Monday, May 20, 2013

#NLS Princess Nose And True Love {Part 27}

Posted by Unknown at 11:12:00 PM

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 27}

Author: @Fathimah_Haddad , @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDirection {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Author pov_


Gadis itu berdiri tepat diujung lorong yang sama menuju kamar Sherine. Ia tak lagi berambut panjang merah mencolok, melainkan hitam sepundaknya dan pakaiannya pun tak semini tadi pagi. Ia memakai jacket yang sama dengan yang Sherine pakai kala itu, jacket berwarna hijau kesukaannya. Hanya saja hidungnya tak merah seperti kala mengantar sup pertamanya kerumah Sherine.

Namun Niall buru-buru berpaling dari pandangannya ke gadis itu, ia takut hal yang ditakutkannya terjadi, ia takut menganggap Shireen adalah Sherine.

Ia berbalik memandangi teman-temannya itu satu persatu dengan tatapan tak percaya, “hh.. kalian merubah penampilan gadis itu agar terlihat seperti Sherine?”. Ucap Niall pada Harry, Louis dan Liam Zayn yang duduk disofa, menyunggingkan senyum sinisnya.

Harr, bukankah kau menyukainya? Kenapa kau ikut merubahnya dengan memakaikan wig hitam itu kekepalanya lalu memakaikan jacket yang sama dengan Sherine? Seolah kau ingin membuatku menganggapnya Sherine, lalu aku jatuh cinta padanya. Kenapa?”. Papar Niall pada Harry dengan nada kecewa.

dengar kalian semua. Tak ada seorangpun yang bisa menggantikan Sherine dihatiku, sekalipun gadis itu yang begitu mirip dengan Sherine. Tak akan! Dan satu lagi, rambut Sherine tak sependek itu”. Tegas Niall yang menunjuk gadis berjacket hijau itu, sebelum berbalik dan hampir saja meninggalkan mereka semua bersama sup ditangannya.

Zayn yang duduk disamping Liam buru-buru bangkit dan menarik tangan Niall, “Niall, tunggu sebentar”. Halang Zayn menahannya untuk keluar. Zayn membawa Niall kemabali ketempat si pirang itu berdiri tadi.

kau sudah perhatikan dia baik-baik? Dan kau bilang ia begitu mirip dengan Sherine?”. Ucap Zayn sesekali mengarahkan pandangannya ke gadis yang sedari tadi hanya menyandar disisi dinding seraya melipat kedua tangannya dan tersenyum melihat mereka yang berbicara saat ini.

Dengar Niall, gadis itu.. memang Sherine. Aku juga tak percaya awalnya. Tapi, dia memang Sherine, Princess Nosemu, dia masih hidup”. Ungkap Zayn satu persatu mengatur katanya. Kini Niall kembali memperhatikan gadis itu yang tersenyum padanya. Senyuman itu memang identik sekali dengan Sherine. 'tapi ini tidak mungkin, Sherineku sudah tak ada, gadis itu bukan Sherine tapi Shireen!'. Batin Niall.

hhhaah!.. sudahlah Zayn, jangan coba-coba mempermainkanku. Aku tau dia itu gadis yang tadi pagi menampar Harry”. Ucap Niall yang yakin sekali bahwa gadis itu memang bukan Sherine dan Zayn hanya bergurau, mencoba membuat lelucon untuknya agar Niall tertawa.

maksudmu dia?”. Tanya Harry yang kini mengambil posisi duduk dihadapan Liam. 'tunggu. Siapa yang duduk disamping Harry?'. Batin Niall melihat seseorang duduk melipat kakinya yang seperti kaki milik seorang gadis dan menutup wajahnya dengan membuka lebar tabloid ditangannya, membuat wajah gadis itu tertutup seluruhnya.

Kini gadis itu menutup tabloidnya bersamaan dengan pecahnya balon dari permen karet yang dibuat di mulutnya. Dan terbelalaklah kini pria blonde yang sekarang tak berbehel itu melihatnya. Gadis itu, gadis yang duduk disamping Harry adalah gadis yang tadi pagi menampar Harry dan mencoba masuk ke rumahnya. Gadis itu berambut curly merah mencolok. Lalu, siapa gadis yang masih berdiri tersenyum disana?

Kini Niall memperhatikan kedua gadis itu satu persatu bergantian, 'apa? Kenapa? Mereka? Gadis itu? Apa gadis itu Sherine? Apa ia reinkarnasi? Atau, apa ia masih hidup? Lalu siapa gadis yang wajahnya begitu mirip dengan Sherine itu?'. Batin Niall yang begitu teliti memperhatikan gadis berjacket hijau disana dan gadis disamping Harry yang masih mengenakan pakaian yang sama saat Niall melihatnya pagi tadi.

kau? Kau...”. Niall mulai melangkah perlahan mendekati gadis yang berdiri disudut dinding itu. Sampai dihadapannya, gadis itu mencoba menghirup aroma sup didalam mangkuk yang berada ditangan Niall.

hmm.. inikah Irish Stew yang kau bilang? Aku tak percaya kau bisa membuatnya”. Ucap gadis itu yang suaranya begitu mirip dengan Sherine. Hanya saja suaranya tak seperti terserang flu seperti saat Niall mengantarkan Irish Stewnya untuk yang pertama kali. Dan rambutnya, rambutnya tak sepanjang dulu, ia memiliki rambut yang panjangnya hanya sampai pundaknya sekarang.

She.. Sherine?”. Ucap Niall terbata, ia ingat betul kata-kata itu, kata-kata diamana Niall mengantarkan Irish Stewnya beberapa tahun yang lalu. Ia melatakkan sup itu di atas meja makan tepat disampingnya, lalu meletakkan kedua tapak tangannya dikedua pipi gadis itu.

kau, kau sungguh Sherine? Princess Noseku?”. Tanya Niall lagi. Dan ia tersenyum lebar bersamaan dengan keluarnya tetes air mata saat gadis di hadapannya ini mengangguk.

hey, aku sudah menepati janjiku untuk tidak menangis lagi. Tapi kenapa malah kau yang menangis, blonde panda?”. Ucap Sherine mengusap air mata yang baru saja jatuh ke pipi Niall. Niall tak kuat lagi membiarkan air matanya mengalir deras, menangis bahagia. Ia begitu rindunya dengan Sherine, ia memeluk erat tubuh yang sekarang sudah tak sekurus terakhir ia lihat.

lalu, siapa gadis itu?”. Tanya Niall menyudutkan pandangannya kepada Shireen seraya melepaskan pelukannya.

dia yang kecelakaan dua tahun silam. Kakakku, my twins”. Jawab Sherine yang membuat Niall menganga tak percaya. Niall benar-benar tak tau jika Sherine memiliki saudara kembar.

tapi kenapa kau tak pernah menceritakannya padaku bahwa kau memiliki saudara kembar? Dan.. kenapa Taylor bilang, kau.. meninggal?”. Tanya Niall kembali masih begitu penasaran.

sudahlaah, nanti saja bicaranya. Kau hapus air matamu, dan temani aku menghabiskan Irish Stew buatanmu. Aku ingin menyantapnya panas-panas”. Potong Sherine menarik tangan Niall dan menemaninya duduk di meja makan.

tunggu, tapi kau..”. Ucap Niall hati-hati. Ia takut supnya berbahaya untuk Sherine jika disantap panas-panas.

Sherine memberikan senyumnya lagi, dan mengambil alih mangkuk sup itu dari tangan Niall yang menahannya, “aku sudah sembuh”. Jawab Sherine lembut, seakan tau Niall menanyakan hal itu didalam hatinya.

Namun Niall masih tak yakin akan jawaban itu, ia menatap Sherine ragu, “aku sudah berjanji tak akan berbohong lagi padamu!”. Protes Sherine akan pandangan Niall tersebut, seraya sedikit menjambak rambut pendeknya seakan memberitahu Niall bahwa rambutnya asli, bukanlah wig. Mendengar jawaban itu Niall sedikit tertawa pada gadis itu dan Sherine ikut tertawa bahkan sampai terbahak-bahak.

boleh aku mencicipinya?”. Seru Harry yang sudah berdiri dibelakang Niall.

tidak! Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, bahwa tak boleh ada seorang pun yang menghalanginya untuk menghabisakan Irish Stew buatannku ini”. Ucap Niall seraya menyunggingkan senyumnya kepada Sherine yang tengah asyik menyantap Irish Stew dihadapannya.


~NLS~


Jari-jemari cantik itu memutar pemutar keran hingga keluarlah aliran air dari dalamnya. Dua pasang tangan saling membantu membersihkan beberapa mangkuk yang terkena noda, menuangkan busa sabun diatasnya, mencucinya lalu mengeringkannya.

Selesai mencuci mangkuk yang hanya dua itu, Niall dan Sherine kembali duduk di meja makan. Kini hanya mereka berdua saja dirumah gadis itu. Para member One Direction kecuali Niall sudah kembali kerumah Niall dan memutuskan untuk beristirahat, sedangkan Harry mengajak gadis yang begitu miripnya dengan Sherine itu pergi entah kemana.

Pria itu masih mematung menyunggingkan kedua sudut bibirnya kearah gadis yang kini duduk dihadapannya, begitu pula sebaliknya. Kerinduan yang mereka rasakan begitu menyeruak, rasa ketidak percayaan apa yang terjadi hari ini dirasakan Niall saat ini. Ia masih bertanya-tanya sedari tadi, apa ia hanya mimpi atau mimpi yang menjadi kenyataan?

tak bosankah kau memandangiku terus seperti ini?”. Tanya Sherine yang tak tahan akan tatapan maut pria yang dicintainya ini.

aku sudah menunggu satu tahun lebih, bahkan hampir dua tahun menunggu untuk bisa memandangmu seperti ini, apa aku harus berhenti?”. Jawab Niall. Sedangkan gadis itu hanya tertawa kecil.

aku masih tak percaya aku bisa sembuh, Niall”. Ucap Sherine tersenyum lega pada Niall.

aku percaya, karena kau sudah berjanji padaku akan kembali dan menyantap Irish Stewku”. Sahut Niall yang masih tak hentinya menatap Sherine.

jadi, kenapa si dokter hidung itu bilang kau sudah meninggal?”. Tanya Niall mulai membuka rasa penasarannya tersebut.

kau yakin Taylor mengatakan hal itu?”. Ucap Sherine yang balik bertanya.

Lalu Niall kembali mengingat-ingat kejadian dibandara itu, yang membuat heboh directioner karena Niall yang menangis sejadi-jadinya. Ya, memang si Lautner itu tak mengatakan hal itu, melainkan Zayn.

tapi kenapa ia dan kekasihnya bicara seolah kau sudah...”. Tanya Niall lagi.

itulah yang membuatku buru-buru kesini. Taylor menelfon ibuku dan menceritakan padaku bahwa ia baru saja mengerjaimu. Awalnya ia hanya minta maaf padamu karena membawaku ke Indonesia, tak langsung menemuimu, tak ada maksud untuk mengatakan seperti yang kau bilang. Namun katanya Zayn yang menyimpulkan sendiri bahwa aku sudah meninggal, dan akhirnya Taylor dan Christie meneruskannya untuk membohongimu bahwa aku sudah meninggal”. Jelas Sherine menyesal.

jadi?.. akan ku hajar si hitam itu jika aku bertemu dengannya lagi”. Ucap Niall geram yang ditujukan untuk Taylor.

sudah. Aku sudah menghajarnya tadi pagi. Aku bertemu dengannya di mini market dan aku sudah memukulnya, memang tidak sampai lebam, tapi cukup untuk membalas perbuatannya”. Ucap Sherine yang diakhiri dengan menunjukkan kepalan tangannya.

tapi.. mungkin setelah ini, aku akan berterima kasih atas perbuatannya itu”. Lanjut Sherine yang membuat Niall terkekeh mendengarnya.

untuk apa?”. Tanya Niall heran.

karena perbuatannya, aku tau kau begitu mencintaiku. Walaupun ada Shireen yang wajahnya tak bisa dibilang beda denganku, namun kau tetap menjaga cintamu untukku”. Ucap Sherine melembut, lalu meraih tangan Niall.

tapi, jika aku benar-benar meninggalkanmu selamanya, aku tak mau Niall, aku tak mau hal itu terjadi. Aku ingin kau membuka hatimu kembali dan mencari cinta sejatimu yang lain. Karena aku tak mau kau sendiri”.

sshhsht. Jangan bicara seperti itu. Kau sudah disini bersamaku, dan kau tak boleh meninggalkanku lagi. Kau tau? Aku hampir kehilangan arah hidupku saat aku menyadari bahwa kau tak ada didunia ini. Apa kau tak tau bagaimana rasanya ditinggal pergi seseorang yang... yang begitu kau cintai? Tidaak, kau tidak boleh meninggalkanku lagi”. Ucap Niall bangkit dari kursi, ia melangkah menuju ruang tamu dan duduk disalah satu sofa.

dan beberapa bulan belakangan ini, kenapa Taylor tak bisa dihubungi sama sekali? Christie juga, ia menghilang tiba-tiba. Ia sengaja melakukannya?”. Tuduh Niall. Sherine menghampiri si Irland itu dan duduk dihadapannya.

noo.. Waktu itu handphone Tay hilang di China, dan mungkin Christie juga sulit untuk menghubinginya, jadi ia menuyusul kami ke China”. Ungkap Sherine memperjelas.

lalu bagaimana dengan Shireen? kenapa kau tak pernah cerita padaku kau memiliki kakak kembar?”. Tanya Niall sedikit kesal. Kini Sherine bungkam, ia seperti mencari sesuatu dibawah kakinya. Wajahnya pun berubah datar tak nampak lagi garis senyuman di wajahnya.

tidak hanya kau yang tak pernah kuceritakan, Niall. Tak ada yang tau aku memiliki kakak kembar, teman-teman kuliahku. Bahkan Taylor dan Christie belum mengetahuinya sampai saat ini. Hanya keluarga, tetanggaku, dan kau juga The boys yang tau”. Jelas Sherine yang masih memandangi jari-jari kakinya.

Niall pindah duduk disamping Sherine karena ia khawatir akan raut wajah gadis itu yang tak menyenangkan, “kenapa? Apa ada yang salah dengan kalian?”.

tidaaak, hanya saja sejak kami SMA kami sering bertengkar, sampai suatu hari kakakku pernah memintaku membuat perjanjian. Berhubung kami tinggal terpisah jauh, kami merahasiakan hal itu. Aku tinggal bersama orang tuaku, sedangkan ia bersama pamanku. Kami selalu bersi tegang walaupun sudah dipisahkan, hingga akhirnya orang tuaku mengirimku kesini dan membelikanku rumah ini, dan kakakku yang kembali pada orang tuaku”. Jelas Sherine panjang lebar. Niall yang mendengarkannya cukup terkejut.

lalu, sekarang perjanjian itu sudah tak berlaku lagi, kan. Dan kalian sudah berdamai kulihat”. Utar Niall.

kau ingat saat terakhir aku pergi bersama Taylor ke China? Sebelum berangkat aku mendapatkan telfon dari orang tuaku bahwa kakakku.. amnesia”. Kata 'amnesia' itu Sherine keluarkan seraya menatap lesu mata Niall.

ia masih hilang ingatan setahun ini?”. Tanya Niall tak percaya.

ya, ia kecelakaan motor bersama kekasihnya, dan kekasihnya meninggal. Sampai sekarang kami tak menceritakan hal itu padanya”. Cerita Sherine lagi, kini Niall semakin tak mengerti, membuat ia bertanya lagi, bertanya lagi, dan terus bertanya lagi.

kenapa? Bukankah kekasihnya itu juga berarti bagi hidupnya?”.

kekasihnyalah yang merubah hidup kakakku menjadi brutal, Niall”. Jawab Sherine geram.

brutal? Maksudmu?”.

ia berhenti sekolah dan pernah menghuni bui karena memukul temannya sendiri sampai lumpuh. Jadi, jangan heran ia menampar Harry dan susah sekali kusuruh ia meminta maaf. Kebiasaan buruknya itu masih tersisa”. Tutur Sherine kembali menatap lurus lantai ruang tamunya.

tapi, apa ia pernah kasar denganmu? Seperti.. memukulmu?”. Tanya Niall khawatir. Sherine menyandarkan kepalanya kepundak Niall dan tersenyum.

tidak, itu tak pernah terjadi, ia tak pernah berani memukulku dan begitu juga aku, kami hanya sering beradu mulut saja, Niall.”. Ucap Sherine menenangkan Niall.

maafkan aku, Sher. Aku tak bermaksud untuk..”. Sherine bangkit dari sandarannya.

nope, Niall. Maka dari itu aku memutuskan untuk membawanya kesini, dengan begitu mungkin ia bisa berubah. Daann.. kulihat Harry menyukainya, kuharap pria itu bisa membawa pengaruh baik untuknya”.

ya, tentu. Harry sudah mengatakannya pada kami bahwa ia tertarik dengan kakakmu itu, dan kau tau? Ia menyuruhku untuk menjual rumah itu padanya”. Ucap Niall yang disambung dengan tawa Sherine.

haha..Umm ohya, Niall. Soal uangmu yang ku pinjam, aku akan..”.

no! Itu sudah menjadi milikmu. Karena aku mencintaimu, dan suatu saat nanti aku akan menikahimu”. Potong Niall yang membuat jantung Sherine berderu tak karuan, karena Niall menatapnya dengan sorot mata menawannya.

Sherine. Apa kau mencintaiku?”. Lanjut Niall menggenggam kuat jemari tangan Sherine.

yea, ofcourse”. Jawab Sherine tersenyum lembut.

your not lie?”. Tanya Niall bercanda dengan tatapan menyudut pada Sherine namun dengan senyum ejekannya.

ooohayolah, Niall!”. Teriak Sherine memukul habis pundak Niall, sedangkan Niall terus mencoba menghindari pukulan Sherine dengan berlari kesana kemari. Dan senyum serta tawa mereka pun kembali lagi.

sudah, Sher. Aku lelah”. Ucap Niall yang tertawa seraya mengatur nafasnya, kembali duduk disofa dan disusul Sherine yang duduk disampingnya kembali.

ahh.. panda! Baru lari sebentar saja sudah lelah”. Ucap Sherine, memukul Niall dengan bantal disofanya.

besok aku kembali bekerja menjadi reporter, Niall”. Sambung Sherine yang memeluk kedua dengkulnya.

benarkah? Tapi, kau baru sampai”.

ya, tapi aku sudah rindu dengan pekerjaan itu. Aku ingin, di hari pertamaku besok kau yang mengantarku, kau mau?”. Tanya Sherine yang memiringkan kepalanya menghadap Niall.

Niall terlihat sedikit berfikir untuk menjawabnya, lalu ia memberikan tatapan menyesalnya itu pada Sherine, yang juga Sherine sadari bahwa berarti Niall tak bisa.

besok aku harus pergi, Sher. Sorry”. Ucap Niall menyesal. Sherine menunduk melihat kuku-kuku kakinya, ia hanya bisa pasrah jika kekasihnya itu tak bisa untuk mengantarnya bekerja dihari pertama, ia juga memaklumi bahwa Niall bukanlah orang pengangguran, ia selalu sibuk dengan karirnya.

dann.. aku akan pergi cukup lama”. Lanjut Niall yang membuat Sherine kembali menatapnya.

kau mau kemana? Menyangkut dengan The boys? Berapa lama?”. Tanya Sherine, ia baru saja melepas rasa rindunya ini pada Niall, namun Niall harus pergi meniggalkannya entah untuk berapa hari.

tidaak, aku sedang ada Free untuk beberapa minggu ini. Aku akan ke Mullingar besok, hanya satu atau dua minggu mungkin, lalu aku akan kembali lagi”. Jelas Niall sambil memainkan rambut pendek Sherine.

okay, aku mengerti. Tapi kau harus janji untuk menelfonku setiap hari”. Pinta Sherine, dan disambung tawa tanpa suara Niall.

kau tau? Kau meninggalkanku hampir dua tahun. Dan kau tak pernah menelfonku, kau bisa bayangkan sekarang bagaimana aku merindukanmu? Dan bagaimana selama kau disana? Apa kau tak merindukanku? Bagaimana kau mengatasi rasa rindumu padaku disana?”. Tanya Niall panjang lebar, tak membiarkan Sherine menjawab pertanyaannya satu per satu.

Kemudian tanpa menjawab, Sherine bangkit dari sofa dan meninggalkan Niall diruang tamunya. Tak lama ia kembali dengan sebuah mantel ditangannya lalu duduk di tempat semula. Sherine menyerahkan mantel itu pada Niall, dan Niall menerimanya dengan raut wajah kebingungan.

ada berapa banyak mantel yang kau punya? Sampai mantelmu sendiri ini tak kau ingat, malah kau tinggalkan dirumahku waktu itu”. Ucap Sherine yang disusul senyum simpul Niall.

dengan itu aku melepas rinduku padamu. Dengan memeluk mantel itu, aku seperti memelukmu Niall”. Lanjut Sherine seraya mengelus lembut mantel di pangkuan Niall itu.

Niall tersenyum pada gadis yang dicintainya itu, ia memeluk Sherine dari sampingnya dengan pelukan eratnya.

sekarang tak hanya mantelnya, kau juga bisa memeluk pemiliknya sepuasmu”. Ucap Niall yang mengayunkan pelukannya itu kekanan dan kekiri.

Sherine melepaskan pelukan Niall, “kau tau? Karena mantelmu ini, aku sempat beradu mulut dengan Taylor di loby rumah sakit Guangzhou. Kau bisa bayangkan Niall, mereka yang melihat kami, memasang raut wajah kebingungan karena mereka tak mengerti apa yang aku dan Taylor ucapkan! Haha.. dann...”. Cerita Sherine panjang lebar, membuat Niall berhasil tertawa terpingkal-pingkal.

Sherine dan Niall. Mereka tak pernah terbayang bahwa tawa, canda, kebahagian dan cinta mereka akan kembali lagi. Tapi Cinta sejati, hanya datang satu kali, jika mereka yakin, tak ada satupun yang dapat memisahkan mereka. Kecuali Tuhan dan takdirnya.


_Author pov End_


~NLS~


_Sherine pov_


Sekian tahun aku membuang-buang air mataku begitu banyak, kini saatnya aku menyimpan air mata ini didalam. Karena sudah waktunya aku menikmati kebahagiaanku, bersama dia yang tetap menjadi tetanggaku, dia yang mencintaiku, dia yang membuatkan semangkuk Irish Stewnya lagi untukku, hingga aku bisa menikmatinya tanpa harus menahan sakit. Begitu indah.

Dan akhirnya, kanker Nasofaring Carsinoma itu, hilang tak tersisa didalam rongga hidung ini, aku sudah dinyatakan sembuh total. Ini diluar dugaanku, kufikir aku akan mati dan tak akan pernah bisa melihatnya lagi. Ini karenanya, dia yang menjadi motifasiku untuk sembuh selain orangtuaku, Niall Horan. Harusnya aku menyadari ini jauh-jauh hari, bahwa kekuatan cintalah yang sebenarnya obat mujarab dari segala penyakit didunia ini, ialah pangkalnya. Cinta, yang membuatku bisa melawan itu semua.

'drrt.. drrtt..'.

Halo?”. Ku angkat handphone baruku itu yang bergetar dan menunjukkan bahwa Niall yang menelponku.

'kau belum berangkat bekerja?'. Tanya pria tampan diseberang sana. Yang satu minggu ini meninggalkanku pulang ke kampung halamannya, Irlandia. Ku harap ia menelfonku untuk memberitahukan kepulangannya. Aku sudah terlalu merindukannya. Aku bisa mengerti rasa rindunya padaku saat ini, seperti ia yang ku tinggalkan ke china satu tahun lebih.

aku sedang sarapan, dan hari ini aku masuk siang”. Jawabku.

'bagus'. Singkatnya. Membuatku berhenti mengunyah makanannku, memilih agar ia yang bicara dan memberitahu maksudnya.

'sekarang kau keluar'. Lanjutnya, dan aku berlari kekamar untuk mengambil hoodieku karena aku masih mengenakan toptank hitam ini. Lalu kembali berlari untuk membuka pintu. Aku tau maksudnya dan.. benar.

Aku tersenyum sumringai melihat pria itu kini. Niall berdiri diseberang rumahku dengan polo shirt putih serta topi merahnya, tersenyum melambaikan tangan. Ia menutup telfonnya dan memasukkan iPhone itu kedalam saku celana bahannya, bersamaan dengan seorang wanita paruh baya yang muncul begitu saja disampingnya. Terseyum dan juga melambaikan tangannya padaku.





Aku cukup terkejut atas kedatangannya bersama dengan Mom Maura. Aku langsung menuruni tangga rumahku dan berniat untuk menghampiri mereka. Namun Niall melarangku dan memintaku untuk tetap menunggunya disana.

Mom berjalan lebih dulu dari Niall, namun saat ia hampir sampai, sebuah mobil yang melaju cukup kencang mengarah padanya. Aku dan Niall berteriak keras mencoba menyelamatkan Mom dari mobil itu yang akan menabraknya.

MOOM!!”. Teriakku dan Niall.

'bugg!'.


_Sherine pov End_


~NLS~



|To Be Continued|



NB: Ekhm! maaf sebelumnya, author mau minta maaf kalo ceritanya ga nyambung, ga jelas, atau aneh, banyak typo dan garing banget. kayaknya sih gitu_- maafmaafmaaf >.<



DON'T BE SILENT READER!! kalo reader aku sih ga ada yang diem aja, mereka udah pasti ngasih feedbacknya apapun itu karena mereka menghargai karya orang ;) SO, jangan cuma baca aja yawh :) If you want respect, then respect others!




Don't forget to send ur feedback! Or visit my twitter account @Fathimah_Haddad and @FathimHaddad501 for send your comment. Thank's :) Sampe ketemu di part 28 ;) LAST PART!!!!!!!

0 comments:

Post a Comment

 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea