Saturday, April 6, 2013

#NLS Princess Nose And True Love { Part 1 }

Posted by Unknown at 11:53:00 PM

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 1}

Author: @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
- @SherineCArifa as Sherine Arifa
- @OfficialTL as Taylor Lautner
- @christiemburke as Christie burke
- And other boys of @OneDiretion {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato



Heeyyya my all sweety reader yang cantiknya gak ketulungan! XD ayoayo siapa yang kangen sama Author :p “reader: Ga adaa! -,-” T,T

Maaf ya Author lama banget post NLS nya dan baru kesampean sekarang, belum selesai pula -..- free time terbatas, makanya lama :'( dan maaf kalau nanti ceritanya gaje *emang iya_-* , bikin bored *apa lagi _-_*, dan ga sebagus story2 sebelumnya :( *uda pasti itu -..-d*

Buat Castnya juga @SherineCArifa maaf ya sayang kalau ceritanya ga sesuai keinginan kamu,maafmaafmaaf >.<

Udalah ga usah kebanyakan bacot lagi Authornya, langsung aja nih di baca karya ababil hasil menguras habis otak author. Cekidot >>> #JengJengJengJeeeng










|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Author pov_


Sebuah perumahan di tengah kota, terdapat dua rumah yang hampir melekat dindingnya. Bak sudah ditakdirkan, penghuni rumah tersebut adalah sepasang sejoli yang menjalin kasih selama dua tahun belakangan ini.





Sampai sebuah kalimat mampu mengubah indahnya butiran-butiran salju menjadi abu yang kabutnya menyesakkan.

Disalah satu rumah itu, si pria berharap ia akan bahagia setelah mengantarkan suatu maha karyanya pada sang gadis pujaan itu kerumahnya. Namun si gadis malah menghancurkan harapannya... “.... sahabat kedengarannya lebih bagus untuk hubungan kita...”. Segores senyuman seolah tak pernah lahir dari bibir si pria, setelah mendengar keputusan si gadis mengeluarkan kalimat itu dengan santainya.

Si gadis kembali melanjutkan kalimatnya, “hmm.. kau tau? Kurasa kita lebih terlihat sebagai sahabat, bukan sepasang kekasih”. Si pria terkekeh setelah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir manis gadis itu.

why? Kenapa kau bicara seperti ini?”. Si pria mulai meminta penjelasan si gadis atas keputusan yang bagaikan sambaran petir yang tiba-tiba datang tanpa adanya mendung ataupun hujan yang menyertainya.

Si gadis nampak bingung sebenarnya apa yang akan ia jawab, namun suatu hal memaksanya agar terus melanjutkan kalimat-kalimat pahit itu, hingga membuatnya terpaksa..... “aku merasa bahwa aku hanya sekedar suka padamu”.

hah.. atas dasar apa kau bicara seperti itu?”. Seolah tak terima akan penjelasan si gadis yang tak masuk akal, si pria kembali meminta penjelasan yang logis, yang mungkin bisa ia terima.

tidak untuk apa-apa, hanya saja aku ingin membiarkanmu mencari cinta yang benar-benar sejati untukmu, dan itu bukan aku. Begitupun denganku, kau bukanlah cinta sejatiku”. Jawab si gadis yang berhasil mencabik hati si pria, membuatnya berfikir bahwa selama ini gadis itu tak menganggapnya sebagai cinta sejati.

dengar, kita akan mencari cinta sejati itu, kau dan aku, akan menemukan cinta sejati masing-masing, okay?”. Lanjut si gadis. Keputusan itu mungkin dapat diterima oleh si pria, namun itu malah semakin mebuatnya muak. Hingga terfikir oleh si pria bahwa ia akan mencobanya mungkin, mencoba mencari cinta sejatinya, jika itu kemauan si gadis.

Kini hening menyelimuti mereka, masing-masing berteriak dalam hatinya, hanya si pria tak menyadari itu juga terjadi pada si gadis, tak menyadari bahwa sebuah rahasia besar telah mulai gadis itu tutup rapat-rapat darinya, yang ia tau gadis itu tak pernah mencintainya. Tak pernah.

Si pria memutuskan untuk kembali ke rumahnya yang hanya berjarak tak lebih dari sepuluh meter dari pintu rumah si gadis. Hanya saja, mungkin jika pria itu tetap di rumah si gadis sedikit lebih lama lagi, mungkin ia akan melihat butiran-butiran bening mengalir deras yang jika ia lihat akan lebih menyayat hatinya.


~NLS~


Sosok lelaki itu kini bersandar di tepi jendela milik gedung pencakar langit, memandang puluhan manusia dibawahnya yang berlalu lalang, sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing. Merasakan dinginnya udara di siang hari karena musim dingin yang tiba entah sejak kapan. Butiran-butiran salju yang turun tak begitu lebat seiring dengan turunnya beberapa tetes air mata yang berasal dari kelopak mata lelaki tersebut. Hatinya begitu lembut, hingga tak mampu menahan kepedihan yang ia rasakan sejak kemarin. Membuatnya memaksa menjadi seorang lelaki yang lemah.

Lelaki itu, Niall James Horan kini tengah berusaha menata kembali hatinya yang sudah terluka, awalnya ia mencoba untuk kuat, mengerti akan keputusan yang baru ia terima itu, namun apa daya, biarpun ia seorang lelaki tapi ia juga memiliki hati yang jika tergores akan merasakan sakit yang teramat dalam, hanya saja ia berbeda dengan lelaki lain. Jatuh cinta, ia ingin jatuh cinta hanya satu kali, menjalin cinta hanya sekali, dan memeluk cinta itu sampai mati, tapi kini angannya telah hancur. Hancur berkeping-keping.

Seorang office boy yang bekerja digedung Sony Music UK ini menyerahkan secangkir choco coffee cream pesanan Niall yang kini berusaha menyembunyikan wajahnya untuk membersihkan sisa tetes air mata sebelum ia menerima cangkir tersebut, “thank you”. Ucap Niall lalu menyeruput choco coffee cream hangatnya.

with my plesure, sir”. Office boy itu meninggalkannya didapur, sendiri, bersama secangkir coffee yang menemaninya saat ini.

Tak lama suara gaduh muncul mengganggu telinga Niall yang tengah menikmati minumannya tersebut, kegaduhan yang diciptakan oleh teman-temannya sendiri, 'BRRUUK!', “hey! Right. Niall's here, guys”. Sahut Louis yang membuka lebar pintu pantry hingga membentur dinding, dan Harry yang masuk lebih dulu menghampiri Niall.

hey Niall, what's wrong with you?”. Harry menepuk pundak Niall.

nothing, i'm fine”. Jawab si blonde bermata biru itu, berusah berbohong dihadapan mereka dengan memberikan senyuman yang kuat.

tapi, matamu merah, Niall”. Sahut Louis menarik kursi dan duduk disamping jendela disana.

aku kelilipan, Carrot! Mana Liam dan Zayn?”.

oh? Ya ampun, kukira mereka dibelakang kita tadi”. Ucap si bontot Harry yang kini mengajak Louis menjadi lawan bicaranya, mengalihkan pandangannya kedaun pintu.

sepertinya mereka terjebak di lift, sudah biarkan saja. Apa yang kau minum Niall?”.

choco coffe cr..”.

boleh untukku?”. Potong Harry.

Belum sempat meraih cangkir itu, Louis menghentakkan kakinya kuat-kuat diatas kaki si curly berlesung pipi itu, “AWW! Kenapa kau menginjak kakiku?!”. Harry meringis mengangkat kaki kanannya, hingga kini ia melompat-lompat.

aku tidak menginjak kakimu. Tadi kulihat ada tikus kecil di sneakersmu, aku ingin membunuhnya, tapi ia pergi begitu saja”. Ucap Lou bohong.

mana? Mana tikusnya!”. Dengan cepat Harry mengambil sapu dan bersiap untuk melayangkan benda itu ke tubuh tikus tak berdaya itu yang sebenarnya hanyalah guyolan Lou saja.

kau tak perlu sungkan untuk memintaku menghabiskan coffemu, Niall”. Louis begitu saja merebut secangkir coffee itu tanpa izinnya.

mana, Lou?!”.

sudah pergi ke luar. Mungkin sekarang sudah masuk lift bersama Zayn dan Liam”.

kau bohong kan, BooBear? Tak ada tikus dikak..”.

Kembali lagi Louis menghentakkan kakinya, namun kali ini diberikan untuk kaki kiri Harry, “sudah kubilang jangan memanggilku boo bear lagi. Ya, memang tak ada tikus, tapi kalo aku bilang itu ular aku takut kau akan melompat dari gedung ini. Aku kan sayang padamu, Hazz”. Katanya santai, sesekali menyeruput coffee ditangannya. Tak perduli dengan Harry yang kini berlesehan mencengkram kuat sepasang sneakersnya itu. Mengutuk Lou dalam hatinya.

Lou, ada apa dengan Nando's kita?”. Harry menyudutkan matanya ke arah Niall, menyadari si pirang itu mematung sedari tadi.

Kekonyolan dan kebodohan yang diciptakan Louis dan Harry ini biasanya mampu menjadi hiburan tersendiri untuk Niall. Mampu mengubur rasa suntuknya dan menciptakan senyuman yang lebar hingga membuat besi yang melingkar di barisan giginya terlihat jelas. Namun yang dilihat si bungsu juga si bontot ini adalah raut wajah kehampaan, menatap kosong langit-langit yang terhalang jendela dihadapannya. Seolah ia tak mendengar keributan yang diciptakan Louis dan Harry tadi.

ekhmm.. Niall, apa kau kelaparan?”. Tanya Lou.

tidak, dia tidak kelaparan, dia marah kau mengambil coffeenya”. Ucap Harry yang masih duduk dilantai.

bodoh! Jika dia marah ku ambil coffeenya dia akan menggigitku, bukan?”. Harry menyunggingkan senyumnya, mengingat tangan Zayn yang digigit Niall beberapa waktu lalu karena memakan keripik kentang milik Niall tanpa Izinnya.

hey, guys!”. Sahut Liam dari arah pintu, masuk menghampiri mereka.

hey, botak”.

aku tak botak, BooBear!”.

aku akan menginjak kakimu didepan Daniele suatu saat nanti, Liam!”. Ancam Louis yang masih menikmati hangatnya Choco coffee di tangnnya.

mana Zayn?”. Tanya Harry pada Liam.

di depan, sedang menerima telefon dari...”.

Aunty Trisha!”. Tebak Harry yang sudah pasti tepat.

ah, anak itu, sudah berkepala dua masih seperti tak punya kepala”.

aku mendengarnya, Lou”. Zayn masuk dan masih berkutat pada handphonenya untuk membaca beberapa pesan.

owh!! itu dia si perfect Zayn! Zayn kuharap kau tak lupa membawa cermin ajaibmu, kau harus tetap menjadi pria tersexy didunia ini”. Puji Louis. Entah itu sungguh-sungguh pujian atau jimat agar Zayn tak menghabisinya. Namun sepertinya gagal.

kubunuh kau, LOUISS!!”.

Zayn! Ada secangkir coffee ditanganku!!”.

Dengan cepat Harry merebut cangkir itu dari tangan Lou, “biar aku yang memegang cangkirnya. Zayn, kau habisi dia”. Akhir Harry memberikan 'wink' pada Zayn.

Sementara Zayn dan Louis sibuk beradu otot namun nyatanya tak memakai otot, Liam memperhatikan tatapan kosong Niall sedari tadi. Liam berdiri disamping Niall kini, melihat lebih dekat tatapan kosong itu.

hey, Niall? Any problem?”.

hah?”. Niall merasa terkejut atas sapaan Liam didekatnya yang tiba-tiba.

heyyy, sejak kapan Nando's kita bisa melamun?”. Sahut Zayn, melepaskan tangannya yang melingkar di leher Louis.

Zayn, shut up. Kau baik-baik saja Niall?”. Lanjut Liam.

ya, seperti yang kau lihat”. Niall kembali memberikan senyum palsunya.

aku tak melihat kau baik-baik saja sejak tadi”. Tegur Harry, sesekali meyeruput coffee milik Niall yang hampir habis itu.

ya, kau malah sibuk menghitung gedung-gedung diluar sana”. Komentar Lou, kembali duduk di kursinya.

you lie Niall, selama kau bersama kami kau tak pernah menyendiri seperti ini, kecuali.. kau memang sedang ada masalah atau kau sedang menghabiskan cemilan-cemilanmu dan tak mau membaginya pada kami”. Ungkap Liam

tapi.. kulihat tak ada cemilan disini, hanya secangkir choco coffee. Apa kau menyembunyikannya, Niall?”. Louis mencari sesuatu didalam saku Hoodie sampai celana Niall, mencari snack yang mungkin masih tersisa untuknya makan, namun nyatanya memang tak ada snack disini, 'tumben sekali'. Batin Louis.

Kini Niall kembali bungkam seribu bahasa setelah mendengar ucapan Liam tadi, “ceritakanlah pada kami jika kau memang sedang ada masalah, Niall. Itu akan membuat bebanmu berkurang”. Sahut Zayn mulai serius, menyadari teman kesayangannya itu benar-benar sedang tertimpa masalah yang rumit sepertinya.

Niall memilih menghindar dari kerumunan teman-temannya. Ia menghampiri sebuah meja makan yang tak besar juga tidak kecil disana, duduk disalah satu bangku yang tersedia. Ia mengacak habis rambutnya, memijat pelipisnya dan berkata, “we broke up”.

WHATT?!!”. Sahut Louis, Zayn dan Liam serempak tak percaya, dan memberikan raut wajah yang sama artinya, 'Impossible'. sedangkan Harry tersedak setelah meminum tegukan terakhir Choco Coffee milik Niall yang diberikan Louis tadi.

dia bilang ini yang terbaik untuk hubungan kami”. Jelas Niall singkat.

bagaimana bisa? Bukankah selama hampir dua tahun ini kalian tak ada masalah? Ada apa dengan dia? Kenapa dia melakukan ini padamu, Niall?”. Tanya Zayn yang dari nada bicaranya adalah memprotes.

Niall, kau tak serius kan?”. Tanya Harry yang masih terbatuk-batuk mendekati Niall.

no, i'm serious”.

~NLS~


_Niall pov_


Sejak delapan bulan silam aku menutup hati ku rapat-rapat, dan kini aku akan mulai membukanya kembali, namun kali ini aku akan berhati-hati memilih cinta. Bukan, maksudku menemukan cinta yang sesungguhnya, tak mau hal itu terulang lagi, mencintai seseorang yang ternyata ia tak mencintaimu?

Mungkin untuk seusiaku mencari cinta itu harusnya mudah, tapi tidak untuk seenak jidat mengatakan bahwa dialah cinta kita, itulah yang sulit untuk ku lontarkan sekarang, entahlah, aku cukup sulit untuk melupakan gadis yang seketika mampu membuatku sadar bahwa diantara kami sebenarnya tak ada latar cinta, tapi aku akan terus mencoba, membuktikan padanya bahwa aku bisa melakukan apa yang ia inginkan saat hari itu. Mencari cinta sejati. Dan itu... bukan dia.

Karna ialah kini aku menjadi seorang yang bersikukuh untuk mencari cinta yang benar-benar sejati, dialah yang telah mencuci otakku untuk menemukan cinta sejati, mantan kekasih, ah.. bukan, sahabatku, Sherine Arifa.


~NLS~











|To Be Continued|


Don't forget to send ur feedback! or visit my twitter account @FathimHaddad501 for send ur comment. thanx :) Sampe ketemu di part 2 ;)

0 comments:

Post a Comment

 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea