Monday, April 8, 2013

#NLS Princess Nose And True Love {Part 3}

Posted by Unknown at 8:41:00 PM

Title: #NLS “Princess Nose And True Love” {Part 3}

Author: @FathimHaddad501 aka Syarifah Fathimah AlHaddad

Genre: Romantic

Rating: G (General)

Cast: - @NiallOfficial as Niall Horan
          - @SherineCArifa as Sherine Arifa
          - @OfficialTL as Taylor Lautner
          - @christiemburke as Christie burke
          - And other boys of @OneDiretion {Louis, Zayn, Liam, and Harry}

Cameo: - @ddlovato as Demi Lovato




|Welcome to my Imagination|

Hope you like this guys ;)


~NLS~


_Niall pov_


Di perjalanan pulang, setelah kami menghadiri pertunangan teman kami, “Sher, sudah setengah tahun lebih sejak kau memutuskan untuk mencari cinta sejati, apa kau sudah menemukannya?”. Tanyaku.

Aku sadar kini ia melihatku tak percaya menanyakan hal semacam ini untuk pertama kalinya sejak hari itu, “menurutmu?”. Ucapnya, memintaku menebak, “belum. Dengar, ini hanya tebakanku”. Kataku.

hhahaha.. umm.. yaaa, memang belum, mungkin suatu saat nanti cinta sejatiku itu akan datang dengan sendirirnya, entah kapan, bagaimana denganmu, Niall?”. Ia balik bertanya, dan aku hanya menggeleng tetap fokus menyetir, memperhatikan jalan.

Dan akhirnya aku memberanikan diri bertanya padanya, tentang apa yang kulihat di pesta pertunangan temanku tadi. Sherine, dengan seorang pria berkulit sedikit gelap dariku.... , “lalu, siapa pria yang bersamamu tadi? Ia terlihat begitu akrab denganmu”. Tanyaku. Terbayang sesosok pria berambut hitam dan beralis tebal tadi, dimana ia mengusap lembut hidung Sherine yang entah kenapa membuatku berapi-api saat itu.




Sherine bangkit dari sandarannya, menatapku tajam, “kau melihatnya? Umm.. apa kau juga mendengar pembicaraan kami? Dimana kau saat aku bersamanya?”. Sherine malah balik bertanya, membuatku tak mengerti maksud ucapannya.

Traffic light berganti warna, membuatku terpaksa menekan pedal rem mobil Sherine agar berhenti, “maksudmu? Aku hanya melihat kalian dari kejauhan, yaa.. meskipun tak terdengar apa yang kalian bicarakan, tapi sepertinya kalian begitu akrab, kau tak pernah cerita padaku tentang dia”. Ucapku membalas tatapannya.

Sherine kembali bersandar, menghirup paksa udara berkali-kali menahan cairan yang ingin keluar dari dalam hidungnya dan menyekanya yang juga entah keberapa kalinya, “dia temanku, Taylor Lautner, tepatnya ia seniorku dulu saat aku masih kuliah, tapi kami berbeda jurusan, kami mulai dekat dan menjadi teman sekitar enam bulan yang lalu”. Jelasnya dan aku hanya mengangguk-angguk seolah mempercayainya. Aku tau melihat sikap mereka tadi, mereka tidak hanya terlihat sebagai teman, apa sebenarnya Sherine sudah menemukan cinta sejatinya?

kau flu lagi?”. Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

ya”. Singkatnya dan tak berapa lama ia bersin setelah tissue telah siap didepan wajahnya, menekan hidungnya dengan tissue, dan membuang tissue tersebut ketempat yang ternyata sudah ia sediakan untuk membuang semua tissue yang telah ia pakai, dan aku memang sudah terbiasa akan bersin dan flunya tersebut, “tapi kulihat dalam sebulan ini kau sepertinya sudah lebih dari lima kali flu, Sher”. Ucapku menebak-nebak.

benarkah? Dari mana kau tau itu?”. Tanyanya tak percaya dengan suara yang mulai berubah karena efek flu itu, “oh ayolah Sher, rumah kita berdempetan, suara bersinmu selalu mengganggu tidurku”. Jawabku dan mengatur gigi mobil agar melaju.

okay! Baiklah! Mulai hari ini aku akan bersin di kupingmu, agar kau semakin terganggu!”. Ucapnya ketus, “coba saja kalau berani! Aku akan mencubit hidungmu terlebih dahulu”. Balasku ketus.

'as long as you love me, i'll be your platinum, i'll be your silver, i'll be your gold. As long as you lo lo lo lo lo lo..'. Tiba-tiba hanphoneku berdering.

Sher bisa kau ambil handphoneku disaku? Ada yang menelfon, tolong kau angkat”. Pintaku karena terlalu sibuk mengatur setiran mobil jazz ini, “tidak mau”. Tolaknya melipat kedua tangannya dan mengalihkan pandangannya ke kaca mobil.

oh ayolah Sher, aku sedang mengemudi, kau mau kita menabrak sesuatu?”. Pintaku lagi dan akhirnya Sherine menurut walau masih dengan tampang cembetutnya, “Hallo?..... hey Harry?.... yaa ini aku Sherine, ad.. heey, kau mengenali suaraku yang bindeng ini?...............hhaha..... hya ia bersamaku, ia sedang mengemudikan mobilku, jadi aku yang mengangkat telfonmu, ada apa?................ hmm, okay akan aku sampaikan padanya, ada lagi?..... okay, baiklah................ yeaa next time maybe, akhir-akhir ini aku sibuk dengan live reportku Harr...... okay, i promise... bye”.

Mungkin Harry memintanya untuk bertemu mereka, karena sejak ia sibuk dengan pekerjaanya, Sherine jarang bertemu keempat temanku itu, hanya berpapasan atau kebetulan saja mereka bertemu.

Sherine memang begitu akrab dengan Harry dan juga member 1D lainnya, tapi tidak dengan Zayn sejak hari itu, padahal dulu Sherine dan Zayn cukup dekat. Tapi semenjak aku memberitahu mereka bahwa hubungan kami berakhir, Harry Liam dan Louis menyesali hal itu, karena artinya Sherine akan jarang bertemu mereka. Berbeda dengan Zayn, ia menduga bahwa Sherine berpaling ke lain pria, itu sebabnya ia memutuskan hubungan kami, aku tau Zayn terlalu 'protektif' padaku, ia paling sensitif jika aku tersakiti, dan aku kembali teringat pria di pesta tadi, apa benar Sherine seperti itu?

Sambil menyerahkan handphoneku ia menyampaikan pesan dari Harry tadi, “Harry bilang, kau harus kerumahnya sekarang, Liam, Zayn dan Louis sudah disana juga, hhh..hhHHACHIIIH...!!........ , dan kau akan kembali sibuk lagi sepertinya”. Ucapnya mengambil jeda setelah bersinnya untuk mengambil nafas panjang.

Kami sampai dirumah, kumasukkan mobil Sherine ke garasinya yang tidak terlalu besar, “Okay thanks, yaa kami baru saja merilis album, akan banyak tour dan lainnya”. Jelasku, mematikan mesin mobil dan kami keluar.

kau tak mau ikut?”. Ajakku, “untuk apa? Yang ada aku hanya mengganggu kalian dengan bersinku ini, lagi pula ini sudah larut, Niall”. Sherine tersenyum layu, mengambil kunci yang ada ditanganku.

gud nite”. Ucapku tiba-tiba saat memperhatikan punggungnya yang mulai menjauh, dan ucapan itu mampu masuk kedalam telinganya.

Sherine berbalik, menatapku dengan lembut, terlihat jelas raut wajah letihnya, “gud nite, Niall”. Ucap Sherine sebelum berbalik dan bersin kembali.


_Niall pov End_


~NLS~


_Author pov_


Duduk disofa bermotif abstrak tempat Niall bersandar menghilangkan penat yang amat menghantuinya selama beberapa minggu terakhir ini ia rasakan bersama The boys, dengan dua bungkus keripik kentang dan dua kaleng soda disampingnya, mampu menghancurkan kepenatannya tersebut.

Sibuk mengajak bicara benda mati dihadapannya, sesekali mengunyah satu per satu keripik kentang disamping kirinya yang hampir habis pada bungkus kedua, ia benar-benar berbicara pada sebuah laptop berkuran kurang lebih 14 inci seolah ia memang berbincang pada seseorang.

Ia tak sendiri di ruang tengah milik Harry itu, ada Zayn yang sibuk menelpon momnya, Louis dan Liam yang bertengkar habis melalui video game dihadapan keduanya, “Niall! Sudah cukup twitcamnya, cepat kau lihat ini”. Dan Harry yang tiba-tiba datang, mematikan paksa video game yang sebelumnya dikuasai oleh Liam dan Louis, ucapannya tersebutpun mampu membuat Niall mengakhiri twitcamnya itu, “.... okay guys, i'll be back letter, nite!”. Akhir Niall.

HAZZ!! WHAT ARE YOU DOING?!”. Teriak Louis berlebihan tak terima Harry menggantinya ke channel tv yang sedang menayakan breaking news. Dan tak perlu Harry menjawab, gambar yang di hasilkan dari dalam televisi tersebutlah yang menjawab.

ayolah Harr, ini bukan pertama kalinya Sherine live report”. Protes Liam membantu Louis, Sementara didalam layar televisi tersebut, Sherine terus melaporkan hasil pantauannya di lokasi kejadian yang sedang amat sangat ramainya karena sebuah acara parade yang mewarnai jalanan di gelap dan dinginnya malam, mewawancarai beberapa orang disekitarnya, “nooo! Bukan itu maksudku, Niall, Look at her face”. Jawab Harry menegaskan.

Niall bangkit dari sofa menghampiri Harry yang sudah berada setengah meter dari layar OLED tv berukuran 55 inci tersebut, “ia begitu pucat”. Lanjut Harry, karena tata pencahayaannya yang kurang menerangi wajah Sherine, Harry membantu menjelaskan apa yang Niall lihat pada raut wajah mantan kekasihnya itu. Louis, Liam, juga Zayn yang sudah mematikan telefonnya saat Louis berteriak tadi, kini ikut memperhatikan wajah Sherine yang sama ceria dengan segerombolan orang yang menyaksikan parade dan pesta kembang api tersebut, namun bibirnya yang terlihat pucat, dan matanya yang sayuplah yang membuatnya terlihat tak sehat.

biasa saja, mungkin ia tidak menggunakan make up nya, atau mungkin itu untuk mencari perhatian penonton saja”. Ucap Zayn ketus, “hey Zayn, bicara apa kau?”. Tegur Harry, “sudahlah, mungkin Zayn benar ia tak menggunakan make upnya jadi terlihat pucat”. Ucap Niall.

Kini layar tesebut tak lagi menampakkan sosok gadis berdarah asli Indonesia itu, melainkan hasil gambar yang di tangkap sang kameramen tentang apa yang Sherine laporkan tadi,“apa dia kelelahan? Apa dia mencoba menyembunyikan rasa letih dengan lebar senyum palsunya itu?”. Tanya Liam memecahkan keheningan di ruang tengah, “mungkin, okay boleh ku teruskan gamenya?”. Pinta Louis, namun tak ada seorangpun yang sempat menjawab, tiba-tiba layar televisi tersebut kembali menampakkan sesuatu yang membuat mereka semua tercengang, termasuk Niall.

oh my god, Sherine!”. Ucap Harry, dan seketika Niall mengambil kunci mobilnya disofa dan memakai black hoodienya dengan tergesa-gesa setelah melihat akhir dari laporan yang Sherine berikan. Namun bukan itu, melainkan tepat di akhir scene laporannya hidung Sherine yang seketika mengeluarkan tetes demi tetes Darah.


~NLS~


Sampai di Carnaby Street, tempat parade itu berlangsung, Niall mencari sebuah lokasi yang ia lihat di OLED TV milik Harry tadi, sambil sesekali menyentuh tanda call pada layar iPhonenya dibawah deretan angka yang memang sudah tersimpan sejak dua tahun lalu.

Sheriiine, cepat angkaat”. Ucapnya menerobos kesela-sela ratusan orang disekitarnya, tak perduli ada yang mengenalinya atau tidak, bahkan memeluknya atau memintanya untuk berfoto bersama ia tolak dengan ramah, “i'm so sorry, aku sedang mencari temanku, sorry”. Ucapnya memohon.

Terbebas dari kerumunan orang, Niall langsung menangkap sebuah lokasi yang ia cari-cari, ditambah sebuah mobil yang berlabel besar symbol stasiun televisi tempat mantan kekasihnya itu bekerja. Menambah kecepatan berjalannya, Niall menghampiri mobil tersebut dan menangkap sosok pria yang sepertinya seorang kameramen karena ia menenteng camera recordnya.

hey man, kau partner Sherine bukan, dimana ia?”. Sambar Niall langsung saat sudah di belakang pria itu, dan pria itu yang memang seorang kameramen pun berbalik, “ya,... hey, kau Niall Horan from One Direction? Mencari Sherine? Ia dibawa kerumah sakit dekat sini”.

apa? Rumah sakit?”. Tanya Niall lagi tak percaya, karena ia fikir Sherine hanya kelelahan saja, “yaa, saat live report tadi tiba-tiba ia mengeluarkan banyak darah dari hidungnya dan kemudian pingsan”. Jawab pria itu yang di dada sebelah kirinya tergantung tanda pengenal bertuliskan Josh Martinez namanya.

Niall sempat kaget dengan kata pingsan yang keluar dari mulut pria itu, “pingsan? Okay, Thank you man”. Akhir Niall menepuk pundak Josh, kemudian kembali melangkahkan kakinya lebih cepat dan siap untuk melewati kerumunan masyarakat tadi, juga fans-fansnya yang lagi-lagi tak dihiraukannya.

Niall!”. Tinggal dua puluh meter lagi ia sampai di mobilnya, tiba-tiba seseorang memanggilnya, “Demi?”. Ucap Niall menerka, sementara seorang gadis yang melepas kacamata hitam besarnya, juga tudung Hoodie hitam gliter yang melindungi rambutnya berlari kecil menghampiri Niall.




hey, kau ada disini juga? Sendiri? Aku tak melihat Harry dan yang lainnya”. Ucap Demi menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri mencari yang dimaksud.

Kau? Kenapa bisa disini?”. Tanya Niall tak percaya temannya yang juga penyanyi itu bisa sampai di london tanpa seorangpun yang tau kehadirannya di kota ini, “aku sedang refreshing, hanya beberapa hari, dan saat kudengar akan ada parade besar-besaran di kota ini, jadi aku kesini untuk melihat langsung. Dan kalau aku tau kau juga kesini aku akan memintamu menjemputku, dan kita pergi bersama”. Tak merespon perkataan demi lagi, Niall langsung teringat maksud awal kedatangannya ke tempat ini.
sorry dem, aku harus buru-buru”. Ucap Niall menghamiri mobilnya, “hey ada apa?”. Tanya Demi yang menyusul Niall, “Sherine masuk rumah sakit”. Jelas Niall menekan sebuah tombol pada kunci mobilnya, “kau masih berhubungan dengannya?”. Tanya Demi tak percaya.

maaf dem, aku benar-benar harus pergi sekarang”. Pinta Niall masuk kemobilnya, Demi menahan pintu tersebut, dan berkata, “tunggu! Aku ikut”.



~NLS~



Sherine!”. Panggil Niall saat keluar dan menutup pintu mobilnya, “Niall?”. Terka Sherine yang menyipitkan matanya, melihat siapa yang memanggilnya di balik remang-remangnya kegelapan, “Kenapa kau disini?”. Tanya Sherine menuruni tangga datar milik The Princess Grace Hospital untuk menghampiri Niall, “kau tak apa-apa? Bukankah kau pingsan? Aku melihatmu mimisan”. Ucap Niall tak percaya melihat Sherine baik-baik saja dan terlihat lebih segar dari yang ia lihat di televisi rumah Harry.

Hhaha.. kau cemas? ya.. benar, tapi aku hanya keletihan saja, mm.. kalau kau fikir aku sakit kenapa kau tak membawakanku sesuatu? Makanan? Buah-buahan? Hhaaah aku tau kau ini kan pelit kalau soal makanan”. Ucap Sherine yang benar-benar tidak terlihat bahwa ia adalah pasien Rumah Sakit ini.

Wajah Niall terlihat jelas perubahan dari raut kecemasannya menjadi pura-pura tidak cemas, “tiiidak, siapa bilang aku cemas? Aku hanya ingin lihat apa... kau benar-benar mimisan atau... hanya acting untuk mencari perhatian pada orang-orang yang melihatmu di tv tadi!”. Jawab Niall ketus, Sherine tak terima dengan perkataan Niall, ia memukul habis kepala dan tangan Niall berkali-kali, “iih.. dasar blonde bear!”. Teriak Sherine disela pukulannya pada Niall yang merintih kesakitan.

hey Sher, kelihatannya kau tidak sakit”. Ucap Demi yang keluar dari mobil Niall, seketika Sherine menghentikan pukulannya pada Niall, tawanya berubah segaris senyuman yang tak berarti apa-apa, “hey juga Dem, yaa aku hanya kelelahan, kau disini?”. Tanya Sherine yang sama bingungnya dengan Niall saat pertama bertemu Demi di kota ini, mengingat Demi bukanlah Asli orang sini.

yaa, aku berlibur untuk beberapa hari, dan kudengar ada parade besar-besaran di kota ini, jadi aku kesini untuk melihat, dan kebetulan tadi aku melihat Niall, dia bilang bahwa kau pingsan, tapii..”. Jelas Demi panjang lebar, dan mengambil jeda pada bagian terakhir untuk melihat tajam Sherine dari kepala hingga ujung kakinya, “... kau terlihat baik-baik saja”. Lanjut Demi.

Merasa kurang menarik untuk dilanjutkan pembicaraan itu, Sherine meninggalkan mereka, “aku tidak apa-apa, sebaiknya kalian lanjutkan acara kalian, aku harus kembali untuk menyelesaikan administrasi, bye”. Pamit Sherine sebelum berbalik kembali masuk ke 'Rumah Sakit'.

“Sher!”. Niall mencoba memanggil dan menyusulnya, “sudahlah Niall”. Demi menarik tangan Niall, menahan laju langkah si blonde itu, “kau lihat? Ia baik-baik saja, sekaraang bagaimana jika kita dinner bersama? Aku sudah lapar”. Pinta Demi menarik Niall kembali ke mobil, tak perduli akan tatapan Niall yang mengarah pada pintu rumah sakit yang baru saja Sherine lewati.


_Author pov End_


~NLS~


_Sherine pov_


Princess Nose's Diary

'3 November . 11:45 pm.

Kukira kau akan sulit mendapatkan penggantiku, Diakah cinta sejatimu? Aku bahagia Niall, sungguh, kau bisa membuktikan bahwa kau memang bisa menemukan cinta sejatimu, yaa.. aku bahagia kau bisa jatuh cinta, jatuh cinta yang sesungguhnya, dan kau tau Niall? Aku juga merasakan hal yang sama padamu saat ini, dan kau tau siapa dia, ya dia.... pria itu adalah....'

'Tess.. Tess..'.


~NLS~







|To Be Continued|


Don't forget to send ur feedback! Or visit my twitter account @FathimHaddad501  for send your comment. Thank's :) Sampe ketemu di part 4 ;)

0 comments:

Post a Comment

 

My Imagination Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea