cover seekor burung hantu beserta dahan rantingnya.

aku tak tahu mengapa kau menangis, tapi lewat buku ini kau bisa menceritakan apapun yang terjadi padamu, masalahmu, dan asal muasal tangisanmu itu”. Jelasku, dan ia mengerti yang ku maksud pada benda ini adalah buku Diary.

Sekarang aku kembali kehadapan mangkuk sup yang masih mengepul ini, aku menyantapnya sesendok. Sup itu sangat enak, namun belum sempat aku menyampaikan pendapatku tentang sup ini, ia membuka suaranya.

Irish Stew, itu bukan sup buatanku”. Serunya yang memperhatikanku menyantap sup ini, akupun mengalihkan pandanganku padanya. Aku baru mengerti alasannya mengapa ia menghangatkan sup ini.

sup itu buatan kekasihku, tidak, maksudku mantan kekasihku”. Jelasnya, aku bisa melihat raut wajahnya yang berusaha keras untuk tidak mengeluarkan air matanya, padahal aku sangat ingin melihat butiran-butiran seperti apa yang bisa menyebabkan mata gadis ini menyipit.

itukah yang membuatmu menangis?”. Tanyaku menebak, dan aku yakin jawabannya adalah benar.

jangan katakan padaku, bahwa kau menyembunyikan penyakit ini darinya. Dan, tunggu. Mantan kekasihmu?”. Tebakku, namun gadis itu hanya kembali terdiam dan memainkan buku-buku jarinya. Aku menerawang sendiri apa yang terjadi padanya sebelum aku datang, apakah ia memutuskan hubungannya dengan kekasihnya hanya karena penyakit itu? Tapi kenapa?

Tapi aku tak ingin memaksanya untuk menceritakan segalanya sekarang juga, aku bisa melihat wajahnya begitu terlihat terpukul akn apa yang baru saja terjadi padanya. Mungkin dengan Diary itu, aku bisa tau apa yang telah terjadi padanya hari ini.

baiklah, sekarang kau hanya harus fokus untuk sembuh, setelah itu, kau bisa mencicipi sup ini sepuasmu, okay?”. Ucapku seraya mengacak sedikit rambutnya.


|Taylor Flash back Off|


jadi, aku tau segala permasalahannya lewat buku itu. Termasuk tentang dirimu. Kecuali rumahmu yang nyatanya terletak disamping rumah ini, Sherine tak pernah mengungkit hal itu”. Akhir Taylor setelah menceritakan segalanya tentang Irish Stew itu pada pria yang matanya sudah mengeluarkan dua tetes butiran air.

Kini Niall puas akan jawaban pria itu, ia puas karena nyatanya sup itu bukan untuk menghilangkan rasa lapar pria itu saja, tapi untuk menyelamatkan gadis itu. Namun disisi lain Niall menyesal, Niall menyesal telah membuat Irish Stew itu untuk Sherine. Andai saat itu ia tak mengantarkan supnya pada gadis itu, mungkin gadis itu tak akan terbayang-bayang bagaimana rasa nikmatnya sup itu dalam keadaan hangat sampai saat ini. Dan mungkin, jika pria dihadapannya ini tak buru-buru datang saat itu, mungkin Sherine sudah menghabiskan Irish Stew tersebut, dan Niall tak bisa bayangkan apa jadinya keadaan Sherine saat setelah menghabiskan Irish Stew buatannya itu.

'Sherine, begitu besarnya kah kau mencintaiku? Sampai sesuatu yang harusnya tak boleh kau lakukan namun kau ingin melakukannya hanya karena aku?'. Batin Niall memalingkan wajahnya ke tepi lorong yang akan menuju kamar Sherine.

'aku pasti akan membuatkan sup itu lagi untukmu, dan akan ku pastikan kau menghabiskannya. Karena aku yakin, kau pasti akan sembuh, Sher'. Batin Niall.


~NLS~


Gadis yang masih mengenakan dress putihnya, kini membuka matanya perlahan. Memandangi hitam polos langit-langit kamarnya yang dihiasi cahaya putih lampu yang menggantung di atasnya. Ia memandangi sekitar kamarnya, tak ada seorangpun disana. Ia bangkit dari tidurnya, memeriksa tangannya. Ia tau tangannya telah di masukkan jarum infus sebelumnya, karena terdapat plester yang merkat pada kulitnya.




Ia teringat, saat terakhir sebelum ia pingsan. Ia mengeluarkan darah dan pingsan karena tak sempat meminum obatnya. Lalu siapa yang menaruhnya di atas ranjang dan memasang juga melepasakan selang infus itu ketangannya?

Ia mendengar cukup ramai di ruang tamunya, terdengar suara tawa Christie yang khas dan Taylor yang terus bicara. “ternyata mereka”. Ucap gadis itu.

Kini ia bangkit dari ranjangnya, keluar dari kamarnya untuk menemui mereka dan mengatakan bahwa dirinya sudah baik-baik saja. Perlahan-lahan ia melangkah menuju ruang tamunya. Dan benar, Christie tengah tertawa disamping Taylor, dan seorang pria berambut pirang dihadapan mereka.

Niall?”. Seru gadis itu sedikit gemetar, tubuhnya masih belum bisa dibilang kuat untuk berdiri, jadi tangannya ia sanggah pada tepi dinding lorongnya.

Dan yang dipanggilpun memalingkan wajahnya kebelakang menatap gadis itu, “kau sudah bangun?”. Tanya Pria itu dengan senyum khasnya. Teduh seketika hati gadis itu melihat senyuman yang cukup lama ia rindukan yang di tujukan untukknya.

Kini Sherine menundukkan kepalanya. Ia takut, takut Niall menyadari wajahnya yang pucat. Tapi tunggu. Sherine kembali menatap Taylor, dan juga Christie yang kini menghampirinya seolah tau tubuhnya masih lemas, “kau sudah lebih baik? Ayo bergabung dengan kami”. Ucap Christie seraya menuntun gadis itu yang tengah bertanya-tanya dalam hatinya.

Christie membawa gadis itu untuk duduk di samping Niall. Kini wajah Sherine terlihat datar dan lebih suka menunduk. Ia yakin, pasti Niall sudah mengetahui semua kebohongannya tentang hubungan Sherine dan Taylor yang sebenarnya. Tentu saja, Christie yang saat ini bersandar di pundak Taylor, Niall tampak melihatnya biasa-biasa saja. Malah ia tertawa bersama mereka.

Sheriene, kenapa kau diam saja? Kau mau ku buatkan jus? Atau bubur? Kau pasti lapar”. Tanya Christie, memancing Sherine agar bicara. Sementara Niall menatapnya dari samping dengan senyum simpulnya, ia lega melihat gadis disampingnya telah kembali sadar dan kini duduk disampingnya yang hanya berjarak kurang dari lima belas senti saja.

tidak usah, Christ. Aku bisa membuatnya sendiri”. Kemudian Sherine bangkit dari sofa menuju dapurnya. Sementara itu, Taylor dan Christie meminta Niall untuk menyusul Sherine ke dalam. Namun Niall nampak sedikit ragu, hingga kemudian Christie menarik tangan Niall, memaksanya bangkit dari duduknya dan mendorongnya masuk kedalam.

Niall pasrah, ia sudah masuk ke dalam dan menemukan Sherine di dapur yang tengah menuang jus ke gelasnya. Christie pun meninggalkan mereka berdua.

Niall perlahan menghampiri gadis itu, “Sher”. Sapa Niall, membuat Sherine hampir menumpahkan jusnya.

hati-hati”. Tegur Niall yang cepat-cepat menahan gelas itu agar tak tumpah.

Sherine masih tetap diam tak bicara, ia masih belum berani untuk menatap pria blonde ini, ia malu pada Niall karena pria itu telah mengetahui sedikit kebohongannya. Kini ia merasakan saat-saat seperti pertama bertemu dengan Niall, masa dimana jantungnya yang bergemuru cepat jika disampingnya.

Mereka berdua membisu kini. Sherine yang masih sibuk dengan Jus jambunya, sedangkan Niall terus memperhatikan gadis dihadapannya.

Sherine telah selesai dengan jusnya, ia mulai membuka suara dengan meminta maaf mungkin, karena pagi tadi ia tak menepati ajakannya sendiri.

Niall”.

Sher”.

Niall mendengus sedikit tertawa, entah tiba-tiba suasana berubah canggung seperti ini. Sherine pun masih sedikit takut untuk melihat lawan bicaranya itu.

What?”. Tanya Niall yang artinya membiarkan Sherine yang bicara lebih dulu.

umm.. i'm sorry. Aku tak menepati janjiku untuk pergi bersamamu pagi tadi”. Ucap Sherine masih memainkan buku-buku jarinya, tak jarang ia susah payah menelan ludahnya untuk mengatasi rasa canggungnya ini.

tak apa. Lagi pula Christie bilang kau keletihan, aku mengerti”. Niall membiarkan dirinya seolah tak mengetahui sama sekali tentang penyakit Sherine, ia ingin Sherine sendiri yang akan mengatakannya suatu saat nanti.

Dengan jawaban Niall tersebut, Sherine sedikit bernafas lega, karena ia fikir bahwa Niall masih tak mengetahui hal itu, Christie dan Taylor masih menutupi penyakit yang dideritanya ini pada Niall. Tapi, bagaimana dengan hubungannya dengan Taylor yang sebenarnya hanya kebohongan belaka.

'Bukankah Niall tau hal itu? Lalu, kenapa ia tak marah padaku karena aku membohonginya?'. Batin Sherine. Kemudian Sherine mengingat surat dari Niall yang beberapa hari lalu dibacanya. 'apa karena ia mencintaiku hingga ia tak marah atau protes padaku? Lalu, kenapa ia tak menanyakan alasannya mengapa aku melakukan hal itu?'. Batinnya lagi.

tentang jalan-jalan yang kau minta, aku ada waktu luang yang panjang beberapa hari ini, kau mau kita ganti besok?”. Tanya Niall. Sherine mulai menatap pria disampingnya kini, namun dengan tatapan terkejut. Ia melihat sudut bibir Niall yang terluka.

kenapa dengan bibirmu?”. Tanya Sherine menunjuk sudut bibir Niall.

ah? Ini, hanya luka biasa. Bagaimana, kau mau kita ganti besok?”. Alih Niall, ia tak mau menceritakan pada Sherine dari mana ia mendapatkan luka ini, karena Niall tak mau membuat Sherine khawatir padanya, atau memarahi Taylor atas apa yang dilakukan pada dirinya.

Di sisi lain, Sherine tak menyangka bahwa kini justru Niall yang mengajaknya. Ia ingat betul kemarin susah payah ia memohon pada Niall untuk memberikan sedikit waktu luang untuknya, namun sekarang, Sherine bisa melihat jelas antusiasnya pria itu dari wajahnya.

Sherine mengangguk perlahan. Tentu saja ia tak akan menolaknya, karna ia tak tau lagi kapan ia bisa menghabiskan waktu dengan pria itu, karena lusa ia harus kembali kenegaranya, dan entah ia akan kembali lagi atau tak akan kembali untuk selamanya.

okay, aku akan pulang sekarang, aku mulai mengantuk. Bye”. Ucap Niall sebelum membalikan tubuhnya.

Niall”. Tahan Sherine.

ya?”. Niall buru-buru kembali kehadapan Sherine.

Sherine sedikit sulit untuk mengatur kata-katanya, ia juga sedikit takut untuk bicara seraya menatap Niall, “aku.. aku, aku minta maaf pada mu soal hubunganku dengan...”.

tidak, Sher. Kau tak perlu minta maaf, karena aku tak akan memaafkanmu”. Potong Niall memberikan senyumannya lagi pada Sherine.

good nite”. Akhir Niall sebelum menghilang dari dapur Sherine.

Sherine tersenyum sendiri kini, ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dadanya, sesuatu yang pernah ia rasakan beberapa tahun yang lalu. Ia tersenyum mengingat perasaan ini yang akhirnya muncul kembali. Jatuh Cinta.


~NLS~




Sherine tengah membantu gadis yang lebih tua darinya itu membersihkan beberapa piring dan gelas kotor, sementara Taylor sudah pulang kerumahnya. Tay meminta Christie untuk menginap lagi dirumah Sherine, mengingat pasiennya itu kembali mengeluarkan darah dari hidungnya sejak dua minggu lebih lamanya darah itu tak keluar.

Christie menangkap gelagat Sherine yang sedari tadi tersenyum sendiri, namun tiba-tiba senyum itu menghilang dan kemudian senyum itu kembali menghiasi wajah pucat yang terhalang makeup natural itu lagi.

ada yang ingin kau tanyakan padaku? Kulihat senyumanmu tak sempurna. Seperti ada sesuatu yang menahan senyumanmu itu muncul dari wajahmu”. Christie membuka suaranya setealah selesai mengeringkan tangannya. Kini Sherine menatap gadis disampingnya itu, mereka masih berdiri tegak dihadapan piring-piring dan gelas-gelas yang telah mereka bersihkan.

aku ingin menanyakan sesuatu padamu, namun aku bingung harus memulainya dari mana”. Tutur Sherine yang kini tak ada lagi senyum yang menghiasi wajahnya.

aku mengerti. Ikut aku”. Christie meraih tangan kecil gadis asia itu, lalu membawanya kekamar tempat gadis berambut palsu itu tertidur pulas pagi tadi hingga malam.

Christie membaringkan tubuh Sherine di atas ranjangnya, kemudian ia membuka plaster yang menutup bekas jarum yang menembus kulit Sherine. Christie mengambil cairan disinfeksi untuk membersihkan tangan Sherine, sambil menjawab semua pertanyaan gadis yang berbaring disampingnya ini, semua pertanyaan yang tak dapat Sherine keluarkan dari mulutnya karena bingung harus memulainya dari mana.

luka ini, dari jarum infus yang masuk kedalam tubuhmu tadi pagi”. Mulai Christie, namun Sherine merasa bahwa ia sudah tau hal itu, jadi Christie tak perlu menceritakannya.

kau tau siapa yang melakukannya?”. Tanya Christie yang berhasil menciptakan kerutan di dahi Sherine.

kau bilang Taylor menungguku di rumah sakit, dan jika aku telat aku tak akan mendapatkan ciuman darinya. Kau tau? Tadi pagi aku telat, mobilku mogok dan demi mendapatkan ciuman darinya itu, aku berlari sampai kerumah sakit..”. Christie menghentikan ceritanya itu sebelum ia tertawa sendiri, Sherine juga ikut tertawa karena ia tau sahabatnya itu sangat bodoh, terlalu menganggap serius ucapan Taylor.

sampai dirumah sakit, aku melihatnya di ambang pintu, aku langsung berlari padanya dan menciumnya”. Lanjut Christie.

astaga kau melakukannya?”. Tanya Sherine tak percaya, ia tau bahwa Christie dan Taylor tak pernah melakukan hal itu,dan itu menjadi first kiss mereka.

yaa, dan ia membalasnya setelah ia sempat melepaskannya karena terkejut”. Sherine tertawa mendengarnya.

namun, first kiss itu tak berjalan sempurna. Seseorang memisahkan kami begitu saja, mendorongku sampai terjatuh, lalu memukul Taylor sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah”. Kini membulat mata Sherine, ia bangkit dari rebahnya, memilih duduk dan mendengarkan Christie lebih jelas. Ia memang melihat sudut bibir Taylor yang terluka tadi.

Sherine terus memperhatikan Christie, meminta gadis dihadapannya itu melanjutkan ceritanya tanpa memintanya langsung.

Niall Horan yang melakukannya”.


_Author pov End_


~NLS~



|To Be Continued|



NB: Ekhm! maaf sebelumnya, author mau minta maaf kalo ceritanya ga nyambung, ga jelas, atau aneh, banyak typo dan garing banget. kayaknya sih gitu_- maafmaafmaaf >.<



DON'T BE SILENT READER!! kalo reader aku sih ga ada yang diem aja, mereka udah pasti ngasih feedbacknya apapun itu karena mereka menghargai karya orang ;) SO, jangan cuma baca aja yawh :) If you want respect, then respect others!




Don't forget to send ur feedback! Or visit my twitter account @Fathimah_Haddad and @FathimHaddad501 for send your comment. Thank's :) Sampe ketemu di part 22 ;)

0 comments:

Post a Comment

 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea